Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

The Effect of Physical Activity agains the Telomere Length in the Leukocytes Cells of KONI Athletes Purwaningsih, Endang; Djannatun, Titiek; Widayanti, Etty; Suciati, Yulia; Zulhamidah, Yenni
Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education Vol 9, No 2 (2017): August 2017
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Sciences, Semarang State University . Ro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/biosaintifika.v9i2.6207

Abstract

Telomeres are strands of non coding DNA at the ends of chromosomes that have the primary function to protect DNA from damage and maintain chromosomal stability. Physical exercise will increase the antioxidant activity can increase telomere proteins, lengthen telomeres and or protein networks associated with telomere so that the telomere remains long, or stopping telomere shortening. Telomere length was also associated with age. The purpose of the research was to determine telomere length of leukocyte cells in the KONI (Indonesian National Sports Committee) athletes in Jakarta. The research method is descriptive, by measuring telomere length using quantitative PCR on leukocyte cells. Samples are KONI athletes from several sports, including men and women athletes, with ages between 15-20 years. Used a control group (not athletes) is students of the Faculty of Medicine, University of YARSI. The results showed that there was no significant difference (p> 0.05) between telomere length group of athletes with the control group in both sexes. Similarly, telomere length between athlete male with female athletes also showed no significant difference (p> 0.05). It was concluded that physical exercise in athletes KONI at the age of 15- 20 years had no effect on telomere length in leukocytes. The results of this study provide information about the telomere length in Indonesian athletes at an early age.
Pemanfaatan darah manusia yang kadaluarsa sebagai pengganti darah domba dalam pembuatan media Agar Darah Plat (ADP) Djannatun, Titiek; T Rochani, Jekti; Wikaningrum, Riyani; Widiyanti, Dian; Rahim Pane, Abdul
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 16, No 2 (2008): MEI - AGUSTUS 2008
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.015 KB) | DOI: 10.33476/jky.v16i2.237

Abstract

The use of blood agar media to grow and to isolate the pathogenic bacteria, and to compare the hemolytic ability of the bacteria is well known. The aim of this study was to investigate the possibility of using expired human blood as substitute for the sheep blood agar media. In this study five days before expired and five days after expired human blood were washed once, twice and centrifuged. Sheep blood was used as positive control and five days after and before expired blood without treatment was used as negative control. The prepared media were used to grow six isolates wild strain bacteria (Staphylococcus aureus, Streptococcus B haemolyticus,Streptococcus y haemolyticus, Streptococcus pneumoniae, Vibrio El Tor and Clostridium perfringens). The result indicated that blood agar medium, prepared using human blood which was nearly expired or expired, have the same results in culture growth of the tested bacteria compared to the standard blood agar had media using sheep blood.
TEKNIK FIRM AGAR UNTUK ISOLASI BAKTERI MENJALAR Dian M, Eri; Djannatun, Titiek
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 24, No 2 (2016): MEI - AGUSTUS 2016
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jky.v24i2.264

Abstract

Infeksi dapat disebabkan satu atau campuran bakteri. Isolasi bakteri dari sampel dibutuhkan media dan teknik yang baik dan selanjutnya dapat dilakukan identifikasi. Permasalahan muncul apabila sampel mengandung bakteri bersifat menjalar yang pertumbuhannya dapat menutupi bakteri lain. Tujuan penelitian ini membuat modifikasi Firm Nutrien Agar Plate (FNAP) dan Firm Agar Darah Plate (FADP) dengan metode yang praktis, efisien dan murah, yang memiliki kemampuan mengisolasi bakteri yang sama dengan media rutin, tetapi menghambat ekspresi menjalar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan isolat Staphylococcus aureus ATCC 25923 sebagai kontrol bakteri yang tidak menjalar dan Proteus mirabilis dan Pseudomonas aeruginosa isolat limbah sebagai bakteri yang mempunyai sifat menjalar. Masing-masing bakteri dibuat suspensi Mc Farland 0,5 kemudian ditanam satu ose pada media rutin dan modifikasi firm agar. Hasil penelitian Staphylococcus aureus yang tumbuh pada FNAP dan FADP jumlah koloni lebih sedikit dan diameter semakin kecil dengan meningkatnya kepadatan media. Proteus mirabilis yang memiliki flagel peritrikh dan Pseudomonas aeuginosa yang memiliki flagel monotrikh, ekspresi menjalar menghilang, morfologi koloni membulat, terpisah dengan meningkatnya kepadatan media. Jumlah koloni yang tumbuh tidak berbeda nyata pada media rutin maupun firm agar. Kesimpulan: Modifikasi firm agar dapat menghilangkan sifat menjalar bakteri tanpa menghambat pertumbuhan bakteri lain, sehingga media tersebut dapat digunakan untuk mengisolasi bakteri dari sampel yang mengandung campuran bakteri. Saran: Perlu peningkatan konsentrasi media FADP untuk memperoleh koloni yang terpisah. Selain itu diperlukan penelitian lanjutan untuk melihat kemampuan mengisolasi media dengan menanamkan campuran bakteri yang mempunyai sifat menjalar dan bakteri yang tidak mempunyai sifat menjalar. 
PROGRAM COMMUNITYTB CARE SEBAGAI WAHANA PENDIDIKAN KEDOKTERAN KOMUNITAS MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI Budi Susila Duarsa, Artha; Djannatun, Titiek
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 20, No 3 (2012): SEPTEMBER - DESEMBER 2012
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (113.368 KB) | DOI: 10.33476/jky.v20i3.170

