Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Structure and Openness in Literary Semiotics: A Comparative Study of Greimas, Eco, and Barthes Amraj, M. Akbar Kurtubi
IJLHE: International Journal of Language, Humanities, and Education Vol. 8 No. 1 (2025): IJLHE: International Journal of Language, Humanities, and Education
Publisher : Master Program in Indonesian Language Education and The Institute for Research and Community Service STKIP PGRI Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52217/ijlhe.v8i1.1828

Abstract

This article offers a comparative analysis of three foundational figures in literary semiotics: Algirdas Julien Greimas, Umberto Eco, and Roland Barthes. Drawing on the philosophical traditions of Hegel, Kant, and Nietzsche, the study examines how each theorist articulates distinct approaches to textual meaning, structure, and interpretation. Greimas develops a rationalist framework centered on structural semantics and coherence; Eco positions himself between rationalism and postmodern multiplicity by proposing a model of textual openness constrained by interpretive competence; and Barthes advocates for the primacy of the signifier and the aesthetics of polysemy, resisting conceptual closure through a Nietzschean lens. Methodologically, the article employs close reading and comparative conceptual analysis to highlight epistemological tensions and intersections among the three thinkers. Ultimately, the study maps the evolution of literary semiotics as a dynamic dialogue between structure and openness, coherence and ambiguity, authorial intention and readerly participation
Muhadhoroh Bahasa Inggris Menggunakan Teknik Ekstemporan di Pondok Modern Al-Ghozali Amraj, M. Akbar Kurtubi; Anwar, Mursyid
Abdi Laksana : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5 No 1 (2024): Abdi Laksana : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/abdilaksana.v5i1.38499

Abstract

Pengabdian Kepada Masyarakat di selenggarakan di Pondok Modern Al-Ghozali, kami melanjutkan mengobservasi di kegiatan muhadharah, kami menemukan beberapa permasalahan, pengucapan atau pronounce yang kurang tepat, terlihat tidak mengerti atau tidak menguasai Bahasa Inggris (hanya menghapal), intonasi yang tidak sesuai dan bahkan datar, dan bahasa tubuh yang kaku. Solusi yang ditawarkan dari kegiatan pengabdian ini dalam aspek kemampuan bahasa Inggris, hal mendasar yang ditawarkan oleh tujuan PKM ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris, terutama dalam kegiatan muhadharah. PKM meliputi delapan pemecahan masalah: 1) pendidik menciptakan iklim belajar yang baik dan menyenangkan. 2) metode belajar yang menyenangkan, 3) belajar berbicara bahasa Inggris lebih menarik bersama teman dimana saja, 4) gaya belajar melibatkan visualisasi objek, 5) menambah kosa kata harian, 6) peserta didik dilatih untuk menyampaikan ide-ide, 7) memberikan kesempatan peserta didik untuk mengeksplorasi pemikirannya, dan 8) memberikan, membimbing dan mengarahkan ketika kegiatan muhadharah (public speaking). Dalam acara pengabdian ini, penyampaian materi muhadharah Bahasa Inggris akan mencakup beberapa langkah, yaitu: 1) mencari para siswa yang ingin tampil dengan topik yang mereka buat; 2) membuat kelompok, dan diberikan waktu 10 menit untuk membuat muhadharah menggunakan Bahasa Inggris, lalu maju dengan perwakilan kelompoknya dan mempraktekkan, jika ada kesalahan tim akan mengoreksi kesalahan-kesalahan tersebut; 3) memberikan kosakata baru untuk diterapkan; 4) berlatih penggunaan bahasa tubuh, intonasi dan pengucapan; dan 5) mempraktekkan kembali.
Structure and Openness in Literary Semiotics: A Comparative Study of Greimas, Eco, and Barthes Amraj, M. Akbar Kurtubi
IJLHE: International Journal of Language, Humanities, and Education Vol. 8 No. 1 (2025): IJLHE: International Journal of Language, Humanities, and Education
Publisher : Master Program in Indonesian Language Education and The Institute for Research and Community Service STKIP PGRI Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52217/ijlhe.v8i1.1828

Abstract

This article offers a comparative analysis of three foundational figures in literary semiotics: Algirdas Julien Greimas, Umberto Eco, and Roland Barthes. Drawing on the philosophical traditions of Hegel, Kant, and Nietzsche, the study examines how each theorist articulates distinct approaches to textual meaning, structure, and interpretation. Greimas develops a rationalist framework centered on structural semantics and coherence; Eco positions himself between rationalism and postmodern multiplicity by proposing a model of textual openness constrained by interpretive competence; and Barthes advocates for the primacy of the signifier and the aesthetics of polysemy, resisting conceptual closure through a Nietzschean lens. Methodologically, the article employs close reading and comparative conceptual analysis to highlight epistemological tensions and intersections among the three thinkers. Ultimately, the study maps the evolution of literary semiotics as a dynamic dialogue between structure and openness, coherence and ambiguity, authorial intention and readerly participation
How Public Speaking Promotes Critical Thinking Skills: Manuscript Method Taman, Purwanti; Anwar, Mursyid; Amraj, M. Akbar Kurtubi
Jurnal Pengabdian Masyarakat (JUDIMAS) Vol. 2 No. 1 (2024)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STIKes Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54832/judimas.v2i1.261

Abstract

Kemampuan berpidato dalam bahasa Inggris sering dianggap sebagai hal yang sangat menantang dikalangan sekolah menengah atas. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk memberi solusi atas permasyalahan yang dihadapi oleh Pondok Modern Al-Ghozali dalam mewujudkan salah satu tujuan pembelajaran yaitu santri mampu berbahasa Inggris dengan baik, khusus berpidato. Pondok Modern ini berada di desa Curug Kecamatan Gunungsindur kabupaten Bogor, dan kegiatan ini diikuti oleh 30 santriwati. Dari hasil observasi melalui diskusi dengan mitra, kendala utama para santriwati dalam melakukang pidato berbahasa Inggris adalah kurangnya pemahaman teknik berpidato dalam Bahasa Inggris, kurangnya kosa-kata dalam menyampaikan pokok pikiran, kurang percaya diri, kurangnya kemampuan berfikir kritis, serta kurangnya kesempatan mempraktekkan apa yang telah mereka pelajari. Maka dari itu, kami memberikan solusi antara lain: mengajarkan tehnik berpidato yang baik dan benar, memberi bimbingan setiap group oleh mahasiswa yang dimulai dari memilih topik yang mereka sukai, memberi kosa-kata yang mereka perlukan untuk topik bahasan yang mereka pilih, membuat kerangka pidato, membantu menyusun manuskrip berdasarkan hasil diskusi group, serta mempraktekkan di depan kelas. Oleh sebab itu dalam PKM kali ini kami pengusung tema ‘How Public Speaking Promotes Critial Thinking (Manuscript Method)