Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Hubungan Ekspresi LMP-1 dengan Overall Survival Pasien Diffuse Large B-Cell Lymphoma di RSUP Dr Kariadi Semarang Hamidiyah, Silpi; Sadhana, Udadi; Istiadi, Hermawan; Karlowee, Vega; Miranti, Ika Pawitra
Medica Arteriana (Med-Art) Vol 4, No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : University of Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/medart.4.1.2022.18-25

Abstract

Latar Belakang: Latent membrane protein 1 (LMP1) merupakan onkoprotein abnormal yang paling utama ditemukan pada infeksi virus Epstein-Barr (EBV). LMP1 sering terekspresi pada berbagai keganasan terkait EBV, salah satunya adalah diffuse large B cell lymphoma (DLBCL). Beberapa literatur telah menjelaskan keterlibatan EBV terhadap outcome klinis pasien namun nilai prognostik dari ekspresi LMP1 terhadap overall survival pasien DLBCL terkait EBV masih belum dapat dijelaskan.Metode: Penelitian dengan desain cross sectional ini melibatkan 50 pasien DLBCL yang didiagnosis antara Januari 2017 sampai Juni 2018. Pengamatan dilakukan selama 60 bulan. Data yang dikumpulkan meliputi usia, gejala B, stadium tumor, subtipe molekuler, dan survival 5 tahun. Analisis data menggunakan uji beda dan kurva Kaplan-Meier.Hasil: Dari 50 pasien, sebagian besar berusia diatas 40 tahun (88%), jenis kelamin laki-laki (60%), subtipe non GCB (62%), mengeluhkan semua gejala B (30%) dan stadium I (38%). Sebanyak 21 pasien meninggal (42%). Pasien dengan skor LMP1 yang tinggi menunjukkan overall survival yang lebih buruk secara bermakna dibandingkan dengan skor LMP1 yang rendah (P <0.001).Kesimpulan: DLBCL yang mengekspresikan LMP1 berhubungan dengan rendahnya overall survival 5 tahun dibandingkan dengan yang tidak mengekspresikan LMP1.
Studi kasus Leiomoma Apoplektik : Morfologi Tidak Biasa dari Leiomioma yang Menyerupai Keganasan Hamidiyah, Silpi
Jurnal Kesehatan dan Kedokteran Vol. 3 No. 3 (2024): Oktober: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran
Publisher : Asosiasi Dosen Muda Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56127/jukeke.v3i3.1651

Abstract

Leiomioma apoplektik merupakan tumor jinak mesenkimal asal sel otot polos miometrium yang mengalami perubahan degenerasi hemoragik akibat paparan hormon progesterone. Tidak banyak perhatian yang ditujukan terhadap leiomioma apoplektik, namun tumor ini memiliki spektrum morfologi yang luas dan seringkali menimbulkan kesalahan diagnosis, terutama dengan keganasan. Kami melaporkan kasus seorang wanita usia 34 tahun, postpartum dengan leiomioma uteri multipel yang mengandung fokus nekrotik dan bekuan darah pada bagian sentral. Pendekatan teoritis mengenai leiomioma apoplektik menjadi penting mengingat kemiripan morfologi dari tumor ini dengan leiomyosarcoma dan smooth muscle tumors of uncertain malignant potential yang merupakan diagnosis banding dari neoplasia ini.
Leiomoma Apoplektik : Morfologi Tidak Biasa dari Leiomioma yang Menyerupai Keganasan, Sebuah Laporan Kasus Hamidiyah, Silpi
As-Shiha: Jurnal Kesehatan Vol. 4 No. 2 (2024): As-Shiha: Jurnal Kesehatan
Publisher : Fakultas MIPA dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Apoplectic leiomyoma is a benign mesenchymal tumor originating from myometrial smooth muscle cells which undergoes hemorrhagic degeneration due to exposure to progesterone (progesterone analogues, contraceptive pills, pregnancy and postpartum). Not much attention has been paid to apoplectic leiomyomas, but it has wide morphological spectrum and often lead to diagnostic pitfalls, especially with malignancy. We report the case of 50-year-old woman with multiple uterine leiomyomas containing necrotic foci and central blood clots. The histopathological feature shows the presence of a zonation area, where the central area contains extensive necrosis and hemorrhage, rimmed by a peripheral area consisting of a proliferation of spindle-shaped smooth muscle cells with a cigar-like nucleus, fine chromatin, arranged in densely intersecting fascicles, between the two zones there is cells with degenerated nuclei, 8/10 HPF mitoses and intercellular edema. The theoretical approach regarding apoplectic leiomyoma is fundamental considering the morphological similarity of this tumor with leiomyosarcoma and smooth muscle tumors of uncertain malignant potential, which are the differential diagnosis of this neoplasia.
Atypical Glandular Cell Suggestive of Adenocarcinoma In Situ on Pap Smear Examination Hamidiyah, Silpi; Azmi, Sabrina
Jurnal Ners Vol. 9 No. 3 (2025): JULI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i3.47455

