Andriana Kumala Dewi
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kesadaran Fertilitas pada Penyedia Layanan Kesehatan di Puskesmas Tambora, Jakarta Barat Andriana Kumala Dewi; Cindy Yusliani
Compromise Journal Community Proffesional Service Journal Vol. 2 No. 3 (2024): Compromise Journal: Community Professional Service Journal
Publisher : LPPM STIKES KESETIAKAWANAN SOSIAL INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57213/compromisejournal.v2i3.410

Abstract

Objective: To determine the level of awareness of health workers towards fertility at Tambora Health Center, especially regarding age-related fertility decline. Methods: A survey was conducted on health workers at Tambora Health Center, West Jakarta on May 18, 2024. Participants were given a questionnaire regarding their perceptions and knowledge of fertility issues consisting of seven questions. The instrument has shown good validity, reliability, and consistency with Cronbach's alpha > 0.7. Descriptive analysis was used to describe the data using SPSS. Results: The majority of respondents believed that the most fertile age is 26-28 years (53%). Most respondents believed that there is a slight decline in a woman's ability to conceive at the age of 36-45 years (75%). Twenty-five percent of respondents stated that the chances of success for infertile couples undergoing IVF are 40-100%. Conclusion: Despite rapid progress in the development of fertility in clinical practice, this study shows that awareness of fertility is still low among health workers. There is a need for increased education for health care providers regarding fertility knowledge.
Karakteristik Ibu Bersalin dengan Preeklampsia di RSUD Kabupaten Natuna Abela, Anggun Calistia; Andriana Kumala Dewi
JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia Vol 12 No 1 (2025): JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia Vol. 12.1 (2025)
Publisher : BAPIN-ISMKI (Badan Analisis Pengembangan Ilmiah Nasional - Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53366/jimki.v12i1.836

Abstract

Pendahuluan: Preeklampsia merupakan komplikasi kehamilan sistemik yang muncul setelah usia kehamilan mencapai 20 minggu, dengan manifestasi klinis berupa hipertensi disertai proteinuria. Kondisi ini tergolong sebagai salah satu kontributor utama terhadap tingginya angka morbiditas dan mortalitas ibu, baik di negara berkembang maupun negara maju, tak terkecuali Indonesia. Upaya untuk menurunkan risiko komplikasi berat memerlukan strategi identifikasi dini dan penatalaksanaan faktor risiko yang terarah. Identifikasi faktor risiko secara lokal menjadi langkah awal yang strategis dalam pengambilan kebijakan preventif di fasilitas kesehatan. Studi ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor risiko kejadian preeklampsia pada ibu bersalin di RSUD Kabupaten Natuna pada tahun 2023. Metode: Desain penelitian menggunakan pendekatan deskriptif cross-sectional. Data yang digunakan merupakan data sekunder dari rekam medis pasien. Analisis dilakukan secara univariat untuk menggambarkan karakteristik subjek. Hasil: Dari total 439 ibu bersalin, terdapat 24 kasus preeklampsia. Mayoritas kasus terjadi pada ibu bersalin dengan kelompok usia >35 tahun, status gizi obesitas, dan paritas multipara. Riwayat hipertensi kronik ditemukan pada lebih dari 50% kasus, sedangkan diabetes melitus hanya teridentifikasi pada sebagian kecil pasien. Pembahasan: Temuan ini mengindikasikan bahwa usia maternal lanjut, obesitas, multiparitas, dan hipertensi kronik merupakan faktor predisposisi dominan terhadap kejadian preeklampsia. Hal ini konsisten dengan faktor risiko yang telah banyak disebutkan dalam literatur, meskipun penelitian ini tidak menganalisis hubungan kausal secara statistik. Simpulan: Usia ibu >35 tahun, status gizi obesitas, paritas multipara, dan riwayat hipertensi kronik merupakan karakteristik yang paling sering ditemukan pada kasus preeklampsia dalam penelitian ini. Hasil ini dapat menjadi pertimbangan awal dalam upaya skrining dan edukasi di fasilitas pelayanan kesehatan primer.