Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

PERBANDINGAN BERAT ISI DAN REMBESAN BATA BETON RINGAN DENGAN PENAMBAHAN MINERAL ALAMI ZEOLIT ALAM TERTAHAN SARINGAN NO.80 (0,180mm) DAN TERTAHAN SARINGAN NO.200 (0,075mm) Hasanah, Mamluatul; Nurlina, Siti; Anggraini, Retno
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (888.02 KB)

Abstract

Perkembangan dan inovasi dari bata beton ringan terus dilakukan guna memperoleh material yang berkualitas tinggi. Salah satu inovasinya adalah dengan menambahkan mineral alami zeolit alam pada campuran bata beton ringan tersebut. Mineral zeolit memiliki kadar alumina silika (SiO2) didalamnya yang tinggi hingga 61,13% dimana unsur tersebut merupakan suatu unsur yang memiliki kekerasan cukup tinggi. Parameter yang di uji pada penelitian ini adalah berat isi dan rembesan. Pengujian tersebut dilakukan terhadap benda uji bata beton ringan dengan penambahan dua variasi mineral zeolit alam ukuran butir yaitu no. saringan 80 dan no. saringan 200 dengan prosentase masing-masing penambahan 0%, 10%, dan 20%. Pengujian berat isi dilakukan pada umur ke 7, 14, 21 dan 28 dengan ukuran benda uji 60 x 20 x 10 cm dan untuk pengujian rembesan dilakukan pada umur ke 28 setelah pencetakan benda uji dengan ukuran 25 x 20 x 10 cm Analisa data yang digunakan untuk memperoleh hasil dari penelitian ini adalah analisa anova satu arah dan analisa regresi. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan nilai berat isi pada umur ke 28 untuk masing-masing variasi yaitu, 0,699 kg/cm3, 0,715 kg/cm3, 0,722 kg/cm3, 0,731 kg/cm3 dan 0,744 kg/cm3 untuk prosentase penambahan berturut-turut 0%, 10% no.80, 20% no.80, 10% no.200 dan 20% no.200. Sedangkan untuk nilai dari kecepatan awal aliran rembesan adalah sebesar, 2.3148 cm3/menit, 1.9444 cm3/menit, 1.6667 cm3/menit, 1.4815 cm3/menit, dan 1.3889 cm3/menit untuk prosentase penambahan berturut-turut 0%, 10% no.80, 20% no.80, 10% no.200, dan 20% no.200. Nilai dari berat isi bata beton ringan dengan penambahan butiran zeolit terus mengalami peningkatan seiring dengan prosentase penambahan yang semakin besar. Nilai dari peningkatan berat isi yang terjadi memberikan kepadatan yang tinggi terhadap bata beton ringan yaitu dengan semakin kecilnya rongga yang ada pada bata beton ringan tersebut. Kata Kunci: bata beton ringan, zeolit, berat isi, rembesan
PERBANDINGAN BERAT ISI DAN REMBESAN BATA BETON RINGAN DENGAN PENAMBAHAN MINERAL ALAMI ZEOLIT ALAM BERGRADASI TERTENTU DENGAN DAN TANPA PERAWATAN KHUSUS Purwitasari, Kartika; Zacoeb, Achfas; Nurlina, Siti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.62 KB)

Abstract

Dibutuhkan suatu penyelesaian yang dapat memberikan keawetan namun dengan bahan yang dapat dengan mudah diindustrikan dan juga ramah lingkungan salah satunya zeolit karena mengandung banyak alumina silika (SiO2) namun masih memiliki massa jenis yang cukup ringan. Penelitian dilakukan dengan membuat 3 buah sampel benda uji variasi kadar penambahan zeolit pada benda uji yaitu 0%, 10%, dan 20%, sedangkan variasi perlakuan benda uji yaitu dengan perawatan (DP) dan tanpa perawatan (TP).  Zeolit yang digunakan memiliki gradasi tertentu (lolos saringan no. 80 (0,180 mm), no. 100 (0,149 mm), dan no. 200 (0,075 mm)). Pengujian berat isi dilakukan pada umur 7, 14, 21, dan 28 hari sedangkan pengujian rembesan dilakukan pada umur 28 hari. Hasil pengujian berat isi pada masing-masing variasi penambahan 0% TP, 0% DP, 10% TP, 10% DP, 20% TP, dan 20% DP pada umur 28 hari berturut-turut adalah 0,699 gr/cm3, 0,704 gr/cm3, 0,684 gr/cm3, 0,694 gr/cm3, 0,722 gr/cm3, 0,725 gr/cm3. Dari hasil tersebut terlihat bahwa selalu terjadi peningkatan berat isi setiap penambahan kadar zeolit. Sedangkan pada pengujian rembesan didapatkan nilai dari masing-masing variasi penambahan 0% TP, 0% DP, 10% TP, 10% DP, 20% TP, dan 20% DP pada umur 28 hari berturut-turut adalah 2,315 cm3/menit, 2,685 cm3/menit, 2,870 cm3/menit, 2,963 cm3/menit, 1,574 cm3/menit, 2,222 cm3/menit. Berdasarkan hasil diatas didapatkan bahwa selalu terjadi penurunan kecepatan rembesan setiap penambahan kadar zeolit. Dengan adanya penambahan zeolit yang ditambahkan menunjukkan semakin besarnya berat isi dan semakin menurunnya kecepatan rembesan.Kata Kunci : bata beton ringan, zeolit, berat isi, rembesan, perawatan, keawetan
PERILAKU LENTUR DINDING PANEL JARING KAWAT BAJA TIGA DIMENSI DENGAN VARIASI RASIO TINGGI DAN LEBAR (Hw/Lw) TERHADAP BEBAN LATERAL STATIK Molidan, Gingga; Wijatmiko, Indradi; Nurlina, Siti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (556.974 KB)