Abstract

WHO telah mengembangkan strategi penanggulangan TB dengan strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short-course) dan telah terbukti sebagai strategi penanggulangan yang secara ekonomis paling efektif (cost effective). Tujuan program adalahmeningkatkan keterlibatan pasien TB dan masyarakat dalam penanggulanganTB melalui peran komunitas dan UPK (UnitPelayanan Kesehatan) pemerintah dan swasta. Mahasiswa kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas YARSI, dalam mempelajari permasalahan TB secara komprehensif belajar untuk mengetahui dan memahami bagaimana terjadinya penularan TB di masyarakat dan faktor faktor yang menyebabkan terjadinya TB di masyarakat, mendeteksi adanya TB di masyarakat, bagaimana penderita mengakses pelayanan kesehatan yang ada dan faktor faktor yang meyebabkan penderita mengakses pelayanan kesehatan tersebut. Proses pembelajaran tersebut berada dalam kegiatan diagnosis komunitas yang masuk dalam Blok Kedokteran Komunitas di Semester 6. Pembelajaran tersebut memanfaatkan kegiatan Program Community GF ATM Round 8 YARSI TB Care yang digunakan sebagai wahana pendidikan Kedokteran Komunitas. Mahasiswa akan mengunjungi pasien TByang sedang menjalanipengobatan untuk melakukan diagnosis komunitas dengan5langkah: menentukan area permasalahan, menentukan instrumen pengumpulan data, mengumpulkan data, menganalisis data, menyusun intervensi pemecahan masalah. Mahasiswadalam melakukan diagnosis komunitas tersebut berinteraksi dengan pasien TByang sedang menjalani pengobatan, keluarga pasien, dan komunitas yang berada disekitar keluarga pasien berada. Diharapkan dengan memahami permasalahanTBsecara komprehensif, mahasiwa kedokteran akan menjadi profil dokter masa depan menurut WHO: Five Star Doctor yang mencakup: Health Care Provider, Decision Maker, Educator, Manager  dan Community Leader.
POPULASI BAKTERI PADA FESES NEONATUS: PENELITIAN PENDAHULUAN Wikaningrum, Riyani; T Rochani, Jekti; Djannatun, Titiek; Widiyanti, Dian
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 16, No 2 (2008): MEI - AGUSTUS 2008
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.301 KB) | DOI: 10.33476/jky.v16i2.236

Abstract

Recent published data have outlined a relationship between the composition of the intestinal microflora and allergic inflammation, autoimmunity, chronic bowel inflammation, psychiatric, cognitive and behavioral disturbances. Factors influencing intestinal microflora are environment, genetic predisposition, diet, age, diseases, drugs, stressor. This preliminary study is to establish local reference of microbial flora in neonates. This study included samples taken from 20 neonates, age 1 ? 7 days, from a private hospital in Jakarta. All samples were sent to microbiology laboratory without transport media and processed immediately. Bacteriological cultures for aerob and anaerob bacteria were performed according to the standard methods. Aerob and anaerob bacterial species were isolated from all samples, ranged 2 ? 5 species per sample. Enterobacteriaceae were found to be dominant isolates (25% - 75%); followed by Streptococcus anhaemolyticus (60%), Staphylococcus epidermidis (40%), Staphylococcus aureus (5%),Clostridium difficile (5%), Bacteroides fragilis (5%), Bifidobacterium sp. (10%), Lactobacillus sp. (5%) and yeast (5%). These data indicated that aerob and facultative anaerob bacteria were predominant in neonates. However Bifidobacterium, Lactobacillus and Clostridium difficile could be found. Further studies are needed to confirm this finding using larger number of samples and involving various age group.
THE PRESENCE OF PROTEIN A ON THE SURFACE OF STAPHYLOCOCCUS AUREUS BACTERIAL CELLS USING SERUM SOFT AGAR TECHNIQUES Djannatun, Titiek
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 24, No 3 (2016): SEPTEMBER - DESEMBER 2016
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jky.v24i3.263

