Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENDAMPINGAN BELAJAR MENGGUNAKAN MEDIA KARTU HURUF DAN KANTONG BILANGAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN LITERASI DAN NUMERASI SISWA KELAS RENDAH DI SDI NGABHEO Kugu, Yustina Paulina; Teku, Maria Selviana; Nae, Rikardus Ferinius; Bajo, Yohanes; Kua, Maria Yuliana; Dinatha, Ngurah Mahendra; Ngura, Elisabeth Tantiana; Kaka, Pelipus Wungo
Jurnal Citra Kuliah Kerja Nyata Vol. 2 No. 1 (2024): Jurnal Citra Kuliah Kerja Nyata
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat STKIP Citra Bakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38048/jckkn.v2i1.3362

Abstract

Pelaksanaan pendampingan ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang ditemukan di SDI Ngabheo dimana siswa-siswi mengalami kesulitan dalam pemahaman literasi dan numerasi terutama dalam membaca, menulis dan berhitung. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan literasi dan numerasi siswa terutama siswa di kelas rendah. Kegiatan pendampingan ini dilakukan dengan beberapa tahapan metode yaitu metode pengamatan serta pendampingan kelompok belajar siswa secara langsung oleh tim abdimas. Kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan bantuan media berupa kartu huruf dan kantong bilangan. Pada kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilakukan di desa Ngabheo kecamatan Soa, mahasiswa melakukan kegiatan pendampingan kepada siswa di sekolah maupun diluar jam sekolah diawali dengan melakukan proses pengamatan. Sasaran utama pada kegiatan ini adalah siswa kelas rendah yang berjumlah 5 orang. Kegiatan pendampingan di sekolah dan di luar sekolah melalui proses pengamatan terhadap siswa di dalam kelas untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap pelajaran yang diberikan guru dan meningkatkan kemampuan nalar siswa terhadap pelajaran yang telah didapat di sekolah terutama dalam bidang literasi dan numerasi. Hasil dari kegiatan pendampingan ini memberikan dampak positif bagi siswa di SDI Ngabheo dalam meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi siswa serta motivasi belajar siswa yang semakin meningkat terutama dalam membaca, menulis dan berhitung.
PENERAPAN ALAT MUSIK TRADISIONAL GA’A LI DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR Klau, Angelina Eno; Beka, Dionisia; Nono , Ulrikus; Pase, Yohana; Teku, Maria Selviana; Lawe, Yosefina Uge
Jurnal Citra Pendidikan Vol. 2 No. 4 (2022): Jurnal Citra Pendidikan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat STKIP Citra Bakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38048/jcp.v2i4.938

Abstract

Berdasarkan hasil wawancara yang sudah dilakukan oleh kami pada Desa Kealigejo Kecamatan Aimere Kabupaten Ngada, dapat disimpulkan bahwa alat musik Ga’a Li pertama kali dibuat oleh Bapak Klemens Wewe. Pembuatan alat musik Ga’a Li ini terinspirasi dari bunyi Ga’a yang biasa digunakan oleh orang tua dahulu untuk memanggil dan memberi makan babi. Terinspirasi dengan bunyi Ga’a itulah Bapak Klemens Wewe merancang Ga’a menjadi alat musik mirip kolintang. Alat musik ini mulai dibuat pada tahun 2010 dan diperkenalkan kepada masyarakat pada tahun 2012. Alat musik Ga’a Li memiliki enam bentuk fisik yang sama namun memiliki ukuran dan karakter bunyi yang berbeda ketika dimainkan. Semua nada yang dihasilkan dalam ke enam Ga’a Li dalam tonalitas do=F Yang membedakan antara Ga’a Li yang satu dengan yang lainnya adalah nada-nada pada bilah bambu setiap Ga’a Li. Perbedaan nada itu disebabkan karena perbedaan ukuran bilah bambu. Dalam memainkan alat musik Ga’a Li ini dilengkapi dengan bebrapa alat musik lain diantaranya adalah Tobho, Foi Doa, Laba (Gendang) dan Markas. Musik memiliki manfaat dalam perkembangan belajar siswa sekolah dasar. Diantaranya terhadap hasil belajar, emosional, intelejensi, daya ingat dan konsentrasi. Peserta didik yang dari kecil terbiasa mendengarkan musik terbukti kecerdasan emosionalnya akan lebih berkembang. Anak dan musik memiliki keterkaitan yang kuat, makna musik bermanfaat untuk meningkatkan kecerdasan anak dan perkembangan belajar anak. Anak usia tiga sampai 6 tahun mengembangkan kecerdasan emosinya dengan mendengarkan lagu, karena masa itu merupakan masa yang paling baik pada perkembangan pendengarannya. Oleh sebab itu penulis kami mengkaji manfaat musik pada perkembangan belajar peserta didik sekolah dasar.
PENERAPAN ALAT MUSIK TRADISIONAL GA’A LI DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR Klau, Angelina Eno; Beka, Dionisia; Nono , Ulrikus; Pase, Yohana; Teku, Maria Selviana; Lawe, Yosefina Uge
Jurnal Citra Pendidikan Vol. 2 No. 4 (2022): Jurnal Citra Pendidikan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat STKIP Citra Bakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38048/jcp.v2i4.938

