Potensi kuliner Indonesia meningkat setiap tahunnya, ditandai dengan adanya inflasi pada sektor usaha dan pariwisata kuliner tertutama di daerah ibu kota Jakarta. Penyediaan berbagai jenis makanan dan minuman tersebut akan memberikan dampak bagi perekonomian lokal, kebudayaan, dan penciptaan pembangunan berkelanjutan. Dengan adanya pusat kuliner Pantjoran PIK sebagai ikon baru untuk ibukota Jakarta untuk membuat industri kuliner di sekitar PIK menjadi maju dan menciptakan identitas baru untuk daerah PIK. Akibat bangunan pusat kuliner pantjoran PIK menciptakan sebuah kesenjangan konsep antara arsitektur neo vernakular pada area kuliner dan arsitektur kontemporer ruko kulinernya, sehingga penelitian ini memiliki tujuan untuk mendapatkan pemahaman serta mengetahui tentang penerapan langgam arsitektur neo vernakular pada bangunan area pantjoran PIK Jakarta. Selain itu juga mendapat pengetahuan lain seputar ragam bentuk dan tampilan arsitektur neo vernakular yang ada. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pemahaman tentang bentuk bangunan masa kini yang diminati dapat menjadi daya tarik bagi para penggunanya yang dapat mengikuti perubahan zaman. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang selanjutnya dianalisis deskriptif dengan melakukan observasi dan berfokus pada elemen-elemen pembentuk arsitektur neo vernakular pada bangunan pusat kuliner kuliner.