Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Teks dan Konteks Penafsiran Ayat-ayat Tentang Buah-buahan dalam Al-Qur’an Hery Sahputra
AL-MUTSLA Vol. 6 No. 1 (2024): Jurnal Al Mutsla
Publisher : STAIN MAJENE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46870/jstain.v6i1.1102

Abstract

Artikel ini mengkaji tentang teks dan konteks ayat-ayat tentang buah-buahan dalam al-Quran. Ayat-ayat tentang buah-buahan tersebar dalam berbagai ayat sebagai penegasan tentang pentingnya buah-buahan tersebut. Penelitian ini mengajukan pertanyaan apa saja ayat-ayat tentang buah-buahan dan bagaimana penafsiran tentang ayat-ayat tentang buah-buahan? Untuk menjawab pertanyaan penelitian digunakan kualitatif yang berusaha menggali dan menemukan dari tafsir yang dijadikan sebagai sumber primer. Temuan penelitian ini menjelaskan bahwa ada 6 (enam) buah-buahan yang disebutkan dalam al-Qur’an, yaitu pisang, tin, zaitun, kurma, delima dan anggur yang tersebar dalam berbagai bagai ayat. Penafsiran terhadap ayat-ayat tentang buah-buahan umumnya merujuk pada pemahaman bahwa buah-buahan sebagai bentuk tanda dan isyarat tentang kebesaran Allah. Selain itu, secara khusus juga ada yang merujuk pada buah-buahan yang dikenal saat sekarang ini.
Al-Ashil Fi Al Tafsir (Pengertian dan Karakteristik) Hery Sahputra; Wahyu Ramadhani Rambe; M. Naqsyabandi S; Khoirul Anwar
Jurnal Riset Rumpun Agama dan Filsafat Vol. 4 No. 2 (2025): Agustus : Jurnal Riset Rumpun Agama dan Filsafat
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jurrafi.v4i2.5588

Abstract

This studyiuses a quantitative method with a descriptive approach to analyze the concept of al-Ashil fi al-Tafsir, both in terms of its definition and characteristics. Al-Asli fi al-Tafsir is a fundamental principle in Qur’anic exegesis that refers to the primary sources in understanding the sacred text, such as theiQur’an itself, the Prophet’s hadith, ijma’ (scholarly consensus), and qiyas (analogical reasoning). This concept serves as a crucial foundation for interpreters to maintain the authenticity of interpretations so they remain aligned with the intended meaning of the revelation. This study gathers data from 15 journals discussing exegesis methodology and fundamental principles in understanding the Qur’an. The findings indicate that *al-Asli fi al-Tafsir* has several key characteristics, including adherence to the text, maintaining the original meaning, and considering the historical context of revelation. Furthermore, this principle emphasizes the importance of deep Arabic language comprehension and the continuity between the text and its practical application in daily life. Thus, this studyiprovides an in-depth insight into the fundamental principles of Qur’anic exegesis.
PERBANDINGAN TAFSIR AYAT MAISIR DALAM AL-AZHAR KARYA BUYA HAMKA DAN AL-MISBAH KARYA QURAISH SHIHAB: IMPLIKASI SOSIAL DAN MORAL TERHADAP PERILAKU GENERASI MUDA DI INDONESIA Saman, Muhammad Arif; Hery Sahputra
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Raushan Fikr Vol 14 No 1 (2025): Jurnal Ilmiah Mahasiswa Raushan Fikr
Publisher : Lembaga Kajian dan Pemberdayaan Mahasiswa UIN Prof. KH. Saifuddin Zuhri Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24090/jimrf.v14i1.13647