Abstract

Berdasarkan hasil wawancara yang sudah dilakukan oleh kami pada Desa Kealigejo Kecamatan Aimere Kabupaten Ngada, dapat disimpulkan bahwa alat musik Ga’a Li pertama kali dibuat oleh Bapak Klemens Wewe. Pembuatan alat musik Ga’a Li ini terinspirasi dari bunyi Ga’a yang biasa digunakan oleh orang tua dahulu untuk memanggil dan memberi makan babi. Terinspirasi dengan bunyi Ga’a itulah Bapak Klemens Wewe merancang Ga’a menjadi alat musik mirip kolintang. Alat musik ini mulai dibuat pada tahun 2010 dan diperkenalkan kepada masyarakat pada tahun 2012. Alat musik Ga’a Li memiliki enam bentuk fisik yang sama namun memiliki ukuran dan karakter bunyi yang berbeda ketika dimainkan. Semua nada yang dihasilkan dalam ke enam Ga’a Li dalam tonalitas do=F Yang membedakan antara Ga’a Li yang satu dengan yang lainnya adalah nada-nada pada bilah bambu setiap Ga’a Li. Perbedaan nada itu disebabkan karena perbedaan ukuran bilah bambu. Dalam memainkan alat musik Ga’a Li ini dilengkapi dengan bebrapa alat musik lain diantaranya adalah Tobho, Foi Doa, Laba (Gendang) dan Markas. Musik memiliki manfaat dalam perkembangan belajar siswa sekolah dasar. Diantaranya terhadap hasil belajar, emosional, intelejensi, daya ingat dan konsentrasi. Peserta didik yang dari kecil terbiasa mendengarkan musik terbukti kecerdasan emosionalnya akan lebih berkembang. Anak dan musik memiliki keterkaitan yang kuat, makna musik bermanfaat untuk meningkatkan kecerdasan anak dan perkembangan belajar anak. Anak usia tiga sampai 6 tahun mengembangkan kecerdasan emosinya dengan mendengarkan lagu, karena masa itu merupakan masa yang paling baik pada perkembangan pendengarannya. Oleh sebab itu penulis kami mengkaji manfaat musik pada perkembangan belajar peserta didik sekolah dasar.
PENDAMPINGAN BELAJAR MENGGUNAKAN MEDIA KARTU HURUF DAN KANTONG BILANGAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN LITERASI DAN NUMERASI SISWA KELAS RENDAH DI SDI NGABHEO Kugu, Yustina Paulina; Teku, Maria Selviana; Nae, Rikardus Ferinius; Bajo, Yohanes; Kua, Maria Yuliana; Dinatha, Ngurah Mahendra; Ngura, Elisabeth Tantiana; Kaka, Pelipus Wungo
Jurnal Citra Kuliah Kerja Nyata Vol. 2 No. 1 (2024): Jurnal Citra Kuliah Kerja Nyata
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat STKIP Citra Bakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38048/jckkn.v2i1.3362

