Glaukoma merupakan penyakit gangguan mata yang dapat menyebabkan kebutaan. Penyakit ini ditandai dengan terjadinya peningkatan tekanan intraokular. Modalitas terapi yang ada saat ini diantaranya obat yang dapat menurunkan tekanan intraokular dan kebanyakan diberikan melalui rute topikal. Telur keong mas (Pomea canaliculata) diketahui mengandung flavonoid dan pigmen karoten yang berpotensi mampu menurunkan tekanan intraokular. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya aktivitas antiglaukoma serbuk telur keong mas pada model tikus glaukoma. Telur keong mas diperas kemudian dikeringkan di dalam oven pada suhu 50oC selama 24 jam hingga terbentuk serbuk. Tikus dibagi menjadi 3 kelompok kontrol yaitu normal, glaukoma, obat (asetazolamid 22,5 mg/kg), dan 1 kelompok uji yaitu serbuk telur keong mas 500 mg/kg. Induksi glaukoma dilakukan pada semua hewan uji menggunakan prednisolon asetat 1% kecuali kelompok kontrol normal. Tekanan intraokular diukur menggunakan tonometer schiotz dan dijadikan parameter untuk menilai aktivitas antiglaukoma dari bahan uji. Hasil penelitian menunjukkan pemberian asetazolamid dan serbuk telur keong mas mampu menurunkan tekanan intraokular, berturut-turut sebesar 51,46±8,1 dan 31,93±12,27%. Serbuk telur keong mas Pomacea canaliculata memiliki aktivitas antiglaukoma melalui efek penurunan tekanan intraokular namun potensinya masih lebih kecil dibandingkan asetazolamid.