Khalid, Muhammad Nur
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Upaya Menumbuhkan Sikap Moderasi Beragama melalui Budaya Literasi Tafsir pada Masyarakat Pedesaan di Desa Bonde Kecamatan Campalagian, Polman Murdan, Muhammad Nur; Syarifuddin, Syarifuddin; Khalid, Muhammad Nur; Amir, Arpa
PUSAKA Vol 11 No 2 (2023): Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31969/pusaka.v11i2.1248

Abstract

Fenomena hijrah yang sedang tren di tengah masyarakat Indonesia saat ini, sejatinya diharapkan melahirkan pengaruh positif dalam mengembankan nuansa spiritual kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun sangat disayangkan, hal tersebut kadang diiringi pemahaman yang ekstrim dalam beragama, dimana mereka secara sepihak mengklaim bahwa interpretasinyalah atas ayat-ayat al-Qur’an yang paling benar. Mereka menutup mata pada fakta historis akan beragamnya metodologi dan pendekatan interpretasi dalam tradisi penafsiran al-Qur’an oleh para ulamaulama tafsir dari masa ke masa. Oleh karena itu budaya literasi tafsir yang menjadi objek kajian dalam tulisan ini, diharapkan dapat menjawab permasalahan trush claim atau merasa paling benar dalam upaya menumbuhkan wacana moderasi beragama di Indonesia. Budaya literasi Tafsir, bukanlah hal yang baru, namun sudah berjalan sejak awal masamasa penyebaran ajaran agama Islam di Nusantara pada abad ke-16. Begitu pula dengan kegiatan pengajian Tafsir yang senantiasa digalakkan oleh Masjid Raya Campalagian yang sudah berjalan dalam kurun dua abad lamanya. Melalui metode penelitian kualitatif, dengan wawancara mendalam, observasi partisipatif dan dokumentasi sebagai sumber primer, tulisan ini mencoba menguraikan bentuk literasi tafsir oleh Masyarakat di Desa Bonde di lingkungan Masjid Raya Campalagian Mangaji kitta (mangaji kitab kuning) sudah menjadi tradisi dan mengakar di dalam masyarakat Desa Bonde. Tradisi tersebut masih terjaga dengan mengedepankan barakka’ atas amal saleh para ulama-ulama terdahulu. Penggunaan percampuran bahasa Bahasa Indonesia dan Bahasa setempat, dan pemanfaatan media IT menjadi gerakan inovasi yang digalakkan dalam menjawab tantangan multi-kultural dan multi-media masyarakat yang homogen. Antusias masyarakatpun tak memudar untuk senantiasa berperan aktif menjadi mustami’ (pendengar) dalam kegiatan ini, sebagai wadah dalam memperdalam khazanah keilmuan keislaman mereka.