Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

ANALISIS KRITIS AKSIOLOGI PENDIDIKAN NASIONAL ANTARA FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM VS NILAI-NILAI PANCASILA Ali Hasan Siswanto; Mukaffan
SIRAJUDDIN : Jurnal Penelitian dan Kajian Pendidikan Islam Vol 2 No 2 (2023): Sirajuddin Juni 2023
Publisher : P3M STAI MIFTAHUL ULUM LUMAJANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55120/sirajuddin.v2i2.1291

Abstract

Pemikiran yang hati-hati tentang pembentukan ontologis, epistemologis, dan aksiologisdiperlukan saat membina sistem sekolah umum. Sebagai landasan untuk membedahpemanfaatan spekulasi-spekulasi instruktif yang terkait dengan tujuan persekolahan,terutama yang sebanding dengan sifat-sifat Pancasila, landasan aksiologis sistempersekolahan umum menjadi sangat penting. Fungsi pendidikan nasional adalahmenumbuhkan pemikiran rasionalitas dan akhlak mulia dalam kaitannya dengan nilai-nilaipancasila, yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Tujuanpendidikan terkait dengan nilai-nilai pancasila ini, yang menjunjung tinggi nilai-nilaikebenaran, kebaikan, keindahan, dan ketuhanan. Nasional bertujuan untuk membantupeserta didik dalam mengembangkan akal budi yang rasional dan akhlak mulia. Mereka jugaberpendapat bahwa siswa harus dapat bekerja secara produktif dan imajinatif untukbertanggung jawab membantu Indonesia menyesuaikan diri dengan kebutuhan mayoritas dan komunitas yang adil
Transformasi Paradigma Filsafat Dakwah: Dari Tradisional Ke Digital Zihan Annafsa; M Alawy Farhan; Reva Intan Zakiah; Ali Hasan Siswanto
Menulis: Jurnal Penelitian Nusantara Vol. 1 No. 6 (2025): Menulis - Juni
Publisher : PT. Padang Tekno Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/menulis.v1i6.399

Abstract

Perkembangan pesat teknologi informasi telah mengubah metode dakwah Islam, dengan platform media sosial seperti TikTok, YouTube, dan Instagram menjadi sarana baru menjangkau audiens luas. Penelitian Nashoihul Ibad (2025) menekankan pentingnya literasi digital bagi dai untuk memanfaatkan TikTok secara efektif, sementara Fauzi (2023) menyoroti peran teknologi dalam menembus batas geografis dakwah. Namun, kajian khusus tentang efektivitas TikTok dan strategi literasi digital bagi dai masih terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan mengkaji transformasi dakwah dari tradisional ke digital, menganalisis strategi komunikasi, literasi digital, serta integrasi nilai lokal dalam konten dakwah agar lebih adaptif dan relevan di era teknologi. Hasil analisis menunjukkan bahwa metode dakwah tradisional seperti ceramah di mimbar, majelis taklim, dan media cetak telah lama efektif dalam menyebarkan ajaran Islam, namun memiliki keterbatasan dalam jangkauan, interaksi, dan fleksibilitas. Di era digital, pemanfaatan media sosial dan konten digital seperti video, podcast, dan infografis membuka peluang besar untuk menjangkau audiens lebih luas, terutama generasi muda, dengan komunikasi yang lebih interaktif dan kreatif. Namun, tantangan dakwah digital meliputi risiko misinformasi, kesenjangan literasi digital, serta kebutuhan untuk mengintegrasikan nilai-nilai dan kearifan lokal agar pesan dakwah tetap relevan dan diterima dengan baik. Integrasi kearifan lokal dalam dakwah digital sangat penting untuk menjadikan pesan dakwah lebih relevan, mudah diterima, dan kontekstual bagi masyarakat. Pemanfaatan media dan seni tradisional, seperti bahasa daerah dan kesenian lokal, menjadi media kreatif yang efektif, terutama jika didukung kolaborasi dengan tokoh budaya. Platform digital seperti YouTube, Instagram, dan TikTok berhasil menjangkau generasi muda dengan konten yang interaktif dan variatif, seperti yang ditunjukkan oleh Al-Bahjah TV. Namun, tantangan seperti perbedaan tafsir budaya, kesenjangan akses teknologi, dan kebutuhan kompetensi dai dalam budaya lokal dan literasi digital harus diatasi. Secara filosofis, dakwah digital menggeser paradigma dari monolog menjadi dialog interaktif yang menuntut etika tinggi.
Dakwah Sebagai Mekanisme Transformasi Sosial Berbasis Nilai Islam Rofiqotul Nikmatil Uliyah; Fatimatus Zahra; Rizky Hidayatullah; Ali Hasan Siswanto
Menulis: Jurnal Penelitian Nusantara Vol. 1 No. 6 (2025): Menulis - Juni
Publisher : PT. Padang Tekno Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/menulis.v1i6.400

