Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

IDENTIFIKASI SIFAT FISIKA TANAH DAN STATUS SODIUM PADA LAHAN MINA PADI DI DESA SIDONDO I KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Japar, Karmila; Hasanah, Uswah; Toana, Moh. Rizqi Chaldun
AGROTEKBIS : JURNAL ILMU PERTANIAN (e-journal) Vol 11 No 1 (2023): Februari
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mina padi represents a polyculture system that combines fish farming with paddy rice cultivation. In situations where there is limited irrigation water, this arrangement often transitions into a dryland cropping system. The primary objective of this study is to assess various soil characteristics and the sodium levels in dried mina wetland rice fields located in Sidondo I Village, Sigi Biromaru District, Sigi Regency. The findings revealed that the mina padi fields exhibited a range of textures, including loamy loam, sandy loam, and loam. Permeability varied from slow (0.39 cm/hour) to very fast (37.11 cm/h), while soil bulk density ranged from medium (1.37 g/cm3) to heavy (1.73 g/cm3). Porosity values ranged between slightly poor (48.3%) to poor (40.0%), organic matter content spanned from low (1.53%) to medium (3.44%), and sodium levels ranged from relatively low (0.36 Na-dd (cmol (+) kg-1) to very high (10.42 Na-dd (cmol (+) kg-1).
KARAKTERISTIK MIKORIZA DI PERTANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) Aninsi, Elsa Indri; Basir, Muhammad; Toana, Moh. Rizqi Chaldun
AGROTEKBIS : JURNAL ILMU PERTANIAN (e-journal) Vol 12 No 3 (2024): Juni
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/agrotekbis.v12i3.2133

Abstract

Jagung (Zae mays L.) merupakan sumber utama karbohidrat dan protein setelah beras, sehingga jagung memiliki peluang untuk dikembangkan serta dapat menjadi komoditas pangan yang strategis dan bernilai ekonomis. Mikoriza berfungsi sebagai fasilitator penyerapan hara, dan juga berpotensi sebagai pengendali hayati (bioprotektor). Tanaman yang mengandung mikoriza mengalami kerusakan yang lebih sedikit dibandingkan dengan tanaman tidak mengandung mikoriza dan serangan penyakit berkurang atau perkembangan patogen terhambat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik mikoriza di pertanaman jagung (Zea mays). Manfaat dari penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi bagi peneliti dan pembaca mengenai karakteristik mikoriza di pertanaman jagung (Zea mays) di Desa Dolago Padang Kecamatan Parigi Selatan. Dalam penelitian ini menggunakan metode survei secara langsung kemudian dilanjutkan dengan penentuan titik pengambilan sampel tanah secara porposive samplinh pada lahan. Dan dilanjutkan analisis di Laboratorium Unit Ilmu Tanah dan Laboratorium Agronomi falkultas Pertanain UniversitasTadulako Palu pada bulan Desember 2022 hingga bulan Januari 2023. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mikoriza pada lahan jagung memiliki jumlah populasi paling banyak pada titik sampel JD4 pada subsampel 2 dan 3 dengan jumlah masing-masing 6 spora. Sedangkan jumlah spora paling sedikit pada sampel JD2 pada subsampel 2 dengan jumlah 1 spora. Warna masing-masing spora mikoriza rata-rata kuning, kuning kecoklatan, dan kuning kehitaman. Dan berbentuk bulat hingga bulat lonjong. Dari hasil analisis sifat kimia yang mempengaruhi spora fungi mikoriza arbuskula (FMA) dapat diketahui nilai pH dari keduabelas sampel memiliki kriteria yang berbeda-beda. Pada sampel JD1(1), JD2(2), JD3(3) memiliki kriteria masam, pada sampel JD1(2), JD2(3), JD4(1), JD4(3), JD3(1), JD3(2) memiliki kriteria agak masam, pada sampel JD1(3), JD2(1), JD4(2) memiliki kriteria netral. Hasil dari C-Organik pada sampel JD1(1), JD2(3), JD3(1), JD3(2), JD4(1), JD4(2), JD4(3) memiliki kriteria rendah, pada sampel JD1(2), JD2(3), JD3(3) memiliki kriteria sangat rendah. Pada sampel JD1(3) memiliki kriteria sedang dan pada sampel JD2(1) memiliki kriteria sangat tinggi. Hasil analisis P-Total memiliki kriteria yang berbeda-beda pula. Kriteria yang sangat tinggi pada sampel JD1(2) dan JD1(3) dengan nilai 58,02 dan 64,26 dan kriteria yang sangat rendah pada sampel JD3(1), JD3(2), JD3(3), JD4 (1), JD4(2), JD4(3) dengan nilai 0,46, 0,50, 1,00, 0,96, 0,50, 0,45.
SEBARAN DAN STATUS HARA NITROGEN PADA LAHAN KAKAO DI INSTALASI PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN DI SIDONDO III Sari, Puspa; Rois, Rois; Toana, Moh. Rizqi Chaldun
AGROTEKBIS : JURNAL ILMU PERTANIAN (e-journal) Vol 12 No 4 (2024): Agustus
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/agrotekbis.v12i4.2291

