Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Perbandingan Sitomorfometrik Apusan Bukal pada Perokok dan Non Perokok Nadhira Siti Fauziah; Yuktiana Kharisma; Abdul Hadi Hassan
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v4i1.10641

Abstract

Abstract. Cigarettes contain harmful substances, mainly nicotine, tar and carbon monoxide (CO) which are also carc5inogenic. Chemical substances in cigarettes can cause cellular changes in the oral mucosa if exposure is repeated and occurs continuously, the high prevalence of smoking causes an increased risk of diseases such as heart problems, oral cancer, nasopharyngeal cancer, and lung cancer. The incidence of oral cancer in smokers can be prevented by identifying cellular changes in the oral mucosa, one of which is quantitative microscopic observation, namely cytomorphometrics. Cytomorphometrics is a technique to identify and measure cell specifications including nucleus diameter, cytoplasmic diameter, and nucleus-cytoplasmic ratio. The purpose of this study was to compare the cytomorphometrics of buccal mucosal smears between smokers and non-smokers. This study used an analytic observational method through a cross-sectional approach, involving 42 subjects who were smokers and non-smokers. Epithelial smears were made from buccal swabs and stained using papanicola staining with the intention of knowing the cytomorphometric comparison of buccal mucosal smears between smokers and non-smokers in the Bandung Islamic University (UNISBA) environment. The results showed that there was a significant cytomorphometric comparison of buccal mucosa smears in smokers and non-smokers, where the average diameter of epithelial cell nuclei was higher in active smokers compared to the average of non-smokers. On the other hand, the mean cytoplasmic diameter was lower in active smokers compared to non-smokers, and for the nucleus/cytoplasm ratio the probability value was 0.000 (p < 0.05), respectively, indicating a significant difference in nucleus size and N/S ratio between smokers and non-smokers, which was higher in smokers. Abstrak. Rokok mengandung zat-zat berbahaya utamanya adalah nikotin, tar dan karbon monoksida (CO) yang juga bersifat karsinogenik. Zat kimia pada rokok dapat menyebabkan perubahan seluler pada mukosa mulut jika paparan berulang dan terjadi terus menerus, tingginya prevalensi merokok menyebabkan meningkatnya risiko terjadinya penyakit seperti gangguan jantung, kanker mulut, kanker nasofaring, dan kanker paru. Kejadian kanker mulut pada perokok dapat dicegah dengan mengidentifikasi perubahan seluler pada mukosa mulut salah satunya dengan pengamatan mikroskopis kuantitatif yaitu sitomorfometrik. Sitomorfometrik adalah teknik untuk mengidentifikasi dan mengukur spesifikasi sel meliputi diameter nukleus, diameter sitoplasma, dan rasio nukleus-sitoplasma. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan sitomorfometrik apusan mukosa bukal antara perokok dan non-perokok. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik melalui pendekatan cross-sectional, dengan melibatkan 42 subjek yang merupakan perokok dan non-perokok. Apusan epitel dibuat dari usap bukal dan diwarnai menggunakan pewarnaan papanicola dengan maksud untuk mengetahui perbandingan sitomorfometrik apusan mukosa bukal antara perokok dan non-perokok di lingkungan Universitas Islam Bandung (UNISBA). Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbandingan sitomorfometrik apusan mukosa bukal yang signifikan pada perokok dan non-perokok, dimana rata-rata diameter nukleus sel epitel lebih tinggi pada perokok aktif dibandingkan dengan rata-rata non-perokok. Di sisi lain, rata-rata diameter sitoplasma lebih rendah pada perokok aktif dibandingkan dengan non-perokok, dan untuk rasio perbandingan nukleus/sitoplasma nilai probabilitas masing-masing adalah 0,000 (p < 0,05), menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam ukuran inti dan rasio N/S antara perokok dan non-perokok, yaitu lebih tinggi pada perokok.
Perbandingan Micronucleus dan Karyorrhexis pada Mukosa Lidah Perokok Yolanda Yenolinsky; Yuktiana Kharisma; Ismet Muchtar Nur
Jurnal Riset Kedokteran Volume 4, No.2, Desember 2024, Jurnal Riset Kedokteran (JRK)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrk.v4i2.5024

Abstract

Abstract. Although awareness of the negative health impacts of smoking is increasing, the prevalence of active smokers in Bandung City, especially in the neighborhood of the Islamic University of Bandung campus, remains high. The study was conducted as an observational study with a cross-sectional design, involving 20 smokers at Islamic University of Bandung. It is done by taking a peel of the mucous membrane and tongue and colored with coloring boardicolaou. Hail's research showed on the examination of the mucous membrane of the tongue revealed significant differences, especially in the number of micronucleus, as indicators of the genotoxic impact of tobacco compounds. Smokers have higher rates of cellular changes, such as micronucleus and cariorexis. The findings underscore the need for more effective interventions to reduce the prevalence of smoking in different groups of society, taking into account factors such as education and the type of work. The results provide a basis for the prevention of smoking-related diseases in the campus and the community in general. Abstrak. Meskipun kesadaran akan dampak negatif rokok terhadap kesehatan meningkat, prevalensi perokok aktif di Kota Bandung, terutama di lingkungan kampus Universitas Islam Bandung, tetap tinggi. Penelitian ini dilakukan sebagai studi observasional dengan rancangan cross-sectional, melibatkan 20 perokok di Universitas Islam Bandung. Dilakukan dengan mengambil apusan mukosa bukal dan lidah dan diwarnai dengan pewarnaan papanicolaou. Hail penelitian menunjukan pada pemeriksaan mukosa lidah mengungkapkan perbedaan signifikan, terutama pada jumlah micronucleus, sebagai indikator dampak genotoksik senyawa tembakau. Perokok memiliki tingkat perubahan sel yang lebih tinggi, seperti micronucleus dan karyorrhexis. Temuan ini menggarisbawahi perlunya intervensi lebih efektif untuk mengurangi prevalensi merokok di berbagai kelompok masyarakat, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti pendidikan dan jenis pekerjaan. Hasil ini memberikan dasar untuk upaya pencegahan penyakit terkait merokok di lingkungan kampus dan masyarakat umumnya.