Di Desa Ngesrepbalong Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal Provinsi Jawa Tengah telah dilakukan konservasi anggrek spesies alam dari Gunung Ungaran yang langka. Pada tahun 2023 jumlah anggrek langka yang dikonservasi menurun karena beberapa jenis mengalami kematian dan belum dapat dikembangbiakkan. Perkembangbiakan anggrek dapat dilakukan secara efisien melalui kultur jaringan tanaman (KJT). Selama ini teknik KJT belum dapat dilakukan karena 1) masyarakat setempat belum memahami karakteristik, manfaat, dan teknik pengelolaan laboratorium KJT; dan 2) laboratorium KJT belum ada. Metode pemecahan masalah yang dilakukan adalah 1) menyelenggarakan penyuluhan dan pelatihan tentang karakteristik, manfaat, dan teknik pengelolaan laboratorium KJT, dan 2) mengembangkan laboratorium KJT skala sederhana. Kegiatan dilakukan di Desa Ngesrepbalong pada bulan Mei sampai Oktober 2023. Mitra atau khalayak sasaran adalah 10 orang pegiat konservasi lingkungan yang tergabung dalam lembaga sosial “Omah Sawah”. Kegiatan dilakukan secara partisipatif dengan mengaktifkan peran serta mitra, meliputi fasilitasi pelatihan, perancangan dan pengembangan laboratorium, pengadaan alat dan bahan laboratorium, pendampingan, monitoring dan evaluasi. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa 1) 100% mitra sasaran mempunyai pemahaman yang tinggi dan sangat tinggi tentang karakteristik dan manfaat laboratorium KJT; 2) di Desa Ngesrepbalong telah terbentuk laboratorium KJT skala sederhana, dan 3) 80% mitra trampil melakukan pengelolaan laboratorium KJT dan memanfaatkan untuk perbanyakan anggrek. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan laboratorium KJT telah dapat dikembangkan dan mitra sasaran telah memahami karakteristik serta trampil menggunakannya untuk perbanyakan anggrek. Hal ini bermanfaat mendukung kegiatan konservasi anggrek langka dari Gunung Ungaran. Kata Kunci: laboratorium kultur jaringan tanaman, anggrek langka, Ngesrepbalong, konservasi