Abstract

Nitrogen (N) merupakan unsur hara yang sangat dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang besar. Nitrogen merupakan anasir penting dalam pembentukan klorofil, protoplasma, protein, dan asam asam nuklest. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran dan status hara nitrogen pada lahan kakao di Instalasi Penelitian Dan Pengkajian Teknologi Pertanian Di Sidondo III dan analisis tanah dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Tadulako. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret hingga Mei 2022. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Survey dan penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (Purposive) Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa pada lokasi tanaman Kakan di Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian di Sidondo III dengan Nilai N-total A1 0,13% A20,11% A3 0,16% TI 0,13% 12 0,09%, dan T3 0,11% Parameter pl tanah pada sampel Al dan TI memiliki nilai kriteria agak alkalis dengan masing-masing nilai 7,84 dan 7,60 sedangkan pada sampel A2, A3, T2, dan 13 memiliki nilai kriteria Netral dengan masing-masing nilai A2 7,39, A3 6,38, 12 6,90 dan 13 6,81. Parameter C-Organik pada sampel Al Memiliki nilai 1,64% dengan kriteria Rendah, A2 1,29 % dengan kriteria rendah, A3 0,55 % dengan kriteria sangat rendah, T1 1,47% dengan nilai kriteria rendah, T2 2,71 % memiliki nilai kriteria sedang dan T3 2,33 % dengan nilai kriteria sedang. Dan pada parameter tekstur tanah pada sampel A1, A2,T1, dan 12 dengan kelas tekstur lampung sedangkan pada sampel A3 dan 13 dengan kelas tekstur lempung berpasir
TINGKAT SERAPAN DAN ARAS KRITIS HARA KALIUM PADA TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) Sagita, Ela; Darman, Saiful; Toana, Moh. Rizqi Chaldun
AGROTEKBIS : JURNAL ILMU PERTANIAN (e-journal) Vol 13 No 3 (2025): JUNI
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/agrotekbis.v13i3.2622

Abstract

Tanah merupakan media untuk pertumbuhan tanaman dan memasok unsur hara untuk tanaman. Salah satu unsur hara esensial yang diserap oleh tanaman dalam jumlah yang besar adalah unsur hara Kalium (K). Kadar dan dinamika unsur hara K tanah perlu diketahui guna untuk menentukan jumlah pupuk yang diberikan agar pemupukan efisien. Selanjutnya, untuk menentukan apakah suatu tanah perlu dipupuk (dengan dosis tertentu) atau tidak maka batas kritis (critical level) suatu hara untuk tanaman pada tanah tertentu perlu ditetapkan terlebih dahulu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat serapan dan aras kritis hara K dengan pemberian pupuk KCl pada tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.). Manfaat penelitian ini adalah dapat menentukan dosis pemupukan kalium yang tepat berdasarkan tingkat serapan dan aras kritis pada tanaman dan dapat digunakan sebagai dasar pengembangan rekomendasi pemupukan yang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tujuh taraf perlakuan pupuk KCl, yaitu : K0 (kontrol), K1 (100 kg KCl/ha), K2 (200 kg KCl/ha), K3 (300 kg KCl/ha), K4 (400 kg KCl/ha), K5 (500 kg KCl/ha), dan K6 (600 kg KCl/ha) setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 21 pot percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk KCl tidak berpengaruh nyata terhadap pH tanah, tetapi berpengaruh sangat nyata terhadap K-tersedia, K-jaringan tanaman, berat basah tanaman, berat kering tanaman dan serapan K. Pemberian pupuk KCl dengan dosis yang semakin tinggi dapat meningkatkan K-tersedia tanah. Sedangkan untuk K-jaringan tanaman, berat basah tanaman, berat kering tanaman dan serapan K mencapai hasil tertinggi atau maksimum pada pemberian pupuk KCl dengan dosis 400 kg KCl/ha. Aras kritis pada tanaman kacang hijau diperoleh pada pemberian pupuk KCl dengan dosis 320 kg/ha.