Abstract

Introduction: Atypical Glandular Cells (AGC) on Pap smear is a finding that requires further evaluation, as it may indicate precancerous lesions such as adenocarcinoma in situ (AIS) or invasive adenocarcinoma. This case discusses a 45-year-old woman with postcoital spotting, diagnosed with AGC suggesting AIS and a focus of adenocarcinoma. Case Report: The patient presented to the clinic with postcoital spotting over the past two weeks. Cervical examination revealed a mass on the cervix from the 11 o’clock to 4 o’clock position. A Pap smear revealed AGC suggesting AIS. The patient subsequently underwent colposcopy and biopsy, which confirmed adenocarcinoma in situ with a focus of invasive adenocarcinoma. Discussion: Atypical Glandular Cells on Pap smear carry a significant risk of cervical neoplasia. Further evaluation with colposcopy and biopsy is crucial for accurate diagnosis. In this case, the finding of adenocarcinoma in situ with a focus of invasive adenocarcinoma highlights the need for aggressive management, such as hysterectomy, to prevent progression to fully invasive cervical cancer. Management with radical hysterectomy was recommended to prevent further progression to invasive cancer. This procedure aimed to remove the lesion completely and prevent recurrence. Conclusion: Detection of AGC suggesting AIS requires immediate investigation for proper diagnosis and management. Radical hysterectomy may be an effective treatment option to prevent further progression and improve the patient's prognosis. Keywords: AGC, AIS, pap smear.
Faktor Makanan dan Kejadian Acne vulgaris pada Remaja Putri SMA Negeri 3 Jakarta Nuha Haniyah; Djannatun, Titiek; Hamidiyah, Silpi
Junior Medical Journal Vol. 3 No. 4 (2025): Juni 2025
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jmj.v3i4.4994

Abstract

Acne vulgaris adalah masalah kulit yang umum pada remaja, terutama pada remaja putri. Salah satu faktor yang sering dikaitkan dengan kejadian Acne vulgaris adalah faktor makanan, meskipun hubungan ini masih kontroversial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pola makan dengan kejadian Acne vulgaris pada remaja putri. Penelitian menggunakan desain deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional pada 91 remaja putri SMA Negeri 3 Jakarta. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang mencakup jenis, jumlah, dan frekuensi makanan yang dikonsumsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (65,9%) mengalami acne vulgaris, namun tidak ditemukan hubungan signifikan antara pola makan dengan kejadian Acne vulgaris (p>0,05). Konsumsi makanan cepat saji cukup tinggi (57,1%) tetapi diimbangi dengan konsumsi makanan sehat. Responden memiliki pemahaman yang baik tentang makanan penyebab jerawat (62,6%) dan menjaga kebersihan kulit dengan cukup baik. Pola makan tidak memiliki hubungan signifikan dengan kejadian Acne vulgaris pada remaja putri, namun pemahaman tentang diet yang baik tetap penting untuk kesehatan kulit. Penelitian ini memberikan wawasan untuk pencegahan Acne vulgaris melalui edukasi pola makan yang sehat.
Menyerupai Kanker, Mengungkap Amuba: Kasus Langka Abses Hati Amubik yang Terbukti melalui Biopsi Azmi, Sabrina; Hamidiyah, Silpi; Ningsih, Pangisti Dwi Ana
Jurnal Ners Vol. 9 No. 4 (2025): OKTOBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i4.51063

Abstract

Abses hati amuba disebabkan oleh parasit Entamoeba histolityca dan menjadi masalah yang signifikan di Indonesia, hingga menyebabkan 50000 kematian di dunia. Gejala penyakit ini dapat berupa demam, nyeri perut dan pembesaran organ hepar. Dengan dilakukannya penegakkan diagnosis yang tepat, salah satunya adalah dengan menemukan parasit di jaringan hati yang terinfeksi, maka diharapkan angka kematian akibat AHA dapat berkurang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melaporkan kasus mengenai Wanita 58 tahun dengan keluhan nyeri perut kanan atas sejak ± 3 minggu, disertai dengan perut terasa sebah, mual, dan penurunan nafsu makan. Metode yang digunakan adalah analisis gejala klinis dan pemeriksaan penunjang laboratorium dan biopsi histopatologi dengan pewarnaan HE. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan leukosit (21.600) dengan NLR > 10 9, hipalbuminemia (2,4 g/dL), CRP meningkat (16,03), dan rasio R sebesar 0,32. USG abdomen mengungkapkan adanya massa padat dengan bagian kistik di lobus kiri hepar berukuran 10,7 x 7,56 x 11,1 cm dengan dugaan abses atau hepatoma. Hasil biopsi hepar menunjukkan adanya area nekrotik yang luas dengan infiltrasi sel radang, dominan neutrofil, limfosit, dan makrofag, serta ditemukan struktur menyerupai amuba yang sebagian mengAHAmi lisis degeneratif. Kesimpulan, pasien didiagnosis dengan abses hepar amubik berdasarkan gambaran klinis, pemeriksaan penunjang, dan hasil biopsi histopatologis.