Abstract

Perkembangan jumlah penduduk yang meningkat secara signifikan tiap tahun tidak diimbangi dengan banyaknya penyedia hunian yang layak secara teknis maupun ekonomis menyebabkan terjadinya masalah backlog dalam dunia konstruksi hunian di Indonesia. Rasio tinggi dan lebar (Hw/Lw) pada dinding akan memperngaruhi bagaimana perilaku dinding tersebut dalam menerima beban lateral. Pada perbedaan rasio tersebut nantinya akan dapat dilihat pada dinding mana yang akan terjadi mekanisme kegagalan lentur  yang dominan (flexural dominant) dan perilaku lentur yang dominan (flexural behaviour). Pada penelitian ini digunakan tiga variasi rasio tinggi dan lebar (Hw/lw) dinding panel jaring kawat baja tiga dimensi yaitu dengan ukuran 60 cm x 60 cm (Hw/lw=1), ukuran 90 cm x 60 cm (Hw/Lw=1,5), dan ukuran 120 cm x 60 cm (Hw/Lw=2). Tebal dinding sama yaitu 15 cm dengan EPS dan wiremesh dengan tebal total 8 cm dan plesteran beton 7 cm. Pengujian beban lateral statik (static load test) dilakukan dengan memberikan beban tiap 100 kg (load control) hingga mencapai beban maksimum dinding dan dilanjutkan dengan tahap displacement control. Hasil dari penelitian dan pembahasan data menjelaskan bahwa dinding dengan rasio tinggi dan lebar (Hw/Lw) ≤ 1 mampu menahan beban yang paling besar yaitu berkisar 3 sampai 4 ton lebih. Berdasarkan hasil perhitungan pendekatan dari deformasi lentur yang terjadi didapatkan bahwa dinding dengan rasio tinggi dan lebar (Hw/Lw) > 2 memiliki nilai deformasi lentur yang paling besar. Selain itu timbulnya sendi plastis dan pola keretakan yang terjadi pada dinding dengan rasio ini termasuk mekanisme kegagalan akibat lentur sehingga dapat disimpulkan bahwa perilaku lentur (flexural behaviour) yang paling dominan terjadi pada dinding dengan rasio tinggi dan lebar (Hw/Lw) > 2. Kata-kata kunci: Perilaku lentur, dinding panel jaring kawat baja tiga dimensi, rasio tinggi dan lebar (Hw/lw), beban lateral statik.
Pengaruh Dimensi Kepala Geser (Shearhead) Terhadap Daya Dukung Pondasi Komposit Anyaman Bambu – Spesi Ditumpu pada Kedua Sisinya Dewi, Sri Murni; Nurlina, Siti; Ruslie, Khamal Barlev
Rekayasa Sipil Vol 2, No 2 (2008)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.74 KB)

