Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP PELAKU BULLYING DI SEKOLAH Erfitra Dian Apriani; Fitri Purnamasari; Gloria Oktaviani Simatupang; Elvira; Gregoriaus Hermawan Kristyanto; Joko Riskiyono
Abdi Laksana : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5 No 2 (2024): Abdi Laksana : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/abdilaksana.v5i2.40844

Abstract

Setiap remaja sebenarnya memiliki potensi untuk dapat mencapai kematangan kepribadian yang memungkinkan mereka dapat menghadapi tantangan hidup secara wajar di dalam lingkungannya, namun potensi ini tentunya tidak akan berkembang dengan optimal jika tidak ditunjang oleh faktor fisik dan faktor lingkungan yang memadai. Dalam pembentukan kepribadian seorang remaja, akan selalu ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu faktor risiko dan faktor protektif. Faktor risiko ini dapat bersifat individual, konstekstual (pengaruh lingkungan), atau yang dihasilkan melalui interaksi antara individu dengan lingkungannya. Faktor risiko yang disertai dengan kerentanan psikososial, dan resilience pada seorang remaja akan memicu terjadinya gangguan emosi dan perilaku yang khas pada seorang remaja. Sedangkan faktor protektif merupakan faktor yang memberikan penjelasan bahwa tidak semua remaja yang mempunyai faktor risiko akan mengalami masalah perilaku atau emosi, atau mengalami gangguan tertentu. Kesibukan orang tua dalam bekerja untuk memenuhi kebutuhan anak, menyebabkan orang tua kurang berkomunikasi dengan anaknya bahkan anak tidak terpantau dengan baik, tentang aktivitas anak di sekolah dan dilingkungan rumah. Anak membutuhkan arahan dan dukungan emosional dari orang tuanya sehingga anak tidak merasa sendiri dan orang tu dapat memantau perkembangan anak. Secara umum, pelaku bullying biasanya berasal dari keluarga yang bermasalah seperti permusuhan dalam keluarga, agresi, anak dihukum oleh orang tua secara berlebihan atau adanya situasi rumah yang tidak harmonis sehingga anak merasa stress. Berdasarkan berbagai hal tersebut anak mempelajari perilaku bullying dengan mengamati berbagai konflik yang terjadi di keluarga mereka dan menirunya terhadap teman-temannya.
STRATEGI PENCEGAHAN KECELAKAAN LALULINTAS BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN Yuniar Fitriah; Tiara Amellia Zahra; Yayan Dewi Sartika; Sunarwaty Putri Sari Panggabean; Elvira; Gregorius Hermawan Kristyanto; Joko Riskiyono
Abdi Laksana : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5 No 2 (2024): Abdi Laksana : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/abdilaksana.v5i2.41041

Abstract

Kecelakaan lalu lintas (Laka Lantas) di Indonesia masih menjadi permasalahan serius yang mengakibatkan korban jiwa dan kerugian materi.Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU LLAJ) menjadi landasan hukum untuk mencegah dan menangani Laka Lantas. Kami membahas strategi Pencegahan Laka Lantas berdasarkan UU LLAJ, dengan fokus pada tiga pilar utama, diantaranya: pertama, pencegahan Pelanggaran. Kedua, Peningkatan Kesadaran dan Budaya Tertib Berlalu Lintas. Ketiga, Peningkatan Kesiapsiagaan dan Penanganan Kecelakaan. Pencegahan Laka Lantas membutuhkan upaya komprehensif dan berkelanjutan yang melibatkan berbagai pihak. Implementasi strategi pencegahan Laka Lantas berdasarkan UU LLAJ diharapkan dapat mewujudkan keselamatan dan kelancaran lalu lintas di Indonesia. Strategi-strategi tersebut meliputi peningkatan penegakan hukum, edukasi dan sosialisasi berkelanjutan, perbaikan infrastruktur jalan, kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, pemanfaatan teknologi dan sistem informasi, serta evaluasi dan pengembangan program secara berkala. Peningkatan pengawasan dan pemberian sanksi yang tegas diharapkan dapat menciptakan efek jera bagi pelanggar. Kampanye keselamatan lalu lintas melalui berbagai media dan integrasi pendidikan keselamatan ke dalam kurikulum sekolah bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Selain itu, perbaikan infrastruktur jalan yang rutin dan kerjasama dengan sektor swasta juga penting dalam mendukung program keselamatan. Penggunaan teknologi untuk memberikan informasi real-time dan aplikasi pelaporan kondisi jalan diharapkan dapat meningkatkan respons terhadap kondisi darurat.