Abstract

Protein A is a specific proteins on the surface of some  Staphylococcus aureus (S. aureus) strains. Staphylococcus bacteria which have protein A has widely used in the biomedical. Aims of this study  to find a simple method of detecting the presence of S. aureus protein A. 15 S. aureus isolates from field cases, S. aureus cowan I as positive control, Staphylococcus epidermidis dan Micrococcus sp as negatif control were used.  Bacteria was inoculated into 10 ml Todd Hewith Broth medium, Soft Agar (SA) and into 10 ml of serum soft-agar (SSA), agitated using a vortex and incubated at 37oC for 18-24 h. Form of colonies that grew was observed and categorized as compact and diffuse colonies. The colonies that suspected contain protein A conducted confirmation tests by Dot Blot. 7  isolates showed the change of colony formation from diffuse to compact in SSA (SA added rabbit or chicken serum), and 8 isolates remain diffuse. Dot Blot test positive. Protein A has the ability to bind the Fc fraction of IgG but not the IgY from birds. The binding of S. aureus and IgG could be demonstrated by the change of colony growth from diffuse before the addition of serum containing IgG in SA to compact after the presence of serum. Protein A on the bacterial cell surface bind the Fc-IgG caused steric hinderance of bacteria and expressed as compact colony formation in SA. SSA using mammalian sera can be used to discriminate the bacterial strains with or without protein A.
Viroterapi Sebagai Terapi Kanker Mardiani, Dian; Djannatun, Titiek
Majalah Kesehatan Pharmamedika Vol 5, No 1 (2013): JUNI 2013
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/mkp.v5i1.1093

Abstract

The development of molecular biology and genetic engineering, now allow the formation of an effective and specific cancer treatment. Modern cancer treatment has grown rapidly, thus giving a chance to discover a new method that is more promising than the previous treatment. Virotherapy is one of cancer therapy that use the replication-competent viruses to destroy cancer cells. Oncolytic virus (virus used as virotherapy) must be modified by genetic engineering before it can be used as virotherapy.Once modified, oncolytic virus destroys cancer cells through the replication, apoptosis induction, cell lysis through the release of progeny viruses, and activation of immune system. The immune system will be responsible for neutralizing the virus after tumour lysis process, and the immune system will also destroy the remaining tumor cells, although virus already neutralized from the body.
Pengaruh Tingkat Kecemasan Terhadap Keluhan Nyeri Lambung pada Mahasiswa FK YARSI 2020 dan Tinjauannya Menurut Pandangan Islam Ardi, Raihan; Djannatun, Titiek; Arifandi, Firman; Maharsih, Eri Dian
Junior Medical Journal Vol. 2 No. 7 (2024): Maret 2024
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jmj.v2i7.4410

