Prevalensi balita pendek yang dikumpulkan WHO tahun 2019 menyebutkan bahwa Asia Tenggara merupakan wilayah dengan prevalensi stunting tertinggi kedua di dunia (31,9%) setelah Afrika (33,1%). Hasil Riskesdas tahun 2018, angka stunting di Indonesia sebesar 30,8%. Penelitian ini untuk menganalisa hubungan stunting dengan perkembangan pada anak usia prasekolah di Desa Branjang. Desain penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian anak usia 2-5 tahun berjumlah 190 orang. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dan jumlah sampel sebanyak 65 responden. Alat ukur yang digunakan adalah formulir Denver Developmental Screening Test II dan alat microtoise. Uji statistik dengan uji chi-square. Hasil menunjukkan dari 65 responden di dominasi usia 2 tahun (35,4%), berjenis kelamin perempuan (50,8%), terjadi stunting (32,3%), tidak stunting (67,7%), perkembangan normal sebanyak 23 (35,4%) dan perkembangan suspect sebanyak 21 (32,3%), analisis uji chi-square diperoleh p-value (0,341) > α (0,05). Tidak terdapat hubungan antara stunting dengan perkembangan pada anak usia prasekolah di Desa Branjang. Orang tua diharapkan dapat menambah wawasan terkait perkembangan pada anak terutama anak yang mengalami stunting sehingga orang tua dapat mengantisipasi adanya keterlambatan perkembangan pada anak.