Abstract

Pondasi telapak komposit anyaman bambu – spesi adalah suatu struktur pondasi yang didukung oleh kolom tunggal, dan pada sisi atas, bawah dan bagian tengah plat pondasi dilapisi anyaman bambu, serta pada bagian bawah kolom yang diproyeksikan kedalam plat terdapat tulangan dari bambu yang disebut shearhead. Penelitian terhadap pondasi komposit anyaman – bambu spesi ini bertujuan untuk mengetahui besarnya beban yang dapat mengakibatkan keruntuhan pada pondasi komposit anyman bambu – spesi dengan adanya variasi dimensi penampang shearhead.Dalam penelitian ini, beban runtuh tidak hanya diperoleh dari hasil penelitian. Sebagai pembanding dari hasil penelitian, beban runtuh juga dihitung secara teoritis dengan statika sederhana.Pada pengujian hipotesis diambil rasio kesalahan dalam menarik kesimpulan sebesar 5 %. Dari pengujian ini, untuk pengaruh variasai dimensi shearhead pada pondasi dengan tebal plat pondasi 10 cm, didapat nilai t hitung sebesar 4,23 dan nilai t tabel adalah 3,585. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variasi dimensi penampang shearhead untuk tebal plat pondasi 10 cm berpengaruh terhadap daya dukung pondasi komposit anyaman bambu – spesi. Sama halnya dengan tebal plat pondasi 10 cm, untuk tebal plat pondasi 16 cm diambil nilai rasio kesalahan dalam menarik kesimpulan sebesar 5 %. Dari pengujian terhadap hipotesis diperoleh nilai t hitung sebesar 4,585 dan nilai t tabel 3,585. Dari perbandingan nilai t tersebut, dapat disimpulkan bahwa variasi dimesnsi penampang shearhead untuk tebal plat pondasi 16 cm berpengaruh terhadap daya dukung pondasi komposit anyaman bambu – spesi.
Penerapan Bambu Sebagai Tulangan Dalam Struktur Rangka Batang Beton Bertulang Wonlele, Tedy; Dewi, Sri Murni; Nurlina, Siti
Rekayasa Sipil Vol 7, No 1 (2013)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1159.952 KB)

Abstract

Penerapan bambu sebagai tulangan dalam beton bertulang berangkat dari kenyataan akan kekuatan tarik bambu yang besar, merupakan material yang dapat diperbaharui dan ramah lingkungan sedangkan baja merupakan bahan tambang yang tidak dapat diperbaharui sehingga keberadaanya akan habis. Rangka atap bangunan sederhana merupakan salah satu jenis struktur yang dapat menggunakan beton bertulang bambu. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui kapasitas beban runtuh rangka batang beton bertulang bambu, (2) Megetahui perilaku keruntuhan rangka batang beton bertulang bambu, (3) Mengetahui pengaruh variasi ketinggian batang vertikal terhadap kapasitas beban runtuh dan pola keruntuhan beton bertulang bambu, (4) Mengetahui tegangan-tegangan yang bekerja pada elemen-elemen struktur rangka batang beton bertulang bambu. Penelitian ini menggunakan 6 buah benda uji rangka batang beton bertulang bambu, dimana 3 buah RB-100 dan 3 buah RB-80. Dimensi seluruh benda uji adalah panjang 240 cm dan dimensi penampang 8 x 8 kecuali tinggi 100 cm untuk RB-100 dan 80 cm untuk RB 80. Kesemuanya diuji dengan memberikan beban terpusat pada 3 buah titik simpul sejarak 60 cm, 120 cm dan 240 cm dari perletakan. Berdasarkan analisi hasil pengujian dapat ditarik kesimpulan: (1) RB-100 mampu memikul beban total lebih besar dari RB-8 namun variasi ketinggian RB-100 dan RB-80 tidak memberikan perbedaan beban maksimum yang signitifikan dimana nilai-nilai beban dianalisis dengan statistic yang memberikan penolakan a = 5%, (2) Keruntuhan awal yang terjadi pada struktur rangka batang beton bertulang bambu adalah keruntuhan tarik yang diperlihatkan dengan pola retak yang tegak lurus batang tarik horizontal namun keruntuhan seluruh struktur disebabkan karena keruntuhan titik buhul perletakan akibat pengaruh gaya geser dan gaya tekan , (3) Tegangan-tegangan pada RB-100 lebih besar dari tegangan-tegangn RB-80, (4) Rangka batang beton bertulang bambu cukup berpotensi untuk menggantikan rangka batang kayu 
Studi Eksperimental Momen Batas pada Pelat Berusuk Akibat Pembebanan Merata Nurlina, Siti; Setyowati, Edhi Wahyuni; Wijaya, Ming Narto
Rekayasa Sipil Vol 4, No 3 (2010)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (484.837 KB)