Abstract

Dakwah tidak hanya berfungsi sebagai instrumen penyebaran ajaran Islam secara individual dan spiritual, tetapi juga memiliki peran strategis dalam membentuk perubahan sosial yang berkeadilan. Dalam konteks transformasi sosial, dakwah berbasis nilai Islam mampu merespons berbagai tantangan global, seperti ketimpangan ekonomi, ketidakadilan sosial, dan degradasi moral. Penelitian ini menyoroti peran dakwah dalam membangun kesadaran sosial, meningkatkan literasi keislaman, serta mendorong partisipasi aktif umat dalam gerakan advokasi keadilan dan hak asasi manusia. Dengan pendekatan berbasis epistemologi Islam dan integrasi multidisipliner, dakwah dapat menjadi sarana untuk membangun masyarakat yang lebih inklusif dan berkeadaban. Selain itu, penguatan dakwah melalui teknologi digital dan metode berbasis data memungkinkan pesan Islam tersampaikan lebih efektif dan solutif. Meskipun telah banyak kajian yang membahas peran dakwah dalam perubahan sosial, masih terdapat kesenjangan dalam integrasi strategi dakwah dengan kebijakan sosial dan pembangunan berkelanjutan. Oleh karena itu, diperlukan model dakwah yang lebih adaptif, berbasis solusi konkret, serta mampu bersinergi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mempercepat proses transformasi sosial yang berlandaskan nilai-nilai Islam.
Transformasi Metodologi Dakwah Dalam Era Teknologi Informasi Faiz Ichwanul Rizky; Nakhlah Faridah Ash Sholichah; Ainun Naya; Ali Hasan Siswanto
Menulis: Jurnal Penelitian Nusantara Vol. 1 No. 6 (2025): Menulis - Juni
Publisher : PT. Padang Tekno Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/menulis.v1i6.401

Abstract

Perkembangan teknologi informasi telah membawa dampak signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan umat Islam, termasuk dalam praktik dakwah. Transformasi ini tidak hanya menyangkut media penyampaian, tetapi juga memengaruhi bentuk, isi pesan, hingga otoritas keagamaan yang selama ini bersifat hierarkis dan institusional. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi bagaimana kemajuan teknologi, khususnya media sosial, merekonstruksi metodologi dakwah Islam di era digital. Dengan pendekatan kualitatif melalui metode netnografi dan analisis wacana digital, studi ini menganalisis konten dakwah pada berbagai platform daring seperti YouTube, Instagram, dan TikTok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dakwah digital ditandai oleh personalisasi pesan, interaktivitas tinggi, serta munculnya aktor-aktor baru yang menantang otoritas tradisional, seperti ustaz selebgram dan konten kreator Muslim. Temuan ini memberikan kontribusi teoretis terhadap studi dakwah kontemporer, menyoroti pergeseran otoritas keagamaan serta perlunya redefinisi kerangka dakwah di era informasi. Studi ini merekomendasikan peningkatan literasi digital bagi para pendakwah guna menjaga integritas dakwah dan mengoptimalkan potensi media digital untuk menyebarkan nilai-nilai Islam yang inklusif dan kontekstual.
Rekonstruksi Epistimologi, Dakwah Dalam Konteks Digitalisasi Dan Era Disrupsi Muhammad Rizky Azizi; Tisya Dwi Nuraini; Syafah Audina; Ali Hasan Siswanto
Menulis: Jurnal Penelitian Nusantara Vol. 1 No. 6 (2025): Menulis - Juni
Publisher : PT. Padang Tekno Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/menulis.v1i6.404

Abstract

Digitalisasi dan era disrupsi telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam dakwah Islam. Transformasi ini menuntut rekonstruksi epistemologi dakwah agar tetap relevan dalam ekosistem digital yang dinamis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana integrasi wahyu, akal, dan teknologi dapat membentuk model dakwah yang adaptif di era digital. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi literatur dan analisis fenomenologi, penelitian ini mengkaji sumber-sumber akademik, laporan penelitian, serta wawancara dengan praktisi dakwah digital. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dakwah digital menghadirkan peluang besar dalam penyebaran Islam, tetapi juga menimbulkan tantangan seperti otoritas keagamaan yang terdesentralisasi dan penyebaran informasi yang tidak terverifikasi. Kontribusi penelitian ini terletak pada model rekonstruksi epistemologi dakwah berbasis literasi digital dan moderasi beragama, yang mengedepankan interaksi partisipatif serta pendekatan berbasis data dalam menyampaikan nilai-nilai Islam secara efektif di era digital.
Basis Ontologi Dakwah sebagai Fondasi Kesadaran Humanistik dalam Era Post-Truth Ahmad Sofyan; Padma Fadhila; Nilta Muhimatul Hidayah; Ali Hasan Siswanto
Menulis: Jurnal Penelitian Nusantara Vol. 1 No. 6 (2025): Menulis - Juni
Publisher : PT. Padang Tekno Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/menulis.v1i6.408

