Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis dan Faktor yang Mempengaruhi Biaya Kemoterapi Pasien Kanker Payudara arini, heny dwi; Yuliawati, Agustina Nila; Medinna, Balqish Fathoum
JURNAL FARMASI DAN MAKANAN Vol 7 No 1 (2023): Journal of Pharmacy and Science
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36341/jops.v7i1.3834

Abstract

The high incidence of breast cancer poses an economic burden to patients as well as the government due to expensive and periodic medical expenses. Therefore, a cost analysis is needed which can provide input for estimated costs to be incurred in the future. The purpose of this study was to determine cost estimates and factors that affect chemotherapy costs in breast cancer patients. Observational study with a cross-sectional design using data on treatment episodes for breast cancer patients during the 2022 period at X Hospital. The purposive sampling method was used by fulfilling the inclusion and exclusion criteria of the study. Retrospective data collection from medical records and patient billing. Data analysis included patient demographic characteristics, treatment cost calculations, and factors affecting costs with a multivariate linear regression test. The results showed that the highest average total cost of breast cancer chemotherapy at X Hospital for the 2022 period was IDR 34,040,751 at stage III class 1, and the factor that affected chemotherapy costs was age (p = 0.021).
PENGELOLAAN PENGADAAN LOGISTIK FARMASI PADA EMPAT APOTEK JARINGAN DI WILAYAH DENPASAR DAN BADUNG : KAJIAN ETIK DAN REGULASI Widhiartini, Ida Ayu Alit; Sakaningrum, Ni Putu Mirah; Dewi, Putu Diva Candra; Medinna, Balqish Fathoum
JFM (Jurnal Farmasi Malahayati) Vol 8, No 1 (2025)
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jfm.v8i1.16020

Abstract

Apotek jaringan merupakan retail farmasi yang dikelola sebagai suatu kewirausahaan dengan aturan perundangan dan etik yang ketat. Orientasi kewirausahaan di tengah tingginya persaingan retail farmasi menuntut efisiensi dalam berbagai hal termasuk dalam pengadaan logistik kefarmasian obat. Efisiensi pengadaan obat berisiko pada pengabaian etik dan aturan pengelolaan obat di fasilitas pelayanan kefarmasian. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengelolaan pengadaan logistik kefarmasian pada apotek jaringan dan merangkum berbagai kendala dan solusi yang dilakukan ditinjau dari sudut pandang etik dan peraturan mengenai pengadaan logistik kefarmasian di Indonesia. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan selama bulan Juni 2024 melalui wawancara terstruktur menggunakan aplikasi telepon whatsapp terhadap informan tenaga kefarmasian praktek yang bertanggungjawab terhadap proses pengadaan obat pada empat apotek cabang dari tiga (3) apotek jaringan milik swasta dan satu (1) BUMN dan yang ada di wilayah Denpasar dan Badung. Data karakteristik informan dideskripsikan dan data proses pengadaan dikelompokkan menurut: praktek pengadaan, sistem/metode, ketersediaan dokumen mutu (standar operasional prosedur/SOP), informasi kendala dan solusi pengadaan, dan dilakukan kajian etik dan aturan terhadap implementasi pengadaan menggunakan Permenkes No 73 Tahun 2016, Permenkes No 9 Tahun 2017, dan PerBPOM No 24 Tahun 2021. Hasil penelitian menyatakan bahwa praktek pengadaan logistik pada semua apotek jaringan diatur dengan dokumen mutu standar operasional prosedur (SOP) namun hal bertentangan dinyatakan satu (1) apotek yang menyatakan pengadaan dilakukan tanpa menggunakan dokumen surat pesanan yang merupakan aturan pengadaan. Tiga (3) apotek menerapkan metode pengadaan obat mandiri ke distributor, satu (1) menyatakan pengadaan mandiri ke distributor dan pengajuan melalui cabang lain, dan satu (1) apotek menerapkan pengadaan melalui manajemen pusat dengan frekuensi waktu yang bervariasi dari harian, tiga hari per minggu, per minggu, dan per bulan. Semua apotek jaringan menerapkan sistem pengadaan pareto dan ABC dan metode konsumtif, epidemiologi, maupun kombinasinya. Kendala pada apotek jaringan swasta mandiri antara lain kekosongan stok pada distributor sedangkan apotek BUMN terkendala panjangnya alokasi waktu pengadaan akibat waktu tunggu persetujuan manajemen pusat. Solusi yang dilakukan dengan penelusuran distributor lain yang menyediakan obat serupa. Kajian ini menemukan adanya pengabaian etik dan peraturan perundangan terkait pengadaan yang dilakukan tanpa dokumen mutu SOP, SP, dan dilakukan tidak melalui distributor/PBF secara langsung. Permasalahan pengadaan di apotek jaringan memerlukan pertimbangan etik dan kepatuhan tenaga kefarmasian sehingga pengadaan obat bisa berlangsung sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga adil terhadap penyelenggaraan retail apotek lain.