Chaidir, M Rizal
Universitas Padjadjaran

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Gambaran Faktor Risiko Flat Foot pada Anak Umur Enam sampai Sepuluh Tahun di Kecamatan Sukajadi Mien, Viena Annisa; Mayasari, Wulan; Chaidir, M Rizal
Jurnal Sistem Kesehatan Vol 3, No 2 (2017): Volume 3 Nomor 2 Desember 2017
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.074 KB) | DOI: 10.24198/jsk.v3i2.15010

Abstract

Kondisi flat foot banyak terjadi pada anak-anak. Meskipun seringkali tidak menimbulkan gejala, jika kondisi tersebut menuju tahap yang lebih serius, keadaan tersebut dapat mengganggu fungsi kaki. Sehingga dibutuhkan adanya deteksi untuk mengetahui kondisi flat foot lebih awal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor risiko flat foot pada anak umur enam sampai sepuluh tahun di Kecamatan Sukajadi. Metode potong-lintang deskriptif kuantitatif pada 326 anak yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi di SD Citrawinaya, Sejahtera 1, Sukagalih 5, Sarijadi Selatan 1, dan Sukasari 1 sejak bulan September sampai Oktober 2016. Setelah mendapat persetujuan dan identitas anak, dilakukan pengukuran tinggi, berat badan serta pengecapan kaki. Status gizi diinterpretasi berdasarkan klasifikasi WHO. Sedangkan kondisi flat foot diidentifikasi menggunakan Denis grades. Dari 326 anak yang diikutsertakan, kondisi flat foot terjadi pada 129 (40%) anak. Anak laki-laki lebih banyak mengalami flat foot (23,78%) dibandingkan perempuan. Flat foot lebih banyak terjadi pada anak umur tujuh tahun (9,28%), anak dengan status gizi overweight (13,69%), dan pada anak dengan anggota keluarga yang memiliki riwayat flat foot (26,67%). Angka kejadian flat foot pada anak di Kecamatan Sukajadi masih cukup tinggi pada kelompok yang berisiko seperti laki-laki, umur lebih muda, status gizi overweight, dan adanya riwayat flat foot pada keluarga.Kata kunci: anak, faktor risiko, flat foot
Efek Pemberian Meloxicam Yang Diberikan Selama Fase Inflamasi Terhadap Proses Penyembuhan Tulang Tikus Paska Open Reduction Internal Fixation K-Wire Dinilai Secara Radiologis Pinandita, Tody; Ismono, Darmadji; Ismiarto, Yoyos Dias; Chaidir, M Rizal
Jurnal Sistem Kesehatan Vol 3, No 3 (2018): Volume 3 Nomor 3 Maret 2018
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.044 KB) | DOI: 10.24198/jsk.v3i3.16989

Abstract

Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya delayed union atau nonunion  pada kasus fraktur adalah pemberian OAINS seperti Meloxicam, namun Meloxicam tetap harus diberikan selama fase inflamasi untuk mengurangi rasa nyeri dan reaksi inflamasi. Tujuan penelitian   untuk menganalisis efek Meloxicam terhadap pembentukan kalus paha tikus yang diberikan selama fase inflamasi paska open reduction internal fixation K-wire dinilai secara radiologis. Penelitian merupakan uji eksperimental laboratorium pada 33 tikus jantan dengan metode pengambilan sampel rancang acak sederhana. Penelitian dilakukan di Bagian Farmakologi Klinik FK-Unpad, Departemen/SMF Orthopaedi dan Traumatologi FK Unpad/RSHS Bandung dan Departemen/SMF Radiologi FK Unpad/RSHS Bandung, mulai dari 25 Juli 2017 hingga 7 September 2017. Penelitian menunjukkan kelompok kontrol dan perlakuan I (Meloxicam 7 hari) memiliki skor Tiedeman  lebih baik dibandingkan kelompok perlakuan II (Meloxicam 30 hari) pada hari ke-30 (p < 0.05) dan ke-45 (p < 0.05), diameter kalus kelompok kontrol dan perlakuan I lebih baik dibandingkan perlakuan II pada hari ke-30 (p <0.05) dan hari ke-45 (p < 0.05), volume kalus kelompok kontrol dan perlakuan I lebih baik pada hari ke-30 (p < 0.05) dan hari ke-45 (p < 0.05). Kesimpulan penelitian adalah pemberian Meloxicam selama fase inflamasi paska ORIF intramedullary K-wire setelah terjadi fraktur, tidak mempengaruhi proses penyembuhan fraktur.Kata kunci : Meloxicam, paska ORIF,  fase inflamasi, penyembuhan fraktur