Abstract

Nyeri lambung merupakan istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan rasa sakit atau rasa tidak nyaman di perut bagian atas. Terdapat beberapa jenis nyeri lambung yang meliputi gastritis, GERD, dan dispepsia. Prevalensi dispepsia di Indonesia adalah 49,75% dan secara global sebesar 10-40%, berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2017, gastritis di Indonesia berjumlah 30.154 kasus (4,9%), dan di Indonesia Prevalensi GERD sudah mencapai 27,4%. Salah satu faktor terjadinya keluhan nyeri lambung adalah kecemasan. Kecemasan dapat mengakibatkan nyeri lambung dengan mengaktivasi emotional motoric system (EMS) yang berpusat di sistem saraf pusat (SSP). Hal tersebut menyebabkan peningkatan sekresi asam lambung dan mengganggu motilitas lambung yang mengakibatkan adanya keluhan nyeri lambung. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan menggunakan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian diambil secara acak dari mahasiswa/i FK YARSI angkatan 2020. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner Zung-self Anxiety Rating Scale dan Gastrointestinal Symptoms Rating Scale untuk melihat pengaruh antara dua variabel. Pada penelitian ini didapatkan jumlah responden yang tidak mengalami kecemasan sebanyak 45.1%, kecemasan ringan 45.1%, kecemasan sedang 9.9%, dan kecemasan berat 0%. Pada pengelompokan gangguan gastrointestinal, data didominasi oleh sindroma diare dengan jumlah 49.3%. Hasil uji regresi logistik multinominal menunjukkan pengaruh yang cukup signifikan antara kecemasan terhadap nyeri lambung (p-value = 0.000). Berdasarkan Hasil penelitian mengenai pengaruh tingkat kecemasan terhadap keluhan nyeri lambung pada mahasiswa FK YARSI 2020, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada mahasiswa FK YARSI 2020 yang mengalami kecemasan terhadap nyeri lambung.
Personal Hygiene Wajah dan Keparahan Acne Vulgaris pada Remaja: Perspektif Islam Sundoro, Vanya Firsty; Riani, Siti Nur; Djannatun, Titiek; Maharsi, Eri Dian
Jurnal Ruhul Islam Vol 3 No 1 (2025): Jurnal Ruhul Islam
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jri.v3i1.224

Abstract

Banyak faktor mempengaruhi Acne, salah satunya adalah praktik kebersihan atau Personal Hygiene wajah.  Personal Hygiene buruk menyebabkan kulit wajah menjadi kotor dan berminyak sehingga bakteri Propionibacterium acnes mudah menginfeksi dan berkembang biak yang mengakibatkan timbulnya acne.  Penelitian ini untuk mengetahui hubungan personal hygiene wajah terhadap keparahan acne vulgaris pada remaja SMA Negeri 3 Jakarta dan tinjauannya menurut pandangan Islam.  Penelitian kuantitatif dengan survei analitik dan metode potong lintang digunakan terhadap 91 siswa kelas X dan XI, dipilih dengan teknik consecutive sampling di Mei 2024. Sedangkan untuk tinjauan Islam dengan metode studi pustaka.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja yang mempraktikkan Personal Hygiene baik sebanyak 45,1%.  Keparahan Acne Vulgaris tergolong ringan sebanyak 51,6%.  Terdapat hubungan antara Personal Hygiene Wajah terhadap Keparahan Acne Vulgaris pada remaja (p-Value = 0,000; r = -0,610) maupun remaja laki-laki atau perempuan saja (p-Value = 0,000; r = -0,590 dan p-Value = 0,000; r = -0,538).  Agama Islam mengajarkan umat muslim untuk menjalankan thaharah dalam menjaga kebersihan dirinya, meliputi kebersihan lahiriah dan bathiniah (hifdzu an-nafs), sehingga terhindar dari penyakit.  Wudhu dengan membasuh muka merupakan praktik personal hygiene yang baik.
Faktor Makanan dan Kejadian Acne vulgaris pada Remaja Putri SMA Negeri 3 Jakarta Nuha Haniyah; Djannatun, Titiek; Hamidiyah, Silpi
Junior Medical Journal Vol. 3 No. 4 (2025): Juni 2025
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jmj.v3i4.4994

Abstract

Acne vulgaris adalah masalah kulit yang umum pada remaja, terutama pada remaja putri. Salah satu faktor yang sering dikaitkan dengan kejadian Acne vulgaris adalah faktor makanan, meskipun hubungan ini masih kontroversial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pola makan dengan kejadian Acne vulgaris pada remaja putri. Penelitian menggunakan desain deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional pada 91 remaja putri SMA Negeri 3 Jakarta. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang mencakup jenis, jumlah, dan frekuensi makanan yang dikonsumsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (65,9%) mengalami acne vulgaris, namun tidak ditemukan hubungan signifikan antara pola makan dengan kejadian Acne vulgaris (p>0,05). Konsumsi makanan cepat saji cukup tinggi (57,1%) tetapi diimbangi dengan konsumsi makanan sehat. Responden memiliki pemahaman yang baik tentang makanan penyebab jerawat (62,6%) dan menjaga kebersihan kulit dengan cukup baik. Pola makan tidak memiliki hubungan signifikan dengan kejadian Acne vulgaris pada remaja putri, namun pemahaman tentang diet yang baik tetap penting untuk kesehatan kulit. Penelitian ini memberikan wawasan untuk pencegahan Acne vulgaris melalui edukasi pola makan yang sehat.