School refusal (penolakan sekolah) adalah masalah emosional yang dimanifestasikan dengan penolakan anak atau remaja untuk menghadiri sekolah dengan disertai ketakutan yang tidak irasional, yang disebabkan oleh kecemasan berpisah dari orang terdekat, pengalaman negatif disekolah. Peneliti menemukan fenomena school refusal (penolakan sekolah) di SMA Minqotrotul Ulum melalui data dokumentasi wali kelas dan guru mata pelajaran. Masalah yang terlihat pada school refusal (penolakan sekolah) siswa beberapa kali tidak mengikuti pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk menguji penggunaan layanan konseling kelompok rational emotive behavior therapy (REBT) dengan teknik disput reinforcement positif yang digunakan untuk mengurangi school refusal (penolakan sekolah) siswa SMA Minqotrotul Ulum. Desain eksperimen yang digunakan adalah Pre Ekspeimental dengan jenis one group pretest and posttest design, seringkali dipandang sebagai eksperimen yang tidak sebenarnya, oleh karena itu sering disebut juga dengan istilah quasi eksperimen. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 6 siswa SMA Minqotrotul Ulum yang memiliki kategori school refusal tinggi. Pada penelitian ini siswa mengalami perubahan positif dengan menurunnya school refusal (penolakan sekolah) yang dialami setelah mengikuti konseling kelompok treatment pertaman. Perubahan positif ini semakin mengalami perkembangan untuk penurunan school refusal (penolakan sekolah) setelah dilaksanakan konseling kelompok treatment kedua. Hal ini menunjukkan bahwa konseling kelompok rational emotif behavior therapy (REBT) dapat menurunkan school refusal (penolakan sekolah) pada siswa SMA Minqotrotul Ulum Gumukmas Jember.