Fazlin, Hani
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Menimbang Kasus Pernikahan Anak dalam Kacamata Tafsir Maqasidi: Studi Kritis Ayat-ayat Pernikahan dalam Al-Qur’an Fazlin, Hani
SUHUF Vol 16 No 1 (2023)
Publisher : Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22548/shf.v16i1.865

Abstract

This paper attempts to review the concept of “marriage” contained in the Qur’an as an authoritative source in Islam. This study uses the Maqāṣidī interpretation approach as an effort to reconstruct the concept of marriage. The main material object in this study is surah al-Rūm/30: 21 regarding the general concept of marriage and several other supporting verses. After conducting an in-depth analysis through the eyes of theMaqāṣidī Tafsir, the fundamental maqāṣid aspects of the marriage verses are found; ḥifẓ al-dīn, ḥifẓ al-nafs, ḥifẓ al-aql, ḥifẓ al-māl, ḥifẓ al-nasl, and ḥifẓ al-daulah. Then based on the analysis of the maqāṣid Al-Qur’an aspect, marriage consists of elements of iṣlāḥ al-fard (individual benefit), iṣlāḥ al-mujtama’ (social benefit), and iṣlāḥ al-’ālam (universal benefit). Thus, it can be concluded that child marriage has many negative impacts (disadvantages), so this practice should be prevented and stopped. This prevention requires support from all levels of society, including the government. One of them is by reviewing the implementation of a marriage dispensation for children who have not reached the minimum age limit of 19 years.
Pemetaan Jejak Pengetahuan: Sebuah Catatan Kronologis Epistemologi Islam perspektif al-Jabiri Fazlin, Hani; Hasan, Hamka; N, Abd. Muid
Refleksi Jurnal Filsafat dan Pemikiran Islam Vol. 24 No. 1 (2024): Refleksi Jurnal Filsafat dan Pemikiran Islam
Publisher : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ref.v24i1.5357

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk melakukan pemetaan yang cermat terhadap perjalanan dan perkembangan jejak pengetahuan yang telah menjadi bagian integral dari budaya penalaran dalam masyarakat Arab, yang pada gilirannya menjadi pondasi yang kuat dalam pembentukan penalaran dalam Islam secara menyeluruh. Seorang pemikir Islam yang terkenal dari wilayah Maghrib, yaitu al-Jabiri, telah mengembangkan sebuah kerangka pemikiran yang terdiri dari tiga tipologi sistem penalaran yang memengaruhi dan membentuk pengetahuan di kalangan masyarakat Arab tersebut; yakni bayan, ‘irfān, dan burḥān. Penelitian yang disajikan dalam artikel ini merupakan sebuah penelitian kualitatif yang berlandaskan pada sumber data dari penelitian kepustakaan. Hasil dari penelitian ini menguraikan bahwa keberadaan ketiga sistem penalaran ini adalah hasil dari dinamika pergulatan ideologis-politis yang saling berkompetisi untuk mendominasi, daripada sekadar menjadi sesuatu yang bersifat transformatif. Epistemologi bayan dan ‘irfān hadir dalam keberagaman unsur pra-Islam yang telah meresap dan semakin berakar kuat pada masa kodifikasi dan gerakan penerjemahan. Sementara itu, epistemologi burḥān muncul pada masa kekuasaan Daulah Abbasiyah di bawah kepemimpinan al-Ma’mun, yang diinisiasi dengan tujuan untuk menekan kelompok-kelompok yang menentang negara, khususnya mereka yang berpegang teguh pada pemikiran 'irfān. Historisitas dari ketiga epistemologi ini saling bersilangan dan membentuk pola penalaran yang khas bagi bangsa Arab.