Pendahuluan: Preeklampsia merupakan komplikasi kehamilan sistemik yang muncul setelah usia kehamilan mencapai 20 minggu, dengan manifestasi klinis berupa hipertensi disertai proteinuria. Kondisi ini tergolong sebagai salah satu kontributor utama terhadap tingginya angka morbiditas dan mortalitas ibu, baik di negara berkembang maupun negara maju, tak terkecuali Indonesia. Upaya untuk menurunkan risiko komplikasi berat memerlukan strategi identifikasi dini dan penatalaksanaan faktor risiko yang terarah. Identifikasi faktor risiko secara lokal menjadi langkah awal yang strategis dalam pengambilan kebijakan preventif di fasilitas kesehatan. Studi ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor risiko kejadian preeklampsia pada ibu bersalin di RSUD Kabupaten Natuna pada tahun 2023. Metode: Desain penelitian menggunakan pendekatan deskriptif cross-sectional. Data yang digunakan merupakan data sekunder dari rekam medis pasien. Analisis dilakukan secara univariat untuk menggambarkan karakteristik subjek. Hasil: Dari total 439 ibu bersalin, terdapat 24 kasus preeklampsia. Mayoritas kasus terjadi pada ibu bersalin dengan kelompok usia >35 tahun, status gizi obesitas, dan paritas multipara. Riwayat hipertensi kronik ditemukan pada lebih dari 50% kasus, sedangkan diabetes melitus hanya teridentifikasi pada sebagian kecil pasien. Pembahasan: Temuan ini mengindikasikan bahwa usia maternal lanjut, obesitas, multiparitas, dan hipertensi kronik merupakan faktor predisposisi dominan terhadap kejadian preeklampsia. Hal ini konsisten dengan faktor risiko yang telah banyak disebutkan dalam literatur, meskipun penelitian ini tidak menganalisis hubungan kausal secara statistik. Simpulan: Usia ibu >35 tahun, status gizi obesitas, paritas multipara, dan riwayat hipertensi kronik merupakan karakteristik yang paling sering ditemukan pada kasus preeklampsia dalam penelitian ini. Hasil ini dapat menjadi pertimbangan awal dalam upaya skrining dan edukasi di fasilitas pelayanan kesehatan primer.