Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

GAMBARAN PENGETAHUAN STUNTING PADA IBU HAMIL DAN IBU MENYUSUI DI PUSKESMAS CIJAGRA LAMA Sari, Nia Kurnia; Ismayadi, Pupung; Fauzi, Novi Irwan; Gindani, Jeanice Fitria
JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI INDONESIA Vol 11, No 1 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.256 KB) | DOI: 10.58327/jstfi.v11i1.170

Abstract

Stunting merupakan suatu kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi kronis khususnya pada 1.000 hari pertama kehidupan sehingga anak menjadi sangat pendek pada usianya.   Data Dinas Kesehatan Kota Bandung tahun 2019 menunjukkan bahwa Kecamatan Lengkong memiliki prevalensi tertinggi persentase balita stunting sebesar 14,35%, sebanyak 390 balita. Kecamatan Lengkong termasuk wilayah binaan Puskesmas Cijagra Lama. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan stunting pada ibu hamil dan ibu menyusui di Puskesmas Cijagra Lama. Penelitian menggunakan metode cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 98 orang ibu hamil dan 90 orang ibu menyusui. Pengambilan sampel secara purposive sampling. Pengambilan data dilakukan dengan pengisian kuesioner sebelum dan sesudah penyuluhan, membagikan brosur edukasi, kemudian data dianalisa secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan stunting pada responden ibu hamil sebelum diberikan penyuluhan dengan kategori baik, cukup, dan kurang adalah 28%, 60%, dan 12%. Setelah diberikan penyuluhan terjadi peningkatan kategori baik, cukup dan kurang  menjadi 72%, 25%, dan 3%. Tingkat pengetahuan responden ibu menyusui sebelum diberikan penyuluhan, kategori baik, cukup dan kurang adalah  47%, 40%, dan 13%. Setelah diberikan penyuluhan terjadi peningkatan kategori baik, cukup dan kurang menjadi 82%, 17%, dan 1%. Kesimpulan : Pemberian informasi dan edukasi memberikan dampak baik pada ibu hamil dan ibu menyusui.
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN SUREN MENGGUNAKAN 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil Herawati, Irma Erika; Fauzi, Novi Irwan; Sari, Nia Kurnia; Dewi, Lisna
JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI INDONESIA Vol 11, No 2 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.634 KB) | DOI: 10.58327/jstfi.v11i2.171

Abstract

Antioksidan diketahui memiliki kemampuan untuk menghambat reaksi pembentukan radikal bebas. Salah satu tanaman yang memiliki kemampuan sebagai antioksidan adalah suren, di mana kandungan dari suren diantaranya adalah alkaloid, flavonoid, glikosida, tanin, saponin, resin, antraquinon, fenol, terpenoid, dan steroid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi aktivitas antioksidan dari ekstrak daun suren (Toona sinensis Adr.Juss.). Sampel diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan etanol 70%. Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode penghambatan radikal bebas DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil). Hasil penelitian menunjukkan nilai IC50 pada ekstrak sebesar 3,565 ppm, sehingga ekstrak daun suren termasuk dalam kategori antioksidan kuat.
AKTIVITAS ANTIGLAUKOMA SERBUK TELUR KEONG MAS (Pomacea canaliculata) PADA MODEL TIKUS GLAUKOMA Fauzi, Novi Irwan; Ulfah, Maria; Sari, Nia Kurnia
JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI INDONESIA Vol 10, No 1 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.238 KB) | DOI: 10.58327/jstfi.v10i1.184

Abstract

Glaukoma merupakan penyakit gangguan mata yang dapat menyebabkan kebutaan. Penyakit ini ditandai dengan terjadinya peningkatan tekanan intraokular. Modalitas terapi yang ada saat ini diantaranya obat yang dapat menurunkan tekanan intraokular dan kebanyakan diberikan melalui rute topikal. Telur keong mas (Pomea canaliculata) diketahui mengandung flavonoid dan pigmen karoten yang berpotensi mampu menurunkan tekanan intraokular. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya aktivitas antiglaukoma serbuk telur keong mas pada model tikus glaukoma. Telur keong mas diperas kemudian dikeringkan di dalam oven pada suhu 50oC selama 24 jam hingga terbentuk serbuk. Tikus dibagi menjadi 3 kelompok kontrol yaitu normal, glaukoma, obat (asetazolamid 22,5 mg/kg), dan 1 kelompok uji yaitu serbuk telur keong mas 500 mg/kg. Induksi glaukoma dilakukan pada semua hewan uji menggunakan prednisolon asetat 1% kecuali kelompok kontrol normal. Tekanan intraokular diukur menggunakan tonometer schiotz dan dijadikan parameter untuk menilai aktivitas antiglaukoma dari bahan uji. Hasil penelitian menunjukkan pemberian asetazolamid dan serbuk telur keong mas mampu menurunkan tekanan intraokular, berturut-turut sebesar 51,46±8,1 dan 31,93±12,27%. Serbuk telur keong mas Pomacea canaliculata memiliki aktivitas antiglaukoma melalui efek penurunan tekanan intraokular namun potensinya masih lebih kecil dibandingkan asetazolamid.
PENGKAJIAN TERAPI OBAT FOLFOX (OXALIPLATIN, FLUOROURACIL, LEUCOVORIN) TERHADAP SURVIVAL RATE PASIEN KANKER KOLOREKTAL DI RUMAH SAKIT SANTOSA BANDUNG SENTRAL Sari, Nia Kurnia; Hidayat, Dayat Saeful; Wahyono, Wahyono
JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI INDONESIA Vol 12, No 2 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58327/jstfi.v12i2.185

Abstract

Kanker kolorektal merupakan kanker paling umum ketiga untuk laki-laki dan paling umum kedua untuk perempuan dengan 1,65 juta kasus baru dan hampir 835.000 kematian di seluruh dunia pada tahun 2015. Tingginya insiden angka kematian menunjukan krusialnya upaya pencegahan kanker kolorektal. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh terapi folfox terhadap survival rate dari jumlah siklus pasien kanker kolorektal. Hasil penelitian menunjukkan lokasi terbanyak kanker kolorektal pada rektum (41,46%), caecum (7,32%), kolon (4,88%) dan dibandingkan pada lokasi yang lain dan lokasi yang paling sedikit ditemukan pada daerah sigmoid (2,44%), derajat diferensiasi histopatologi kanker kolorektal, yang paling banyak ditemukan dengan derajat diferensiasi yang baik (65,85%), derajat diferensiasi sedang (29,6%), sedangkan yang paling sedikit ditemukan pada derajat diferensiasi buruk (4,9%). Dari penelitian ini dapat disimpulkam bahwa pasien kanker kolorektal stadium III dengan diberikan 7 atau 8 siklus sebagai terapi, keberhasilan kelangsungan hidup (survival rate) pasien dapat lebih lama dibandingkan dengan pasien penderita kanker kolorektal stadium IV