Pewarnaan kain tenun Timor menggunakan pewarna alami menghasilkan warna kain yang kurang intens dan kurang stabil terhadap pencucian, sehingga membutuhkan proses mordanting menggunakan biomordan tannin dari kulit biji asam (Tamarindus indica L.). Beberapa faktor dapat mempengaruhi proses mordanting untuk memperoleh karakteristik warna kain yang tidak mudah luntur terhadap pencucian yaitu konsentrasi mordan, lama waktu, suhu dan teknik mordanting yang digunakan. Pada penelitian ini dilakukan optimalisasi terhadap proses mordanting pada pewarnaan kain tenun Timor untuk mengetahui kondisi optimum dalam pewarnaan dengan mordan tanin dari kulit biji asam. Ekstraksi zat warna dan biomordan tanin dilakukan terlebih dahulu. Optimalisasi dilakukan terhadap teknik mordanting seperti pra, meta dan pasca mordanting. Variabel lain yang dioptimasi yaitu konsentrasi biomordan, suhu dan lama waktu mordanting. Parameter kualitas kain yang ditentukan setelah proses pewarnaan adalah ketahanan luntur terhadap pencucian yang diuji menggunakan Staining Scale Standard. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik ketahanan luntur kain tenun Timor yang diperoleh melalui pewarnaan secara alami menggunakan biomordan tanin kulit biji asam dipengaruhi oleh kondisi mordanting. Ketahanan luntur yang baik diperoleh pada penggunaan teknik pra-mordanting, konsentrasi biomordan 15%, waktu 120 menit dan suhu 95oC. Kata kunci: biomordan, kulit biji asam, tanin, tenun Timor, warna alami ABSTRACT The natural dyeing of Timor woven fabrics produces products with less color intensity and less stability to washing, so it requires a mordanting process using bio-mordant tannin from tamarind seed coat (Tamarindus indica L.). Several factors can affect the mordanting process to obtain the characteristics of high color fastness of fabrics namely the mordant concentration, length of time, temperature and mordanting technique. In this study, optimization of the mordanting process for dyeing Timor woven fabrics was carried out to determine the optimum conditions for staining with tannin mordant from the tamarind seed coat. The extraction of dyestuffs and tannin bio-mordant was carried out first. Optimization is carried out on mordanting techniques such as pre, meta, and post-mordanting. Other variables that were optimized were concentration of bio-mordant, temperature, and length of mordanting time. The parameter of the fabric quality after the dyeing process is the color fastness to washing which is tested using the Staining Scale Standard. The results showed that the fastness characteristics of Timor woven fabrics obtained through natural dyeing using tamarind seed coat tannin bio-mordant were affected by mordanting conditions. A good color fastness was achieved by using the pre-mordanting technique, 15% bio-mordant concentration, 120 minutes, and 95oC temperature. Keywords: bio-mordant, tamarind seed coat, tannin, Timor weaving, natural color