Pengelolaan sampah di perkotaan masih menjadi tantangan serius, termasuk di Kota Surabaya yang menghasilkan sekitar 1.500 ton sampah per hari. Minimnya kesadaran masyarakat dalam memilah sampah dan kurangnya pengelolaan berbasis komunitas memperburuk situasi. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk mendampingi masyarakat Kelurahan Pegirian dalam membentuk Bank Sampah Artero sebagai sarana edukasi lingkungan dan pemberdayaan ekonomi. Metode yang digunakan adalah Participatory Action Research (PAR), yang menekankan partisipasi aktif masyarakat sejak tahap identifikasi masalah hingga implementasi solusi. Pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui observasi lingkungan, diskusi kelompok terarah (FGD), sosialisasi, pelatihan teknis pengolahan sampah, hingga pembentukan kepengurusan bank sampah dan legalitas kelembagaan. Hasil pengabdian menunjukkan antusiasme masyarakat yang tinggi, terbentuknya Bank Sampah Artero dengan struktur pengurus yang jelas, serta diterbitkannya Surat Keputusan (SK) Kelurahan sebagai dasar legalitas. Meskipun terdapat kendala seperti partisipasi warga yang belum merata, keterbatasan sarana, dan kemampuan administrasi pengurus yang masih rendah, solusi berupa sosialisasi berulang, pelatihan tambahan, serta dukungan mitra mampu menjaga keberlanjutan program. Artikel ini menyimpulkan bahwa pendekatan PAR efektif dalam mendorong perubahan perilaku masyarakat dan memperkuat kelembagaan sosial, sehingga bank sampah dapat menjadi model pemberdayaan berbasis lingkungan yang berkelanjutan.