Peran Kekayaan Intelektual bagi suatu negara adalah memacu inovasi. Demi mendukung tujuan The World Class IP Office, DJKI perlu mengejar pertumbuhan inovasi agar bisa sejajar dengan 5 Kantor Kekayaan Intelektual teratas. Hal tersebut bisa tercapai dengan membangun sistem kekayaan intelektual yang kuat. Sistem kekayaan intelektual yang kuat diwujudkan dengan layanan kekayaan intelektual yang prima. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kualitas layanan kekayaan intelektual yang dirasakan masyarakat pengguna dan menentukan layanan kekayaan intelektual yang menjadi prioritas perbaikan. Metode integrasi Fuzzy-ServQual dan Importance Performance Analysis digunakan dalam penelitian ini. Dimensi Servqual yang digunakan terdiri dari bukti fisik (tangibles), kehandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), dan empati (emphaty). Importance Performance Analysis (IPA) digunakan untuk mengidentifikasi atribut layanan kekayaan intelektual yang diharapkan oleh pelanggan dapat ditingkatkan. Hasil perhitungan melalui analisis Servqual menunjukkan bahwa nilai gap setiap dimensi Servqual belum dapat memenuhi harapan pelanggan. Dimensi kualitas yang memiliki rata-rata gap terbesar adalah dimensi Responsiveness (Daya Tanggap) dengan nilai gap -0,645, sehingga aspek perbaikan yang dapat diusulkan untuk menjadi prioritas dalam meningkatkan kualitas layanan yang diberikan oleh DJKI adalah dimensi Responsiveness (Daya Tanggap) dengan indikator penilaian berupa: (a) ketepatan waktu antara realisasi dan janji layanan; (b) konsistensi dalam pemberian layanan sejak awal hingga tuntas pelayanan; (c) kemudahan tahapan prosedur layanan ditinjau dari sisi kesederhanaan alur layanan; (d) kejelasan wewenang dan tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan layanan.