Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Resistivity Model of Clayshale Layers in Dry Season and Early Rainy Season Conditions Case Study of the Jragung Dam Project Sasangka, Daru Jaka; Arisanto, Pranu; Dhanardono, Bhima; Riyanto, Didit Puji; Apriyoga, Wahyu
Bentang : Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil Vol 12 No 2 (2024): BENTANG Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil (July 2024)
Publisher : Universitas Islam 45

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33558/bentang.v12i2.9576

Abstract

The use of geoelectricity as subsurface data acquisition will be very helpful if used to perform correlations on rock formations. The aim of this research is to look at the pattern of subsurface resistivity values ​​compared to the condition of rock layers or outcrops in the field. The geoelectric survey used the dipole dipole method with the Multichannel Resistivity MAE X 612 EM+ instrument. The case study was carried out at one of the excavation locations at Jragung Dam with sandstone and clay stone lithology with varying thicknesses. Conditions in the field are that the clay stone layer is starting to experience greater deformation compared to the sandstone layer. Worse deformation in claystone in the field is caused by durability values ​​which are generally worse than sandstone and the greater water content in claystone even though its compressive strength is relatively greater. In the dry season, sandstone (Reference point 1) at a depth of 5m has a resistivity of >86 ohm.m, while claystone has 12 - 15 ohm.m. At the beginning of the rainy season sandstone 37 – 50 ohm.m, clay stone (reference point 1) resistivity 8-11 ohm.m. The resistivity of claystone does not change significantly with changes in conditions. Because the porosity and permeability of sandstone can change significantly under changing
Analisis Penerapan Reality Capture Berbasis Fotogrametri sebagai Alternatif Pemantauan Deformasi Bendungan Dhanardono, Bhima; Riyanto, Didit Puji; Prasetyo, Wahyu; Suhardi; Apriyoga, Wahyu
Jurnal Teknik Sumber Daya Air Vol. 4 No. 1 (Juni 2024)
Publisher : Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia (HATHI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56860/jtsda.v4i1.89

Abstract

Penerapan Reality Capture untuk pemantauan deformasi dapat dilakukan dengan menggunakan laser scanner atau fotogrametri. Kelebihan metode fotogrametri adalah jauh lebih murah dalam aspek biaya investasi alat dan lebih cepat dalam pengambilan data terutama jika menggunakan wahana udara. Tetapi dalam pemantauan deformasi tentu mempertimbangkan tingkat akurasi pengukuran. Seberapa akurat hasil pengukuran deformasi menggunakan fotogrametri akan menjadi salah satu aspek yang menentukan layak tidaknya fotogrametri sebagai alternatif pengganti laser scanner untuk pemantauan deformasi. Permasalahan tersebut akan dikupas dalam penelitian ini dengan cara menilai akurasi hasil pengukuran deformasi menggunakan metode fotogrametri menggunakan Unmanned Aerial Vehicle dibandingkan dengan pengukuran terestris yang dilakukan dengan menggunakan Robotic Total Station. Studi kasus penelitian ini adalah bendungan Randugunting di Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Pemantauan deformasi bendungan difokuskan pada sebelas patok geser di lereng sisi hilir bendungan. Pengukuran deformasi dari fotogrametri dilakukan pada posisi patok geser yang didapat dari penampang bendungan hasil rekonstruksi point cloud. Hasil pengujian akurasi dengan menggunakan Root Mean Squared Error menunjukkan bahwa pengukuran deformasi dengan metode fotogrametri akurasinya tinggi. Meskipun terdapat selisih nilai deformasi terhadap pengukuran terestris, tetapi secara umum terdapat kecenderungan laju deformasi yang serupa. Akurasi pengukuran fotogrametri dapat ditingkatkan salah satunya dengan updating nilai koordinat titik referensi yang digunakan setiap siklus pemantauan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Reality Capture berbasis fotogrametri dapat diterapkan sebagai alternatif pemantauan deformasi bendungan.