M. Zainuddin Lutfi Fauzi
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Rasionalitas Pemilih Pemula di Kota Palangka Raya dalam Mengikuti Proses Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2024 Vivi friskilia; M. Zainuddin Lutfi Fauzi; Edward Melio Bertho; Yonatan Ari Santoso
Journal Ilmu Sosial, Politik dan Pemerintahan Vol. 13 No. 2 (2024): JISPAR
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37304/jispar.v13i2.14700

Abstract

Pemilhan umum adalah hak setiap masyarakat untuk terlibat aktif dalam setiap kegiatan dalam pemilihan umum, banyak rangkaian kegiatan yang bisa diikuti oleh masyarakat, hal ini juga yang dilakukan oleh pemilih pemula dikota palangkaraya dalam kegiatan pemilihan umum serentak tahun 2024. Pemilih pemula dikota palangkaraya terlibat aktif dalam mengikuti proses pemilihan umum. Hal ini dilakukan karena pemilih pemula ingin mengkespresikan suara yang dimiliki dalam proses pemilihan umum tahun 2024. Penelitiam ini menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu dengan menarik kesimpulan terhadap hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa informan yang sudah dipilih sesuai dengan kriteria tertentu. Untuk teknik pemilihan informan menggunakan tekni snowball dikarenakan masih tertutupnya masyarakat yang bersedia untuk diwawancara sehingga dengan teknik snowball tersebut didapatkan petunjuk dari informan yang sudah diwawancarai untuk mewawancara informan selanjutnya sampai hasil wawancara dianggap jenuh. Terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan oleh pemilih pemula dikota palangkaraya, yakni pemilih pemula mengumpulkan informasi politik terkait dengan pemilu untuk dijadikan refensi dalam menentukan pilihan di bilik susara, selain itu pemilih pemula dikota panagkaraya juag aktif menyaksikan debat politik yang disisrakan secara langsung di televise nasional dan juga saluran youtube dan pemilih pemula dikota paangkaraya juga mengikuti kampanye politik dalam rangka memberikan dukungan politik secara langsung dalam proses pemilihan umum tahun 2024. Yang terakhir pemilih pemula memberika dukungan secara voting kepada kontestan politik dengan memeberikan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS).
FENOMENA GOLPUT MASYARAKAT PERKOTAAN (Studi Kasus Pilkada Kota Surabaya 2020) Edward Melio Bertho; M. Zainuddin Lutfi Fauzi; Vivi Friskila
Jurnal Administrasi Publik (JAP) Vol. 9 No. 2 (2023): Jurnal Administrasi Publik (JAP)
Publisher : Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemilihan Kepala daerah adalah cara paling demokratis untuk memilih calon kepala daerah yang akan menduduki jabatan di sebuah kota atau Provinsi, hal ini harus mendapat dukungan mayoritas suara untuk ditentukan sebagai pemenang dalam kontestasi politik yang berlangsung 5 tahunan tersebut. Namun Fenomena Golput masih menjadi masalah bagi banyak daerah dalam proses pemilihan umum. Hal ini tentu menjadi pekerjaan rumah yang tidak mudah bagi berbagai kelompok yang berkepentingan dengan hasil Pemilu tersebut. Tidak terkecuali yang terjadi di Kota Metropolitan Surabaya, kota yang ditunjang dengan berbagai fasilitas dan kemajuan diberbagai bidang tersebut masih terdapat Golput yang sangat tinggi yang terjadi dalam Pemilu kepala daerah. Sebanyak 40% masyarakat tidak menggunakan hak pilihnya dalam proses Pemilukada tahun 2020 tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu dengan menarik kesimpulan terhadap hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa informan yang sudah dipilih sesuai dengan kriteria tertentu. Untuk teknik pemilihan informan menggunakan tekni snowball dikarenakan masih tertutupnya masyarakat yang bersedia untuk diwawancara sehingga dengan teknik snowball tersebut didapatkan petunjuk dari informan yang sudah diwawancarai untuk mewawancara informan selanjutnya sampai hasil wawancara dianggap jenuh. Terdapat beberapa alasan masyarakat tidak menggunakan hak pilihnya dalam pemilukada Surabaya tahun 2020 yakni masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang politik dan pemilu kada sehingga masyarakat tidak tertarik untuk menggunakan hak pilihnya. Selanjutnya adalah masyarakat kecewa dengan hasil pemilukada yang pernah berlangsung dan dianggap tidak memenuhi harapan masyarakat dan masyarakat menganggap Golput adalah pilihan paling rasional dan masuk akal ketika mengaggap calon yang maju dalam pemilukada tidak ada yang sesuai dengan keinginan masyarakat.