Abstract

Pelat merupakan salah satu jenis struktur yang sering digunakan dalam dunia konstruksi. Banyak bangunan yang menggunakan pelat dengan berbagai variasi, salah satunya adalah adanya rusuk dengan dimensi dan jarak tertentu pada pelat tersebut. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan membandingkan momen, lendutan pada pelat berusuk dengan pelat datar. Analisa plat dilakukan dengan menggunakan metode elastis pada plat berusuk. Untuk eksperimental, pelat yang dibuat adalah tiga buah pelat dengan variasi rusuk 10x10 cm dengan jarak antar rusuk 40 cm dan satu buah pelat berusuk. Pembebanan dilakukan dengan pemberian beban merata pada masing-masing pelat. Secara eksperimental, lendutan pelat datar lebih besar jika dibandingkan dengan pelat berusuk untuk titik yang sama pada tengah bentang pelat. Dari hasil perhitungan analisis nilai momen dan lendutan pada pelat datar lebih besar dibanding pelat berusuk pada tengah bentang pelat. Adanya rusuk pelat menjadi kaku dan distribusi momen merata dan lendutan yang terjadi juga lebih kecil. 
The Effect Of Dolomite As Lightweight Agregate’s Substitute To The Concrete’s Compressive Strength Budio, Sugeng P.; Nurlina, Siti; Ristinah, Ristinah; Hidayat, M. Taufik; Nuralinah, Devi; Permana, Andrian
Rekayasa Sipil Vol 7, No 3 (2013)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.113 KB)

Abstract

Indonesia is the country which has many natural resources that can be utilized in everyday life. One of the uses of natural resources is as a construction material. Human life cannot be separated from the construction field, because house is one of the basic human needs. Dolomite is a natural resource, which is generally used by many people as a mixture of cement, bricks, and soil fertilizer. However further research in the use of dolomite as a natural resource is needed, so that it is more useful and save. Dolomite can be used as a substitute for sand in concrete construction. Therefore, this research is conducted on the use of the dolomite material in the construction of concrete. Concrete specimens were made with a mixture proportion of dolomite as a replacement of sand. Then the compressive strength test is conducted. From these tests, it can be seen the influence of dolomite in the concrete mix and the percentage content of dolomite that can be used instead of sand. 
PENGARUH RASIO TULANGAN LONGITUDINAL DAN LETAK LAP SPLICE TERHADAP DAKTILITAS KOLOM BERTULANGAN RINGAN AKIBAT BEBAN SIKLIK Kurniasari, Desi Putri; Wibowo, Ari; Nurlina, Siti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1119.149 KB)

Abstract

Kolom merupakan struktur yang sangat vital dalam bangunan, jika terjadi kegagalan pada kolom maka kemungkinan gagalnya seluruh bangunan sangat lah tinggi. Bangunan tua dan rumah penduduk banyak yang dibangun dengan rasio tulangan longitudinal kurang dari 1% atau umumnya dikenal sebagai kolom bertulangan ringan, karena kurangnya pengetahuan pelaksana tentang struktur. Disisi lain, kerap muncul bangunan bertingkat yang mengharuskan penggunaan lap splice pada kolom untuk dapat meneruskan tulangan, dimana peletakan lap splice yang tidak tepat dapat mempengaruhi kegagalan suatu kolom. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perilaku kolom bertulangan ringan dengan lap splice akibat gempa, perilaku yang dimaksud adalah daktilitas perpindahan. Pada penelitian ini digunakan dua jenis variasi yaitu rasio tulangan longitudinal (0.8% dan 1.1%) dan letak lap splice (bawah dan tengah). Terdapat 4 spesimen yang mewakili variasi tersebut dengan ukuran 150x160 mm dan f’c 25 MPa. Pengujian dilakukan dengan memberikan beban aksial konstan sebesar 0.1 Pu dan beban siklik hingga kolom melewati keruntuhan beban lateral dengan metode displacement control. Data yang dicatat untuk analisis daktilitas berupa data beban dan perpindahan tiap siklusnya. Hasil eksperimental dari penelitian ini menunjukkan bahwa kolom dengan rasio tulangan longitudinal 0.8% memiliki daktilitas yang jauh lebih besar dari kolom dengan rasio 1.1%, sedangkan kolom dengan letak lap splice di tengah memiliki daktilitas lebih besar dari kolom dengan letak lap splice di bawah, meskipun perbedaannya tidak signifikan. Kata kunci : perilaku kolom, beton bertulangan ringan, daktilitas perpindahan, beban gempa, keruntuhan kolom
PENGARUH RASIO TULANGAN LOGITUDINAL DAN JARAK SENGKANG TERHADAP KAPASITAS BEBAN LATERAL MAKSIMUM KOLOM BERTULANGAN RINGAN AKIBAT BEBAN SIKLIK Theophilus, Stefan; Wibowo, Ari; Nurlina, Siti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (675.207 KB)

