Perubahan iklim yang semakin meningkat sepanjang tahun dapat mengancam kesejahteraan manusia dan kesehatan bumi. Seiring perkembangan zaman, kondisi iklim di masa sekarang berbeda dengan kondisi iklim di masa lampau. Perubahan iklim tersebut menjadi tantangan bagi keberlanjutan rumah-rumah vernakular di Indonesia. Indonesia termasuk ke dalam wilayah iklim tropis lembap yang memiliki tingkat curah hujan dan kelembapan tinggi serta musim kemarau yang panjang yang berdampak pada meningkatnya suhu udara, sehingga hal ini berpengaruh pada setiap aspek kehidupan manusia, terutama kenyamanan termal. Hal ini menunjukkan pentingnya teknik desain pasif untuk menciptakan lingkungan yang nyaman. Penelitian ini bertujuan menganalisis penerapan prinsip desain pasif terhadap lingkungan termal dan mengevaluasi kinerja desain pasif tropis pada rumah Joglo Durenan yang dibangun pada masa lampau yang masih ada hingga saat ini. Penelitian dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan melakukan anaisis visual terhadap elemen visual desain pasif serta menggunakan metode kuantitatif dengan melakukan pengukuran terhadap suhu dan kelembapan udara menggunakan alat Data Logger. Hasil penelitian menunjukkan bahwa elemen yang berpengaruh terhadap pendinginan alami adalah volume atap, warna dinding serta keberadaan vegetasi di lingkungan sekitar. Hasil pengukuran lapangan menunjukkan bahwa kinerja desain pasif belum tercapai dengan rerata suhu Joglo Kamulan (29,1°C) dan Joglo Karanganom (28,7°C) berada di luar batas suhu nyaman.