Setiap remaja sebenarnya memiliki potensi untuk dapat mencapai kematangan kepribadian yang memungkinkan mereka dapat menghadapi tantangan hidup secara wajar di dalam lingkungannya, namun potensi ini tentunya tidak akan berkembang dengan optimal jika tidak ditunjang oleh faktor fisik dan faktor lingkungan yang memadai. Dalam pembentukan kepribadian seorang remaja, akan selalu ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu faktor risiko dan faktor protektif. Faktor risiko ini dapat bersifat individual, konstekstual (pengaruh lingkungan), atau yang dihasilkan melalui interaksi antara individu dengan lingkungannya. Faktor risiko yang disertai dengan kerentanan psikososial, dan resilience pada seorang remaja akan memicu terjadinya gangguan emosi dan perilaku yang khas pada seorang remaja. Sedangkan faktor protektif merupakan faktor yang memberikan penjelasan bahwa tidak semua remaja yang mempunyai faktor risiko akan mengalami masalah perilaku atau emosi, atau mengalami gangguan tertentu. Kesibukan orang tua dalam bekerja untuk memenuhi kebutuhan anak, menyebabkan orang tua kurang berkomunikasi dengan anaknya bahkan anak tidak terpantau dengan baik, tentang aktivitas anak di sekolah dan dilingkungan rumah. Anak membutuhkan arahan dan dukungan emosional dari orang tuanya sehingga anak tidak merasa sendiri dan orang tu dapat memantau perkembangan anak. Secara umum, pelaku bullying biasanya berasal dari keluarga yang bermasalah seperti permusuhan dalam keluarga, agresi, anak dihukum oleh orang tua secara berlebihan atau adanya situasi rumah yang tidak harmonis sehingga anak merasa stress. Berdasarkan berbagai hal tersebut anak mempelajari perilaku bullying dengan mengamati berbagai konflik yang terjadi di keluarga mereka dan menirunya terhadap teman-temannya.
Copyrights © 2024