Each society's language acts have their own characteristics as a reflection of culture, including the language acts of Javanese society. One of the cultural riches of Javanese society, especially in terms of language, is wangsalan. Wangsalan reflects the sophistication of Javanese thinking. Javanese people cultivate language through the creation of wangsalan. Wangsalan is still often used by people in Bendo Village Gondang District Tulungagung Regency for daily communication activities. The theoretical basis used in this research is ethnolinguistics with a semiotic approach. This research uses descriptive qualitative research methods. The data source in this research is the people of Bendo Village Gondang District Tulungagung Regency. The research data is in the form of oral data, namely the speech of the people in Bendo Village which contains wangsalan. The method used in providing data is the listening and speaking method. At the analysis stage, the researcher observes and describes the problem in the research object. There were 21 wangsalan usage data that were collected. Based on research, there are three types of wangsalan used in everyday communication, namely wangsalan lamba, wangsalan rangkep, and wangsalan memet. The use of wangsalan by Javanese people is related to thought and mental exercise. The communicative function of using wangsalan based on research data is the function of advising, flattering, insinuating, reminding, notification, requesting, ordering, and making small talk.Tindak berbahasa setiap masyarakat memiliki kekhasan sebagai cerminan kebudayaan, termasuk tindak berbahasa masyarakat Jawa. Salah satu kekayaan kebudayaan masyarakat Jawa, khususnya dalam hal berbahasa, adalah wangsalan. Wangsalan mencerminkan kecanggihan berpikir masyarakat Jawa. Masyarakat Jawa mengolah bahasa melalui penciptaan wangsalan. Wangsalan masih sering digunakan oleh masyarakat di Desa Bendo Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung untuk kegiatan berkomunikasi sehari-hari. Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah etnolinguistik dengan pendekatan semiotika. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Bendo Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung. Data penelitian berupa data lisan, yaitu tuturan masyarakat di Desa Bendo yang memuat wangsalan. Metode yang digunakan dalam penyediaan data adalah metode simak dan cakap. Pada tahap analisis, peneliti mengamati dan menguraikan masalah pada objek penelitian. Terdapat 21 data penggunaan wangsalan yang berhasil dikumpulkan. Berdasarkan penelitian, terdapat tiga jenis wangsalan yang digunakan dalam komunikasi sehari-hari, yakni wangsalan lamba, wangsalan rangkep, dan wangsalan memet. Penggunaan wangsalan oleh masyarakat Jawa berhubungan dengan olah pikir dan olah batin. Fungsi komunikatif penggunaan wangsalan berdasarkan data penelitian adalah fungsi menasihati, menyanjung, menyindir, mengingatkan, pemberitahuan, permohonan, memerintahkan, dan basa-basi.