Abstract. To support this, good road geometry and bearing capacity are essential. Currently, some road segments do not meet standards, and poor surface conditions marked by undulations (subsidence) hinder transportation activities. This study uses a quantitative methodology with direct field data collection through observations and measurements, including road geometry data and Dynamic Cone Penetrometer (DCP) tests. Data analysis involves comparing road geometry and soil bearing capacity with the standards set in Kepmen No. 1827.K/30/MEM/2018. For geometry that does not meet standards, design improvements will be made, and for insufficient soil bearing capacity, additional road pavement layers will be added. The study found that some roads had narrowed widths and inadequate superelevation. The highest soil bearing capacity was 7.40 kg/cm², insufficient to support the vehicle load of 9.43 kg/cm². This results in road damage, marked by surface depressions and undulations. Therefore, road reinforcement is needed by adding a sub-base course using 84 cm thick soil material in segment 1 and 63 cm in segment 2, followed by a base course using 20 cm thick class A crushed stone for both segments. Abstrak. Salah satu kegiatan utama perusahaan ini adalah proses pengangkutan batubara. Untuk mendukung aktivitas tersebut, diperlukan kondisi geometri dan daya dukung jalan yang baik. Berdasarkan kondisi aktual di lapangan, terdapat beberapa segmen jalan yang belum memenuhi standar dan kondisi permukaan yang buruk, ditandai dengan adanya undulasi (amblasan), yang dapat mengganggu aktivitas pengangkutan. Metodologi penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik pengambilan data secara langsung di lapangan melalui pengamatan dan pengukuran, meliputi data geometri jalan dan pengujian Dynamic Cone Penetrometer (DCP). Analisis data dilakukan dengan membandingkan geometri jalan dan daya dukung tanah dengan standar yang ditetapkan dalam Kepmen No. 1827.K/30/MEM/2018. Untuk geometri jalan yang belum sesuai, dilakukan perbaikan desain, sedangkan untuk daya dukung tanah yang kurang memadai, dilakukan penambahan lapisan perkerasan jalan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa jalan mengalami penyempitan dan superelevasi yang tidak sesuai standar. Daya dukung tanah terbesar yang diperoleh adalah 7,40 kg/cm², yang dinilai kurang dalam menopang beban kendaraan sebesar 9,43 kg/cm². Hal ini menyebabkan kerusakan jalan, ditandai dengan penurunan permukaan dan undulasi. Oleh karena itu, diperlukan perkerasan jalan dengan penambahan sub-base course menggunakan material tanah setebal 84 cm pada segmen 1 dan 63 cm pada segmen 2, serta base course menggunakan batu pecah kelas A setebal 20 cm untuk kedua segmen.