Abstract

Era post-truth yang ditandai dengan dominasi emosi atas fakta, maraknya disinformasi, dan polarisasi sosial telah menciptakan krisis etika dan kemanusiaan yang berdampak pada praktik dakwah kontemporer. Dakwah cenderung terjebak pada pendekatan dogmatis dan kehilangan esensinya sebagai pembentuk kesadaran kemanusiaan yang universal. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji basis ontologi dakwah sebagai fondasi kesadaran humanistik dalam merespons tantangan era post-truth. Pendekatan yang digunakan adalah analisis filosofis-kritis dengan memadukan perspektif ontologi dakwah, filsafat humanisme, serta teori kesadaran sosial. Hasil temuan menunjukkan bahwa dakwah memiliki landasan ontologis yang berakar pada relasi transendental antara manusia dan Tuhan, yang mengandung nilai-nilai kemanusiaan seperti empati, keadilan, dan penghormatan terhadap martabat manusia. Dengan mendekonstruksi praktik dakwah yang reduktif, artikel ini menawarkan konsep dakwah humanistik yang mampu membangun kembali kesadaran etis dan solidaritas sosial di tengah arus informasi yang manipulatif. Kontribusi teoretis artikel ini adalah integrasi antara ontologi dakwah dan humanisme sebagai kerangka baru dalam kajian dakwah, sedangkan kontribusi praktisnya terletak pada penyusunan strategi dakwah berbasis etika kritis yang relevan untuk menghadapi dinamika sosial era digital.
Dakwah Digital Multimazhab: Analisis Strategi Komunikasi Islam Moderat Di Era Post-Truth Khaiza Lois Himmatul Ulya; Moh. Firman Ali Al-Karim; Bagus Kurniawan; Ali Hasan Siswanto
Menulis: Jurnal Penelitian Nusantara Vol. 1 No. 6 (2025): Menulis - Juni
Publisher : PT. Padang Tekno Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/menulis.v1i6.410

Abstract

Era post-truth telah menciptakan lanskap komunikasi digital yang ditandai oleh dominasi emosi atas fakta, polarisasi opini, serta menguatnya narasi keagamaan yang eksklusif dan seringkali bersifat provokatif. Dalam konteks Islam, ruang digital menjadi arena baru bagi dakwah lintas mazhab yang tidak jarang memperlihatkan fragmentasi tajam akibat disparitas pemahaman keagamaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi komunikasi dakwah Islam moderat yang dilakukan oleh berbagai mazhab di media digital, khususnya dalam upaya merespons tantangan era post-truth dan membangun sinergi intra-umat. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif melalui metode analisis wacana kritis dan netnografi digital, penelitian ini mengkaji konten dakwah dari beberapa kanal YouTube, akun Instagram, dan TikTok yang merepresentasikan spektrum mazhab Islam secara moderat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi komunikasi moderat menekankan prinsip inklusivitas, bahasa dialogis, pemanfaatan simbol-simbol persatuan, serta pendekatan kontekstual berbasis maqāṣid al-sharī‘ah. Dakwah digital multimazhab yang berorientasi pada moderatisme terbukti memiliki potensi dalam mereduksi ketegangan mazhabiyah dan membangun kohesi sosial di ruang maya, asalkan dikembangkan dengan kesadaran epistemologis, etika digital, dan strategi komunikasi yang adaptif terhadap dinamika post-truth. Penelitian ini memberikan kontribusi terhadap pengembangan paradigma dakwah trans-mazhab berbasis teknologi dan menawarkan kerangka konseptual baru dalam studi komunikasi Islam kontemporer.
Dakwah Inklusif Berbasis Budaya Lokal Di Masyarakat Pedesaan: Strategi, Tantangan, Dan Transformasi Sosial Bridav Hayati S; Izzah Afkarina; Putri Mauliyani; Ali Hasan Siswanto
Menulis: Jurnal Penelitian Nusantara Vol. 1 No. 6 (2025): Menulis - Juni
Publisher : PT. Padang Tekno Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/menulis.v1i6.411

