Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

MODALITAS DALAM PIDATO JOKO WIDODO PADA UPACARA PERINGATAN HARI PANCASILA 2024: LINGUISTIK FUNGSIONALĀ SISTEMIK Elviana Br Bangun; Adinda Rahmatika; Bima Kurniawan
Jurnal Media Akademik (JMA) Vol. 2 No. 7 (2024): JURNAL MEDIA AKADEMIK Edisi Juli
Publisher : PT. Media Akademik Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62281/v2i7.631

Abstract

Penelitian ini mengkaji penggunaan modalitas dalam pidato Presiden Joko Widodo pada peringatan Hari Lahir Pancasila tahun 2024. Pendekatan yang digunakan adalah linguistik fungsional sistematis, yang berfokus pada bagaimana modalitas digunakan untuk menyempurnakan pesan yang disampaikan. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki bagaimana Joko Widodo menggunakan modalitas untuk mempengaruhi pemahaman dan tanggapan audiens terhadap pidatonya. Dalam analisisnya, penelitian ini didasarkan pada data tuturan dan tinjauan literatur terkait. Hasil analisis menunjukkan bahwa Joko Widodo secara konsisten menggunakan modalitas untuk menekankan pentingnya nilai-nilai Pancasila dan relevansinya dalam konteks modern. Kata-kata seperti "harus", "perlu", dan "penting" tidak hanya menyampaikan pesan Anda dengan jelas, namun juga menekankan dan menunjukkan keyakinan Anda terhadap nilai-nilai tersebut. Selain itu, penggunaan modalitas ini juga bertujuan untuk membangun keintiman emosional dengan pendengarnya dan masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Dengan menggunakan bahasa yang tegas dan inspiratif untuk memperkuat pesan moral dan sosial, Joko Widodo tidak hanya menyampaikan informasi tetapi juga membangun hubungan yang lebih erat antara pemimpin dan masyarakat. Penelitian ini memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan pemahaman kita tentang bagaimana bahasa digunakan secara efektif dalam konteks komunikasi politik. Dengan menganalisis penggunaan modalitas dalam pidato presiden, penelitian ini menunjukkan pentingnya strategi linguistik dalam membangun legitimasi, kohesi sosial, dan dukungan terhadap kebijakan publik. Oleh karena itu, kajian ini tidak hanya relevan secara ilmiah namun juga mempunyai implikasi praktis dalam memahami dinamika komunikasi publik dalam konteks politik kontemporer.