Abstract

Kolom merupakan komponen struktural yang berfungsi sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Di Indonesia masih sering dijumpai bangunan dengan  kolom berrasio tulangan longitudinal kurang dari 0.01 kali luas bruto penampang atau bisa disebut kolom bertulangan ringan. Kolom bertulangan ringan seringkali dipercaya memiliki performa yang buruk dalam menahan gempa. Padahal di beberapa kasus yang ditemui bahwa di banyak negara, walaupun kolomnya bertulangan ringan, mereka cukup mampu bertahan terhadap gempa. Apabila ditinjau dari bidang ketekniksipilan, perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai kolom tulangan ringan tersebut dengan dikaitkan dengan aspek-aspek konstruksi. Aspek-aspek tersebut diantaranya adalah mengenai kekuatan struktur kolom tulangan ringan beserta komponen penyusunnya, daktilitas, kuat kapasitas beban lateral, ketahanan terhadap gempa, pola retak dan lain sebagainya Dalam penelitian ini kolom beton bertulang digunakan sebagai benda uji dengan banyak benda uji sebanyak 4 buah kolom dengan variasi rasio tulangan longitudinal (0,8% dan 1,1%) dan variasi jarak sengkang (15cm dan 25 cm). Kolom benda uji diletakkan diatas frame pengujian. Beban lateral siklik dan beban aksial yang juga akan dianalisa kapasitas beban lateral terhadap perpindahan. Hasil dari penelitian dan pembahasan data menjelaskan bahwa benda Uji L25C (r = 0.8% ; Æ6-250)  dapat menahan 2270,5 kg saat kondisi push dan 1778,5 kg pada kondisi pull. Benda Uji L15C (r = 0.8% ; Æ6-150)  dapat menahan 1508,5 kg saat kondisi push dan 2061,25 kg pada kondisi pull. Benda Uji M25C  dapat menahan 2080 kg(r = 1,1% ; Æ6-250) saat kondisi push dan 2322,5 kg pada kondisi pull . Benda Uji M15C  dapat menahan 2202,5 kg (r = 1,1% ; Æ6-150) saat kondisi push dan 2079,5 kg pada kondisi pull. Kata kunci: kolom, ringan, kapasitas beban lateral, sengkang, rasio tulangan
ANALISIS DEFORMASI STRUKTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN LUBANG HOLLOW CORE PADA TENGAH BALOK Alaydrus, Mustofa; Nurlina, Siti; N, Christin Remayanti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (794.619 KB)

Abstract

Kebutuhan manusia untuk bangunan dan infrastruktur tiap tahun mengalami peningkatan. Hal ini secara langsung membuat kebutuhan akan bahan baku bangunan juga meningkat. Efisiensi, peningkatan dan inovasi bahan baku menjadi hal yang perlu diperhatikan. Perkembangan konstruksi beberapa dekade belakangan ini sudah sangat pesat, dalam perkembangannya ini menjadikan beton sebagai bahan bangunan yang sangat diminati. Hampir sebagian besar bangunan dibuat mengguanakan beton di berbagai bagian strukturnya. Beton didapat dari campuran pasir, kerikil dan semen. Dalam penelitian ini, akan diuji deformasi struktur balok beton bertulang dengan lubang hollow core di tengah balok. Pengujian ini difokuskan pada struktur balok. Dalam penelitian ini, digunakan benda uji balok penampang persegi dengan tiga buah lubang persegi dengan arah memanjang balok di tengah badan balok. Untuk memudahkan dalam proses pembuatan benda uji, maka lubang diisi dengan styrofoam yang diletakkan dibawah garis batas pemisah bagian tarik dan tekan penampang (garis netral). Hasil dari penelitian menunjukkan berat volume balok beton dengan lubang 5 x 10 x 60 cm,  balok beton dengan lubang 7 x 10 x 60 cm, dan balok beton dengan lubang 9 x 10 x 60 cm berturut-turut mengalami penurunan sebesar 14,10%; 15,17%; dan 18,47% dibandingkan dengan balok beton tanpa lubang. Deformasi balok beton mengalami naik turun di nilai deformasinya karena beban maksimum yang dapat diterima berbeda , sehingga nilai deformasi pada balok beton dengan lubang 7 x 10 x 60 cmyang mengalami nilai deformasi paling besar diantara balok beton dengan lubang lainnya. Nilai rata-rata terbesar deformasi balok beton berlubang 5 x 10 x 60 cm, 7 x 10 x 60 cm, dan 9 x 10 x 60 cm berturut turut sebesar 4 mm; 5,16 mm; dan 3,14 mm. Nilai deformasi ini tidak signifikan dibandingkan dengan penurunan berat volume yang terjadi. Kata kunci: balok, berat volume, beton, hollow core, deformasi.