Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

LEGALITAS POLIGAMI DALAM HUKUM ISLAM: (Menjawab Isu Penentangan Islam Liberal) Sabirin, Muhammad Iqbal
At-Tabayyuun: Journal Islamic Studies Vol. 3 No. 2 (2021): AT-TABAYYUN - JOURNAL ISLAMIC STUDIES
Publisher : Pascasarjana IAIN Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47766/atjis.v3i2.1756

Abstract

Islam telah melegalkan perkawinan sebagai media sah penyatuan sepasang manusia, sebagai jalan untuk berkembang biak dan melestarikan hidupnya. Islam juga telah melegalkan perkawinan poligami sebagai solusi dalam mengatasi permasalahan sosial, yang diikat dengan persyaratan tertentu. Hal ini dijelaskan dalam surat Al-Nisa` : 3 dan didukung oleh beberapa hadis. Namun ada sebagian golongan yang menentang legalitas hukum poligami, di antaranya adalah kelompok “Islam Liberal”. Mereka paling dominan dalam menolak poligami dengan berbagai argumentasi, baik yang bersifat normatif, psikologis dan selalu mengaitkan dengan ketidakadilan gender. Beranjak dari fenomena ini, menjadi perlu mengkaji secara ilmiah untuk menemukan jawaban dari permasalahan ini. Fokus kajian dalam penelitian ini adalah mengkomparisaikan dalil-dalil yang dikemukakan oleh para ulama fuqaha dan Islam liberal. Dari hasil penelitian, penulis menemukan adanya kelemahan dari argumen kalangan Islam Liberal, baik itu yang bersifat normatif, psikologis atau lainnya. Lebih dari itu, mereka juga lebih mengandalkan akal dalam menentukan hukum syar’i, Padahal akal tidak dapat menyimpulkan status hukum secara mandiri terlepas dari nash. Dengan demikian, maka poligami merupakan ketentuan hukum yang jelas legalitasnya dalam Islam dan tidak dapat ditentang oleh siapapun.
Strengthening Muslim Family Faith and the Importance of Da'wah in the Digital Age: Insights from Scholars of Al-Aziziyah Samalanga through the Lens of Islamic Philosophy M. Amin, Syarkawi; Hanafiah, Mahmudi; Sabirin, Muhammad Iqbal; Zalikha, Siti; Hadi, Musafirul
El-Usrah: Jurnal Hukum Keluarga Vol. 8 No. 1 (2025): EL-Usrah: Jurnal Hukum Keluarga
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/q48epp30

Abstract

The advancement of technology in the era of the Industrial Revolution 4.0 has significantly expanded access to Islamic knowledge; however, it simultaneously presents challenges related to the imbalance between technological utilization and the reinforcement of the Islamic faith. This study addresses the core issue of Muslim family faith resilience and the critical need for digital da'wah, as perceived by scholars from Al-Aziziyah Islamic Boarding School. Employing a qualitative methodology grounded in Islamic philosophical theory, data were collected through in-depth interviews with key informants, including boarding school leaders, educators, and students. Complementary literature was reviewed from journals, books, and scientific reports. The research was conducted at Dayah Jamiah Al-Aziziyah in Samalanga, Bireuen, Aceh. Findings indicate that strengthening the resilience of aqidah within Muslim families involves multiple strategies, such as leveraging technology and social media as platforms for Islamic learning, alongside maintaining traditional religious instruction through regular taklim assemblies led by teachers and ulama. The boarding school, as a traditional educational institution, plays a pivotal role in effectively disseminating Islamic teachings via social media and online platforms. Furthermore, fortifying aqidah entails rigorous supervision of technology use, effective time management, verification of information, and collaborative efforts among the boarding school, families, and communities, with Al-Aziziyah Samalanga serving as a central hub. From the perspective of the Islamic philosophy, which prioritizes truth and the principles rooted in divine revelation as the ultimate reality, these efforts align with the beneficial aspects of scientific and technological progress. This study contributes an Islamic philosophical framework emphasizing the urgent necessity of digital da'wah to sustain and strengthen the aqidah resilience of Muslim families in the contemporary digital era.