Avida Noor Hidayah
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Workshop Pembibitan dan Pembuatan Produk Herbal Jahe Merah, Kunyit dan Temulawak di Desa Sumogawe Istina Dwi Setiyaningrum; Pujiastuti, Anasthasia; Avida Noor Hidayah; Monica Dyas Meilita
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 5 No. 2 (2023): Indonesian Journal of Community Empowerment November 2023
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/ijce.v5i2.2706

Abstract

Sumogawe Village has a lot of unused land that has not been used for farming. Residents of Sumogawe Village use their yard to Medicinal Plants (TOGA). Utilization of TOGA has not been carried out optimally and the large number of unused land is the main problem in Sumogawe Village. These conditions are the background for implementing community service in Sumogawe Village. The implementation of the service was carried out offline targeting the Millennial Farmers Group (KTM) and the Women Farmers Group (KWT) of Sumogawe Village. The service activity consists of 2 activities, the first is counseling about the breeding and planting of TOGA plants consisting of red ginger (Zingiber officinale var. rubrum), turmeric (Curcuma domestica Val.) and ginger (Curcuma xanthorrhiza Roxb). In this activity, the implementing team collaborated with the Getasan Agricultural Extension Center (BPP). The second activity was a workshop on making herbal products made from red ginger, turmeric and ginger combined with fresh cow's milk from the livestock of Sumogawe Village residents. The output resulting from community service activities is a 500 m2 demonstration plot planted with red ginger, turmeric and ginger with a total of 60 kg of seeds. Another output is increasing the knowledge and skills of the Sumogawe Village community by 96% regarding the use of TOGA plants into herbal products of instant red ginger powder, instant turmeric powder and ginger gummy candy.   ABSTRAK                 Desa Sumogawe memiliki banyak lahan tidur yang belum dimanfaatkan untuk bercocok tanam. Warga Desa Sumogawe memanfaatkan lahan pekarangan rumah untuk menanam Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Pemanfaatan TOGA belum dilakukan secara maksimal serta banyaknya lahan tidur menjadi masalah utama di Desa Sumogawe. Kondisi tersebut menjadi latar belakang pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat di Desa Sumogawe. Pelaksanaan pengabdian dilakukan secara offline dengan sasaran Kelompok Tani Milenial (KTM) dan Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Sumogawe. Kegiatan pengabdian terdiri dari 2 kegiatan, yang pertama penyuluhan tentang pembibitan dan penanaman tanaman TOGA yang terdiri dari jahe merah (Zingiber officinale var. rubrum), kunyit (Curcuma domestica Val.) dan temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb). Pada kegiatan ini tim pelaksana bekerja sama dengan Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Getasan. Kegiatan yang kedua yaitu workshop pembuatan produk herbal berbahan dasar jahe merah, kunyit dan temulawak yang dikombinasi dengan susu sapi segar hasil ternak warga Desa Sumogawe. Output yang dihasilkan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat yaitu adanya lahan percontohan seluas 500 m2 yang ditanami jahe merah, kunyit dan temulawak dengan total bibit 60 kg. Output yang lain yaitu peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat Desa Sumogawe sebesar 96% tentang pemanfaatan tanaman TOGA menjadi produk herbal serbuk instan jahe merah, serbuk instan kunyit dan gummy candy temulawak.
Penggunaan Alat Pelindung Diri Saat Penyemprotan Pestisida dan Hipertensi pada Petani di Desa Losari Kecamatan Sumowono Avida Noor Hidayah; Yuliaji Siswanto; Andini Dyah Novita Sari; Annisa Putri Heryanda; Dwi Pamuji Sulistiono
Pro Health Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 6 No. 1 (2024): Pro Health Jurnal Ilmiah Kesehatan, January 2024
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/proheallth.v6i1.2670

