Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisis Yuridis Mengenai Kejahatan Genosida dalam Statuta Roma Kasus Studi Periode Konflik Regional Syaiful Aldiansyach; Faturrohman
Journal of International Multidisciplinary Research Vol. 2 No. 2 (2024): Februari 2024
Publisher : PT. Banjarese Pacific Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62504/6fc29r28

Abstract

Kejahatan genosida merupakan salah satu kejahatan paling serius di bawah yurisdiksi Mahkamah Pidana Internasional, sebagaimana diatur dalam Statuta Roma. Studi ini bertujuan untuk melakukan analisis yuridis terhadap kasus kejahatan genosida dalam konteks Statuta Roma, dengan fokus pada periode konflik regional yang melibatkan kekerasan etnis dan agama. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis dengan menganalisis teks Statuta Roma, keputusan Mahkamah Pidana Internasional terkait kejahatan genosida, serta studi kasus konkret pada periode konflik regional yang tercatat dalam sejarah hukum internasional. Data primer dan sekunder digunakan untuk mendukung analisis dan temuan. Analisis mendalam terhadap Statuta Roma menunjukkan pengertian dan unsur-unsur kejahatan genosida yang dijelaskan secara rinci. Studi kasus periode konflik regional mengungkapkan tantangan dalam identifikasi, penuntutan, dan pengadilan terhadap pelaku kejahatan genosida. Keberhasilan atau kegagalan penanganan kasus tersebut secara yuridis dipengaruhi oleh kerja sama internasional, politik regional, dan faktor-faktor kontekstual. Penelitian ini memberikan wawasan mendalam tentang kejahatan genosida dalam konteks Statuta Roma dan mengidentifikasi kendala serta potensi solusi dalam penanganan kasus kejahatan serius ini. Rekomendasi disajikan untuk memperkuat kerja sama internasional, memperbaiki sistem peradilan internasional, dan meningkatkan kesadaran global terhadap perlunya penegakan hukum terhadap kejahatan genosida.Studi ini memberikan kontribusi signifikan terhadap pemahaman yuridis mengenai kejahatan genosida dalam Statuta Roma, khususnya dalam konteks konflik regional. Implikasi dan rekomendasi dapat menjadi landasan untuk perbaikan sistem peradilan internasional dan penanganan kejahatan serius di masa depan.
ANALISIS PENGARUH INFLASI TERHADAP DAYA BELI MASYARAKAT DI KOTA TANJUNGPINANG Fazila Shafitri Ananda; Faturrohman; Sheila Rosalina
Jurnal Ekonomi Manajemen Dan Bisnis (JEMB) Vol. 2 No. 5 (2025): Mei
Publisher : Publikasi Inspirasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/jemb.v2i5.4615

Abstract

Inflasi adalah salah satu indikator ekonomi makro yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar. Penelitian ini mengadopsi pendekatan studi literatur, dengan pengumpulan data yang berasal dari tinjauan pustaka, evaluasi dokumen, serta analisis terhadap berbagai penelitian sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inflasi berkontribusi pada penurunan daya beli masyarakat, terutama pada kelompok dengan pendapatan rendah. Selain itu, penelitian ini menyoroti pentingnya kebijakan fiskal yang tepat dan pengendalian harga sebagai alat untuk menjaga kestabilan ekonomi, terutama dalam memastikan daya beli masyarakat tetap terjaga. Temuan dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan kebijakan ekonomi di tingkat daerah yang lebih responsif terhadap perubahan inflasi.
DUKUNGAN PSIKOSOSIAL UNTUK PENGUNGSI DI SHELTER KALIDERES JAKARTA BARAT Sulistyaningsih, Wiwik; Trihandayani, Dewi; Faturrohman; Hafizh, Ahmad Syahnurdin
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol. 6 No. 3 (2023): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v6i3.27069

Abstract

Status as refugees due to social disaster situations, namely conflict and war, means that survivors are forced tolive an abnormal life. Some of them showing psychological isues such as sleep disturbances, reducedconcentration and focus, loss of self-confidence and self-esteem, loss of interest in activities, psychosomaticcomplaints, and even depressive disorders. Meanwhile, from a social perspective, refugees experience physicalchanges, changes in norms and values, changes in culture and social roles, as well as changes in socialstructures and networks. All of this will have an impact on reducing the psychosocial welfare of refugees Toalleviate complaints of psychosocial problems, psychosocial support can be provided to refugees.Thebeneficiaries in this activity were around 120 refugees consisting of around 80 adults, 25 children and 15teenagers. The majority of them come from Afghanistan, and others come from Asian and African countrieswhich are currently in turmoil. The implementation of psychosocial support for refugees at the Kalideresshelter is provided in five forms of activities, namely health checks, providing food, child psychosocial,gardening and recreational sports. After being given this psychosocial support, the refugee residents showed afeeling of greater relief, felt happy because they could enjoy fun activities, and were grateful to have been givenassistance to fulfill their physical and recreational needs. However, longer community assistance are needed,involving greater resources, as well as stronger self-involvement of the refugees themselves so that they aremore empowered and more resilient to face the many challenges and difficulties. life.ABSTRAKStatus sebagai pengungsi akibat situasi bencana sosial yakni konflik dan peperangan membuat penyintasterpaksa harus menjalani kehidupan yang tidak normal. Tidak sedikit penyitas yang mengalami gangguan padaaspek psikologis, seperti seperti mengalami gangguan tidur, berkurangnya konsentrasi dan fokus, hilangnyakepercayaan diri dan harga diri, kehilangan minat untuk beraktivitas, keluhan psikosomatik, hingga gangguandepresi. Sementara dari segi sosial, pengungsi yang berpindah ke negara lain akan mengalami perubahan fisik,perubahan norma dan nilai, perubahan budaya dan peran sosial, serta perubahan struktur dan jaringan sosial.Hal itu semua akan berpengaruh pada menurunnya kesejahteraan psikososial pengungsi. Untuk meringankankeluhan problem psikososial tersebut maka dapat diberikan dukungan psikososial kepada pengungsi. Penerimamanfaat pada kegiatan ini adalah 120 orang pengungsi yang terdiri dari sekitar 80 orang dewasa, 25 oranganak, dan 15 orang remaja. Mayoritas mereka berasal dari Afghanistan, kemudian lainnya berasal darinegara-negara Asia dan Afrika yang sedang bergolak tidak aman. Adapun pelaksanaan dukungan psikososialbagi refugee di shelter Kalideres diberikan dalam lima bentuk kegiatan yakni pemeriksaan kesehatan,pemberian makanan, psikososial anak, gardening, dan rekreasional olah raga. Setelah diberikan dukunganpsikososial tersebut, warga pengungsi menunjukkan perasaan yang lebih lega, merasa gembira karena dapatmenikmati aktivitas yang menyenangkan, serta bersyukur telah diberi bantuan untuk pemenuhan kebutuhanfisik dan rekreasional. Namun demikian agar dukungan psikososial yang diberikan dapat berefek lebih optimalmaka diperlukan upaya pendampingan komunitas yang lebih lama, melibatkan sumber daya yang lebih besar,serta pelibatan diri yang lebih kuat dari diri pengungsi itu sendiri agar mereka lebih berdaya dan lebih resilienuntuk menghadapi banyaknya tantangan dan kesulitan hidup.Kata kunci: dukungan psikososial, pengungsi, resiliensi.