ChatGPT merupakan salah satu teknologi kecerdasan buatan yang mampu menghasilkan prosa dalam waktu yang sangat singkat, hal ini sangat membantu mahasiswa dalam mengerjakan tugas akademik. Disamping pemanfaatan ChatGPT dalam pembelajaran, ternyata terdapat kecemasan terkait penggunaan ChatGPT yang dapat melanggar etika akademis. Dalam hal ini maka peneliti menemukan hal yang perlu diteliti dengan judul "Persepsi Mahasiswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Tentang Penggunaan ChatGPT Dalam Proses Pembelajaran". Maka tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui persepsi mahasiswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan tentang penggunaan ChatGPT dalam proses pembelajaran di Universitas Pamulang. Menggunakan pendekatan kualitatif, data deskriptif dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa memahami ChatGPT sebagai alat berbasis kecerdasan buatan yang dapat membantu dalam mencari ide, menyelesaikan masalah, dan mengembangkan materi perkuliahan. ChatGPT dianggap mampu memberikan jawaban yang cepat, relevan, dan efisien dalam berbagai aspek pembelajaran. Namun, beberapa mahasiswa khawatir bahwa penggunaan ChatGPT dapat mengurangi minat dalam literasi dan kemampuan berpikir kritis. Mahasiswa menyadari pentingnya memverifikasi informasi yang diberikan oleh ChatGPT dengan sumber lain untuk memastikan keakuratannya. Penggunaan ChatGPT juga dianggap mampu meningkatkan kreativitas dan motivasi belajar, meskipun terdapat kekhawatiran terkait potensi penyalahgunaan yang dapat melanggar etika akademis. Maka, dengan panduan dan kebijakan yang tepat, ChatGPT memiliki potensi besar dalam mendukung proses pembelajaran, meningkatkan pemahaman konsep, dan memotivasi mahasiswa untuk belajar lebih aktif.