Abstract

The use of pesticide products in agriculture can improve the quality and quantity of crops produced. Pesticides have selective poisoning properties, namely killing parasites and pests or insects that carry disease. Mechanisms when spraying pesticides that do not comply with regulations such as not implementing the use of Personal Protective Equipment (PPE) will result in many negative impacts. The impact of pesticides on people who are constantly exposed can cause nervous disorders, liver disorders, hormonal system disorders, and increased blood pressure. Riskesdas 2018 stated that the incidence of hypertension tends to occur more often in people who work as farmers, namely 36.1%. Hypertension can cause complications including heart failure, stroke, kidney damage and vision damage. Causal factors related to increased blood pressure due to exposure to pesticides include not using complete PPE, working period as a farmer, frequency of pesticide spraying and pesticide spraying techniques. The aim of this study was to determine the relationship between exposure to pesticides in terms of use of PPE and the incidence of hypertension in farmers in Sumowono District. The research design was observational analytic with a cross sectional approach. The population used was all vegetable farmers in Losari Village, Sumowono District with a sample of 100 respondents taken using the quota sampling technique. Data on PPE use was collected using a questionnaire and blood pressure using a digital blood pressure monitor, then analyzed using the Chi Square test. The results of the study showed that there was no relationship between the use of PPE and the incidence of hypertension ((p = 0,117; PR = 1,273; 95% CI = 0,969-1,673).). So it can be concluded that the use of PPE was not proven to have a relationship with the incidence of hypertension.   ABSTRAK                 Pemakaian produk pestisida pada pertanian dapat meningkatkan kualitas maupun kuantitas tanaman yang dihasilkan. Pestisida memiliki sifat racun selektif, yaitu membunuh parasit dan hama ataupun serangga pembawa penyakit. Mekanisme pada saat penyemprotan pestisida yang tidak memenuhi aturan  seperti tidak menerapkan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) akan mengakibatkan banyak dampak buruk. Dampak pestisida pada orang-orang yang selalu terpapar dapat menyebabkan gangguan syaraf, gangguan hati, gangguan system hormon, dan kenaikan tekanan darah. Riskesdas tahun 2018 menyatakan bahwa kejadian hipertensi cenderung banyak terjadi pada masyarakat dengan pekerjaan sebagai petani yaitu sebesar 36,1%. Penyakit hipertensi dapat menimbulkan komplikasi diantaranya payah jantung, stroke, kerusakan ginjal dan kerusakan penglihatan.  Faktor penyebab yang berhubungan dengan kenaikan tekanan darah akibat paparan pestisida yaitu tidak menggunakan APD dengan lengkap, masa kerja menjadi petani, frekuensi penyemprotan pestisida dan teknik penyemprotan pestisida. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara paparan pestisida yang ditinjau dari penggunaan APD dengan kejadian hipertensi pada petani di Kecamatan Sumowono. Desain penelitian adalah analitik observasional dengan pendekatan cross sectional.  Populasi yang digunakan adalah seluruh petani sayur yang berada di Desa Losari, Kecamatan Sumowono dengan sampel sebanyak 100 responden yang diambil dengan teknik quota sampling. Data penggunaan APD dikumpulkan dengan kuesioner dan tekanan darah menggunakan tensimeter digital, selanjutnya dianalisis menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara penggunaan APD dengan kejadian hipertensi (p = 0,117;    RP = 1,273; 95% CI = 0,969-1,673). Sehingga dapat disimpulkan  bahwa penggunaan APD  tidak terbukti memiliki hubungan dengan kejadian hipertensi.
Hubungan Antara Perilaku Penggunaan Pestisida dengan Kejadian Anemia pada Petani di Desa Candirejo Sri Lestari; Alfan Afandi; Annisa Putri Heryanda; Avida Noor Hidayah
Pro Health Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 6 No. 1 (2024): Pro Health Jurnal Ilmiah Kesehatan, January 2024
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/proheallth.v6i1.2967