Abstract

This study investigates the interpretation of maisir (gambling) as discussed in Surah Al-Baqarah [2]:219 and Al-Mā’idah [5]:90, by comparing two prominent works of contemporary Qur’anic exegesis: Tafsir al-Azhar by Buya Hamka and Tafsir al-Misbah by M. Quraish Shihab. Employing a qualitative, conceptual analysis through textual study, this research seeks to delineate the methodological differences in understanding the prohibition of gambling. Buya Hamka adopts a normative-exegetical approach, firmly emphasizing the moral and social corruption caused by all forms of maisir. In contrast, Quraish Shihab offers a contextualized hermeneutic, linking the prohibition to broader socio-economic dynamics within modern society. This paper further explores the pedagogical implications of integrating both interpretive frameworks within religious education curricula to enhance the moral awareness of Indonesian youth regarding the risks of gambling, particularly in its digital manifestations. The findings suggest that thematically integrated exegesis within religious instruction can serve as a constructive educational strategy to address contemporary moral challenges such as the rise of online gambling
Hujan dalam Perspektif Al-Qur’an Surah Al-Anfal Ayat 11: Analisis Tafsir Tahlili Kementerian Agama RI Martuani Siregar; Abdul Halim; Hery Sahputra
Mesada: Journal of Innovative Research Vol. 2 No. 2 (2025): July-December
Publisher : Yayasan Zia Salsabila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61253/py3q6594

Abstract

Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang di dalamnya terdapat berbagai petunjuk dan pelajaran, termasuk tentang fenomena alam seperti hujan. Hujan tidak hanya dijelaskan sebagai bagian dari siklus alam, tetapi juga memiliki makna spiritual dan fungsi vital dalam kehidupan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji manfaat dan hikmah hujan terhadap makhluk hidup dalam perspektif Al-Qur’an, khususnya melalui analisis tafsir Surah Al-Anfal ayat 11. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan library research serta metode tafsir tematik (maudhu’i), dengan sumber data utama berupa Al-Qur’an dan beberapa kitab tafsir seperti Tafsir Kementerian Agama RI, Tafsir Al-Misbah, dan Fi Zhilalil Qur’an. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hujan dalam Al-Qur’an bukan hanya sebagai rezeki dan rahmat, tetapi juga sebagai sarana penyucian diri, penguat fisik dan mental dalam konteks peperangan, serta penegas kekuasaan Allah Swt. atas segala sesuatu. Dengan demikian, hujan memiliki makna multidimensional baik secara ilmiah maupun teologis, dan menjadi pengingat bagi manusia untuk selalu bersyukur dan menjaga alam.
Pola Asuh Otoriter dan Solusinya Berdasarkan Al-Qur’an Izmy Erviana; Ahmad Zuhri; Hery Sahputra
MUDABBIR Journal Research and Education Studies Vol. 5 No. 2 (2025): In Process
Publisher : Perkumpulan Manajer Pendidikan Islam Indonesia (PERMAPENDIS) Prov. Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pola asuh otoriter telah lama dikritik dalam kajian psikologi perkembangan anak karena cenderung menekan kemandirian, empati, dan regulasi emosi anak. Dalam konteks masyarakat Muslim, praktik ini kerap dipertahankan dengan dalih tradisi atau efisiensi disiplin. Studi ini bertujuan untuk menawarkan solusi konseptual dan praktis berbasis Al-Qur’an terhadap problematika pola asuh otoriter. Dengan pendekatan tafsir tematik (maudhu’i) dan integrasi teori psikologi otoritatif, penelitian ini mengkaji lima ayat utama (QS. Al-Baqarah:83, Luqman:19, An-Nahl:90, Al-Furqan:63, dan At-Tahrim:6) yang membentuk fondasi pengasuhan Qur’ani. Hasil kajian menemukan bahwa lima pilar nilai Qur’ani yaitu tauhid dan kesadaran ilahiyah, komunikasi santun dan empatik, disiplin berbasis keadilan dan ihsan, keteladanan emosional, serta pendidikan spiritual berorientasi ukhrawi memberikan kerangka alternatif terhadap gaya pengasuhan otoriter. Studi ini mengusulkan model Qur’anic Authoritative Parenting yang menggabungkan kontrol moral dan kasih sayang berbasis nilai transendental sebagai sintesis antara ajaran Islam dan pendekatan psikologi kontemporer. Temuan ini diharapkan dapat memperkaya literatur pengasuhan Islami dan menjadi pedoman aplikatif dalam membentuk keluarga yang seimbang secara spiritual dan psikososial