Abstract

Pelaksanaan pendampingan ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang ditemukan di SDI Ngabheo dimana siswa-siswi mengalami kesulitan dalam pemahaman literasi dan numerasi terutama dalam membaca, menulis dan berhitung. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan literasi dan numerasi siswa terutama siswa di kelas rendah. Kegiatan pendampingan ini dilakukan dengan beberapa tahapan metode yaitu metode pengamatan serta pendampingan kelompok belajar siswa secara langsung oleh tim abdimas. Kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan bantuan media berupa kartu huruf dan kantong bilangan. Pada kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilakukan di desa Ngabheo kecamatan Soa, mahasiswa melakukan kegiatan pendampingan kepada siswa di sekolah maupun diluar jam sekolah diawali dengan melakukan proses pengamatan. Sasaran utama pada kegiatan ini adalah siswa kelas rendah yang berjumlah 5 orang. Kegiatan pendampingan di sekolah dan di luar sekolah melalui proses pengamatan terhadap siswa di dalam kelas untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap pelajaran yang diberikan guru dan meningkatkan kemampuan nalar siswa terhadap pelajaran yang telah didapat di sekolah terutama dalam bidang literasi dan numerasi. Hasil dari kegiatan pendampingan ini memberikan dampak positif bagi siswa di SDI Ngabheo dalam meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi siswa serta motivasi belajar siswa yang semakin meningkat terutama dalam membaca, menulis dan berhitung.
PENERAPAN ALAT MUSIK TRADISIONAL GA’A LI DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR Klau, Angelina Eno; Beka, Dionisia; Nono , Ulrikus; Pase, Yohana; Teku, Maria Selviana; Lawe, Yosefina Uge
Jurnal Citra Pendidikan Vol. 2 No. 4 (2022): Jurnal Citra Pendidikan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat STKIP Citra Bakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38048/jcp.v2i4.938

Abstract

Berdasarkan hasil wawancara yang sudah dilakukan oleh kami pada Desa Kealigejo Kecamatan Aimere Kabupaten Ngada, dapat disimpulkan bahwa alat musik Ga’a Li pertama kali dibuat oleh Bapak Klemens Wewe. Pembuatan alat musik Ga’a Li ini terinspirasi dari bunyi Ga’a yang biasa digunakan oleh orang tua dahulu untuk memanggil dan memberi makan babi. Terinspirasi dengan bunyi Ga’a itulah Bapak Klemens Wewe merancang Ga’a menjadi alat musik mirip kolintang. Alat musik ini mulai dibuat pada tahun 2010 dan diperkenalkan kepada masyarakat pada tahun 2012. Alat musik Ga’a Li memiliki enam bentuk fisik yang sama namun memiliki ukuran dan karakter bunyi yang berbeda ketika dimainkan. Semua nada yang dihasilkan dalam ke enam Ga’a Li dalam tonalitas do=F Yang membedakan antara Ga’a Li yang satu dengan yang lainnya adalah nada-nada pada bilah bambu setiap Ga’a Li. Perbedaan nada itu disebabkan karena perbedaan ukuran bilah bambu. Dalam memainkan alat musik Ga’a Li ini dilengkapi dengan bebrapa alat musik lain diantaranya adalah Tobho, Foi Doa, Laba (Gendang) dan Markas. Musik memiliki manfaat dalam perkembangan belajar siswa sekolah dasar. Diantaranya terhadap hasil belajar, emosional, intelejensi, daya ingat dan konsentrasi. Peserta didik yang dari kecil terbiasa mendengarkan musik terbukti kecerdasan emosionalnya akan lebih berkembang. Anak dan musik memiliki keterkaitan yang kuat, makna musik bermanfaat untuk meningkatkan kecerdasan anak dan perkembangan belajar anak. Anak usia tiga sampai 6 tahun mengembangkan kecerdasan emosinya dengan mendengarkan lagu, karena masa itu merupakan masa yang paling baik pada perkembangan pendengarannya. Oleh sebab itu penulis kami mengkaji manfaat musik pada perkembangan belajar peserta didik sekolah dasar.