Abstract

The use of pesticides is carried out by farmers as an effort to control pests and plant diseases. The use of pesticides in agriculture can improve the quality and quantity of crops produced. Long-term exposure to pesticides can increase the risk of chronic health problems. Pesticides contain strong chemicals that, if continuously exposed, can interfere with the production of red blood cells in the body. Pesticides that enter the human body can cause poisoning and various health problems, one of which is anemia.   The purpose of this study was to determine the relationship between pesticide use behavior and the incidence of anemia among farmers in Candirejo Village. This research is quantitative with cross sectional design. The population used was all farmers in Candirejo Village with a sample of 30 respondents, taken using purposive sampling technique. Data were collected by questionnaire and Easy Touch GCHb, analyzed using Chi Square test and Fisher's Exact test. The results of the analysis showed that there was a relationship between the use of PPE and anemia (p=0.001), there was no relationship between the frequency of spraying and anemia (p=0.300), there was no relationship between the length of spraying and anemia (p=0.439) and there was no relationship between spraying time and anemia (p=0.682). There is a relationship between the use of PPE and the incidence of anemia and there is no relationship between the frequency, duration and time of spraying with anemia.' ABSTRAK                 Penggunaan pestisida dilakukan oleh petani sebagai upaya mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Pemakaian pestisida pada pertanian dapat meningkatkan kualitas maupun kuantitas tanaman yang dihasilkan. Paparan jangka panjang terhadap pestisida dapat meingkatkan risiko terjadinya gangguan kesehatan kronis. Pestisida mengandung bahan kimia yang kuat, jika terpapar terus-menerus, dapat mengganggu produksi sel darah merah dalam tubuh. Pestisida yang masuk ke dalam tubuh manusia dapat menyebabkan keracunan dan berbagai gangguan kesehatan, salah satunya adalah anemia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara perilaku penggunaan pestisida dengan kejadian anemia pada petani di Desa Candirejo. Penelitian ini adalah kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Populasi yang digunakan adalah seluruh petani di Desa Candirejo dengan sampel sebanyak 30 responden diambil menggunakan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan dengan kuesioner dan Easy Touch GCHb, dianalisis menggunakan uji Chi Square dan uji Fisher’s Exact. Hasil analisis menunjukkan ada hubungan antara penggunaan APD dengan anemia (p=0,001), tidak ada hubungan antara frekuensi penyemprotan dengan anemia (p=0,300), tidak ada hubungan antara lama penyemprotan dengan anemia (p=0,439) dan tidak ada hubungan antara waktu penyemprotan dengan anemia (p=0,682). ada hubungan antara penggunaan APD dengan kejadian anemia serta tidak ada hubungan antara frekuensi, lama dan waktu penyemprotan dengan anemia.
Status Gizi dan Kadar Hemoglobin sebagai Faktor Risiko Kelelahan Kerja pada Pemulung di TPA Blondo, Semarang Avida Noor Hidayah; LESTARI, SRI; Pertiwi, Kartika
Pro Health Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 7 No. 2 (2025): Pro Health Jurnal Ilmiah Kesehatan, July 2025
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Tempat Pembuangan Akhir (TPA) adalah sarana fisik untuk berlangsungnya kegiatan pembuangan akhir sampah. Menurut the International Journal of Occupational Safety and Health, pekerja sampah yang bekerja di TPA kota cenderung rentan terpapar berbagai risiko kesehatan seperti kelelahan kerja jika dilihat dari aktivitasnya. Kelelahan kerja merupakan masalah umum yang yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Salah satu faktor yang mempengaruhi kelelahan kerja yaitu status gizi dan kadar hemoglobin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi dan kadar hemoglobin dengan kelelahan kerja pada pemulung di TPA Blondo Kabupaten Semarang. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif menggunakan desain penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional dan teknik sampling yaitu purposive sampling dengan pertimbangan tertentu. Populasi dalam penilitian ini adalah pemulung. Sampel yang digunakan sebanyak 71 pemulung. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Industrial Fatigue Research Committee (IFRC), microtoice, timbangan, easy touch GCHb. Analisis bivariat menggunakan korelasi rank Spearman. Hasil perhitungan korelasi rank Spearman menunjukkan ada hubungan antara status gizi (p = 0,002) dan kadar hemoglobin (p = 0,000) dengan kelelahan kerja. Nilai koefisien korelasi sebesar status gizi (r = -0,356) dan kadar hemoglobin (r = -0,483) yang berarti memiliki kekuatan hubungan cukup kuat dengan kelalahan kerja. Terdapat hubungan antara status gizi dan kadar hemoglobin dengan kelelahan kerja   Kata kunci: Status gizi, Hemoglobin, Kelelahan kerja, Kesehatan kerja, Pemulung             ABSTRACT Final Disposal Site (TPA) is a physical facility for final waste disposal activities. According to the International Journal of Occupational Safety and Health, waste workers who work in city landfills tend to be vulnerable to various health risks such as work fatigue if seen from their activities. Work fatigue is a common problem that can cause work accidents. One of the factors that influence work fatigue is nutritional status and hemoglobin levels. This study aims to determine the relationship between nutritional status and hemoglobin levels and work fatigue in scavengers at Blondo TPA, Semarang Regency. This type of research was quantitative using an analytical observational research design with a cross sectional approach and a sampling technique, namely purposive sampling with certain considerations. The population in this research are scavengers. The sample used was 71 scavengers. Data collection used the Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) questionnaire, microtoice, scales, easy touch GCHb. Bivariate analysis used Spearman rank correlation. The results of Spearman's rank correlation calculations show that there is a relationship between nutritional status (p = 0.002) and hemoglobin levels (p = 0.000) with work fatigue. The correlation coefficient values for nutritional status (r = -0.356) and hemoglobin levels (r = -0.483) indicate a fairly strong relationship with work fatigue. There is a relationship between nutritional status and hemoglobin levels with work fatigue.   Keywords: Nutritional status, Hemoglobin, Work fatigue, Occupational health, Scavengers