Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Cultural Literacy on the Myth of Seni Barongan Kudus as a Local Wisdom Value Wati, Maulida Laily Kusuma; Rokhman, Fathur; Pristiwati, Rahayu; Isayah, Khamaruddin
KREDO : Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra Vol 7, No 2 (2024): JURNAL KREDO VOLUME 7 NO 2 TAHUN 2024
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/kredo.v7i2.12156

Abstract

Tujuan penelitian ini berupaya untuk melakukan penelitian dengan judul “Literasi Budaya pada Mitos “Seni Barongan Kudus” Sebagai Nilai Kearifan Lokal”. Cerita ini mengandung nilai kearifan lokal yang menarik yang bisa dikembangkan untuk pembentukan literasi budaya lokal anak Sekolah Dasar. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan etnografi sebagai salah satu strategi penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggabungkan dua metode utama, yaitu wawancara mendalam dan observasi. Teknik analisis data menggunakan model interaktif (interactive model analysis) adalah pendekatan yang umum digunakan dalam penelitian kualitatif. Dalam konteks penelitian ini, analisis data melibatkan tiga komponen pokok, yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil analisis nilai-nilai kearifan lokal yang terdapat dalam cerita Seni Barongan di Kudus, dapat diambil beberapa kesimpulan: (1) kearifan dalam disiplin dan keterampilan; (2) kedamaian dan keberagaman agama; (3) penghargaan terhadap budaya lokal; (4) pemeliharaan keseimbangan alam; (5) sikap tanggap terhadap perubahan; (6) kepemimpinan yang bijaksana. Pentingnya melestarikan dan menghargai kearifan lokal, terutama melalui cerita rakyat seperti "Singo Barong" dalam Seni Barongan Kudus. Pesan moral dan budaya yang terkandung dalam cerita ini memang mencerminkan keharmonisan antara tradisi lokal dan perubahan sosial, serta pentingnya menjaga keseimbangan dalam kehidupan masyarakat. Literasi budaya tidak hanya membantu anak-anak memahami identitas bangsa Indonesia tetapi juga mempromosikan sikap toleransi dan penghargaan terhadap keberagaman budaya yang ada di seluruh nusantara.  The aim of this research is to attempt to conduct research with the title "Cultural Literacy on the Myth of "Seni Barongan Kudus" as a Local Wisdom Value". This story contains interesting local wisdom values that can be developed to form local cultural literacy in elementary school children. The research method used is an ethnographic approach as a qualitative research strategy. This research data collection technique combines two main methods, namely in-depth interviews and observation. Data analysis techniques using interactive models (interactive model analysis) are an approach commonly used in qualitative research. In the context of this research, data analysis involves three main components, namely data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results of the analysis of local wisdom values contained in the story of Barongan Art in Kudus, several conclusions can be drawn: (1) wisdom in discipline and skills; (2) peace and religious diversity; (3) respect for local culture; (4) maintenance of natural balance; (5) responsiveness to change; (6) wise leadership. The importance of preserving and appreciating local wisdom, especially through folk tales such as "Singo Barong" in the Kudus Barongan Art. The moral and cultural messages contained in this story reflect the harmony between local traditions and social change, as well as the importance of maintaining balance in people's lives. Cultural literacy not only helps children understand the identity of the Indonesian nation but also promotes attitudes of tolerance and appreciation for the cultural diversity that exists throughout the archipelago.
Exploration of Social Values in The Proverb of Urang Banjar Faridah, Siti; Isayah, Khamaruddin
KREDO : Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra Vol 6, No 1 (2022): JURNAL KREDO VOLUME 6 NO 1 TAHUN 2022
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/kredo.v6i1.8878

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan nilai-nilai sosial dalam peribahasa Banjar,(2) menggali nilai-nilai sosial pada peribahasa Banjar. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data yang dikumpulkan berbentuk kata-kata atau gambar dan bukan berupa angka-angka. Data meliputi transkrip wawancara, catatan lapangan, fotografi, dokumen pribadi, memo, serta rekaman-rekaman resmi yang lain. Sumber data penelitian ini berupa teks-teks kalimat atau kumpulan peribahasa Banjar dari informan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi dan wawancara. Pengumpulan data diperoleh dengan mengumpulkan, membaca, dan mengklasifikasikan nilai-nilai sosial dalam peribahasa Banjar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai sosial yang terkandung dalam peribahasa Banjar adalah (1) menjaga ucapan, (2) kasih sayang, (3) nasihat, (4) bertanggung jawab dan (5) kerja keras. Dari seluruh hasil penelitian, dapat diketahui bahwa peribahasa Banjar hampir sama dengan peribahasa dalam bahasa-bahasa daerah lain di Nusantara. Proverb in the Banjar language is one part of the oral literary language that has been produced by the Banjar people in the past with various forms and uniqueness. This study aims to (1) describe social values in Banjarese proverbs, (2) explore social values in Banjarese proverbs. The method used in this study is a descriptive method with a qualitative approach. The data sources of this research are in the form of sentence texts or a collection of Banjarese proverbs from the informants. Data collection techniques used in this study were observation and interview techniques. Data collection was obtained by collecting, reading, and classifying social values in Banjarese proverbs. The results showed that the social values contained in Banjarese proverbs were (1) keeping politeness of words, (2) affection, (3) advice, (4) responsibility and (5) hard work. From all research results, it can be seen that Banjare proverbs are almost the same as proverbs in other regional languages in the Indonesian archipelago.