Latar Belakang: Penggunaan website kini sudah bersifat komunikasi dua arah, salah satu kegiatan yang dapat dilakukan melalui website adalah berbelanja online. Sayangnya, banyak website yang masih sulit diakses oleh pengguna dengan disabilitas karena belum mematuhi pedoman Web Content Accessibility Guidelines (WCAG). Padahal 50% konsumen difabel menggunakan e-commerce setiap minggunya. Ini menunjukkan bahwa konsumen difabel memiliki potensi besar untuk menjadi pelanggan aktif dengan volume transaksi yang signifikan di sektor e-commerce (Safari & Anggraini, 2022). Shopee menjadi marketplace online pilihan utama masyarakat. Website Shopee dikunjungi oleh 165 juta orang pada tahun 2022. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana aksesibilitas website Shopee. Metode: Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif dengan melakukan evaluasi. TAW dan aXe Devtools digunakan sebagai alat pengujian aksesibilitas dengan kriteria WCAG 2.1 sebagai standar penilaian. Hasil: Hasil penelitian mengungkapkan bahwa permasalahan aksesibilitas website Shopee yang utama berada pada kategori perceiveable yang berdampak terhadap kemampuan pengguna untuk memahami dan memanfaatkan informasi yang tersedia di website Shopee dengan baik. Dimana text alternatives dan contrast merupakan isu terbanyak yang menghambat pengguna yang memiliki gangguan penglihatan. Pada kategori operable, berkaitan dengan kemampuan pengguna untuk berinteraksi dan menavigasi website dengan lancar. Permasalahan berada pada kriteria focus order dan keyboard accesible dapat menghambat orang-orang dengan keterbatasan mobilitas. Meskipun demikian, tingkat kepatuhan website Shopee berada pada level AA (menengah). Tingkat ini berarti bahwa informasi dan fitur-fitur yang tersedia di website Shopee dapat diakses dan dimanfaatkan dengan relatif mudah oleh masyarakat luas, termasuk penyandang disabilitas.