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi strategi, tantangan, dan dampak transformasi sosial dari dakwah inklusif yang berbasis budaya lokal di masyarakat pedesaan. Dakwah inklusif dipahami sebagai pendekatan dakwah yang menghargai keberagaman budaya, sosial, dan kepercayaan masyarakat, serta menekankan nilai-nilai toleransi, partisipasi, dan penghormatan terhadap kearifan lokal. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui studi kasus di beberapa komunitas pedesaan, penelitian ini menemukan bahwa keberhasilan dakwah tidak hanya ditentukan oleh kekuatan pesan teologis, tetapi juga oleh kemampuan dai dalam mengadopsi simbol, bahasa, dan struktur sosial lokal sebagai medium komunikasi dakwah. Namun demikian, pendekatan ini menghadapi tantangan serius, seperti resistensi dari kelompok dakwah skripturalis, ketegangan antara norma adat dan syariat, serta keterbatasan literasi budaya para pendakwah. Temuan studi ini menunjukkan bahwa dakwah berbasis budaya lokal mampu menciptakan transformasi sosial yang signifikan, antara lain peningkatan kohesi sosial, penguatan identitas religius yang inklusif, dan terbentuknya model integratif antara Islam dan budaya lokal. Studi ini merekomendasikan pentingnya pelatihan kultural bagi para dai serta integrasi studi antropologi dalam kurikulum pendidikan dakwah.
Reaktualisasi Sasaran Dakwah Di Era Digital: Pendekatan Interdisipliner Antara Ilmu Dakwah Dan Teknologi Informasi Sandy Syarif Maulidi; Amelia Rosanti; Noera Noermanias; Ali Hasan Siswanto
Menulis: Jurnal Penelitian Nusantara Vol. 1 No. 6 (2025): Menulis - Juni
Publisher : PT. Padang Tekno Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/menulis.v1i6.422

Abstract

Perkembangan teknologi digital telah membawa transformasi mendasar dalam praktik dakwah Islam, khususnya dalam hal penentuan dan pendekatan terhadap sasaran dakwah. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji secara kritis reaktualisasi sasaran dakwah di era digital melalui pendekatan interdisipliner antara ilmu dakwah dan teknologi informasi. Dengan menggunakan metode kualitatif berbasis studi kepustakaan dan analisis konten, kajian ini menelusuri bagaimana algoritma media sosial, big data, dan perilaku digital audiens membentuk dinamika baru dalam strategi dakwah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa segmentasi sasaran dakwah tidak lagi dapat dibatasi oleh parameter demografis konvensional, melainkan perlu mempertimbangkan digital persona, preferensi algoritmik, serta afiliasi komunitas daring. Selain itu, penelitian ini mengusulkan kerangka teoritis baru bertajuk Digital Da'wah Targeting Model yang mengintegrasikan prinsip komunikasi dakwah dengan teknologi informasi berbasis data. Temuan ini berimplikasi pada perlunya reposisi peran dai sebagai content creator yang tidak hanya kompeten dalam penyampaian pesan keislaman, tetapi juga dalam memahami mekanisme distribusi pesan di ruang digital. Artikel ini diharapkan dapat menjadi kontribusi strategis dalam pengembangan ilmu dakwah kontemporer yang adaptif terhadap tantangan era digital.
Dimensi Aksiologis Dakwah Dalam Era Digital: Transformasi Nilai Etika Dakwah Dalam Ruang Virtual Ferdiana Arif Huzaidi; Fira Maghfiroh; Umi Nailul Ula; Ali Hasan Siswanto
Menulis: Jurnal Penelitian Nusantara Vol. 1 No. 6 (2025): Menulis - Juni
Publisher : PT. Padang Tekno Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/menulis.v1i6.425

Abstract

Dimensi aksiologis dakwah dalam era digital memperlihatkan bagaimana nilai dan etika keislaman mengalami transformasi signifikan ketika disampaikan melalui ruang virtual yang serba cepat, terbuka, dan tidak terbatas secara geografis. Perkembangan teknologi komunikasi telah mengubah wajah dakwah dari yang bersifat lisan dan lokal menjadi digital dan global, dengan memanfaatkan media sosial, platform video, serta kanal interaktif lainnya. Dakwah digital tidak hanya memperluas jangkauan pesan-pesan Islam, tetapi juga mengubah pola hubungan antara da’i dan mad’u menjadi lebih horizontal dan partisipatif. Namun, perubahan ini turut menghadirkan tantangan serius, seperti diseminasi informasi yang tidak terverifikasi, penyebaran paham keagamaan yang tidak moderat, hingga komodifikasi agama melalui monetisasi konten dakwah. Dalam konteks ini, nilai-nilai seperti kejujuran, transparansi, akurasi, dan tanggung jawab menjadi fondasi etika yang mendesak untuk ditegakkan dalam praktik dakwah digital. Di sisi lain, ruang digital juga membuka peluang besar untuk membentuk ekosistem dakwah yang lebih inklusif, edukatif, dan kontekstual, sepanjang didukung oleh peningkatan literasi digital, regulasi etik yang adaptif, serta peran aktif institusi keagamaan dan akademisi dalam membimbing arah transformasi dakwah. Dengan demikian, dakwah di era digital tidak hanya menuntut inovasi teknologi, tetapi juga pendalaman nilai dan komitmen etik yang mampu menjaga integritas ajaran Islam dalam dunia maya yang terus berkembang.