Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Self-talk bagi Kesehatan Mental Mahasiswa di Perguruan Tinggi Islam Kota Bengkulu Rahayu, Puspa Yuni; Haryati, Asti
TAUJIHAT: Jurnal Bimbingan Konseling Islam Vol 4 No 2 (2023): TAUJIHAT: Jurnal Bimbingan Konseling Islam
Publisher : Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah - Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21093/tj.v4i2.7525

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak self talk bagi kesehatan mental mahasiswa Perguruan Tinggi Islam Kota Bengkulu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian fenomenologi. Lokasi penelitian dilakukan di UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu. Pemilihan subjek dilakukan dengan teknik purposive sampling. Peneliti menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk mengumpulkan data, dan teori REBT (Rational Emotive Behaviour Therapy) sebagai landasan penyusunan instrumen penelitian. Data yang didapatkan dianalisis menggunakan analisis Miles dan Huberman. Hasil penelitian mendapati bahwa self talk yang mengarah pada hal negatif dapat berpengaruh negatif pula pada subjek, pemikiran irasional akibat self talk negatif dapat membuat subjek menjadi stres dan cemas hingga menimbulkan masalah pada kesehatan mental. Jika hal ini sering terjadi, subjek akan menyalahkan diri sendiri atas apa yang terjadi. Hal ini biasanya terjadi karena kondisi subjek sedang menghadapi banyak masalah. Begitupun sebaliknya, ketika kondisi suasana hati sedang baik, maka pemikiran subjek akan sangat positif dan bersemangat dalam menjalani aktivitas sehingga kesehatan mental dari self talk positif itu menjadi terintegrasi. Individu akan memandang segala sesuatu secara positif dan dapat mengurangi kecemasan yang dialami subjek. Kesimpulannya adalah melalui self talk yang negatif, didapati bahwa subjek lebih cenderung berpikir secara irasional hingga menyebabkan stres dan cemas akibat permasalahan yang dihadapi hingga berdampak pada kesehatan mental subjek, dimana tidak terintegrasinya fungsi-fungsi jiwa dalam dirinya. Namun, self talk juga mampu menjadi alternatif bagi kesehatan mental dalam menurunkan stres yang dialami subjek. Dengan self talk yang positif, dapat menyadarkan subjek untuk memberi afirmasi positif pada dirinya sendiri.
Kecerdasan Spiritual dan Kenakal Kecerdasan Spiritual dan Kenakalan Remaja dalam Hubungan Antara Keharmonisan Keluarga dan Agama Sejati, Sugeng; Nur’aini, Dika; Vitaloka, Viola Junia; Widiyawati, Nur Aifah; Rahayu, Puspa Yuni
Psycho Aksara : Jurnal Psikologi Vol 2 No 1 (2024): Volume 2, Nomor 1, Januari 2024
Publisher : LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA BLITAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28926/pyschoaksara.v2i1.1381

Abstract

Penelitian ini menekankan pentingnya membina tidak hanya kecerdasan kognitif tetapi juga kecerdasan spiritual dan keyakinan pada anak. Penelitian ini membahas masalah kenakalan remaja dan dampak sosialnya yang kompleks, serta menekankan peran kecerdasan spiritual dalam memitigasi perilaku tersebut. Penelitian ini juga mengeksplorasi pengaruh keharmonisan keluarga terhadap perilaku remaja menunjukkan bahwa konflik dalam keluarga dapat berkontribusi terhadap kenakalan. Selain itu, hal ini menggaris bawahi pentingnya agama dalam kehidupan manusia, yang berfungsi sebagai motivasi dan alat penting untuk pengembangan pribadi dan pengendalian diri. Metodologi penelitian yang digunakan adalah tinjauan literatur, dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif untuk mengeksplorasi hubungan antara kenakalan remaja, kecerdasan spiritual, keharmonisan keluarga, dan agama. Hasil dan diskusi menyoroti konsep kecerdasan spiritual dan empat komponennya, serta menekankan perannya dalam mencapai ketenangan pikiran. Teks tersebut diakhiri dengan menekankan dampak positif keluarga harmonis dan pendidikan agama dalam mencegah kenakalan remaja. Ringkasnya, penelitian ini memberikan wawasan mengenai berbagai faktor yang mempengaruhi perilaku remaja, menunjukkan bahwa pendekatan holistik yang melibatkan kecerdasan emosional, keharmonisan keluarga, dan pendidikan agama dapat memainkan peran penting dalam membentuk individu yang bertanggung jawab dan seimbang. Dengan memahami dan mengembangkan kecerdasan spiritual dan kenakalan remaja, individu dapat menciptakan keharmonisan yang baik dalam keluarga dan agama.