Jaringan transmisi merupakan proses penyaluran tenaga listrik dari pembangkit tenaga listrik (Power Plant) hingga saluran distribusi listrik sehingga listrik dapat disalurkan sampai pada konsumen pengguna listrik. Secara umum, saluran transmisi dibagi menjadi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT), Saluran Udara Tengangan Ekstra Tinggi (SUTET) serta Saluran Udara Tegangan Tinggi Arus Searah (SUTTAS). SUTT merupakan media yang digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik dari pusat pembangkit menuju Gardu Induk atau dari Gardu Induk ke Gardu Induk lainnya yang memiliki nominal tegangan 20 kV sampai 150 kV. Dalam pembangunan jaringan transmisi sering ditemui beberapa kendala, baik kendala teknis maupun non teknis. Salah satu kendala teknis yang sering dijumpai, khususnya pada lokasi berbatu adalah sulitnya mendapatkan nilai pembumian sesuai ketentuan SPLN yang berlaku. Berbagai metode untuk menurukan nilai pembumian telah dilaksanakan oleh pelaksana pekerjaan, namun hasil yang diperoleh belum maksimal dalam menurunkan besarnya nilai pembumian. Berdasarkan kondisi tersebut, kami mencari solusi terbaik yang optimal dalam penyelesaian permasalahan terkait nilai pembumian khususnya pada lokasi berbatu. Solusi terbaik yang telah kami laksanakan adalah dengan menggunakan metode yang diberi nama G-ROCK (Grounding on the Rock). Dengan penggunaan metode G-ROCK (Grounding on the Rock) diperoleh penurunan nilai pembumian yang sesuai dengan SPLN yang berlaku serta mampu menghasilkan penghematan dan efisiensi biasa sebesar Rp 1.193.906,00/ tower dengan dibandingkan dengan menggunakan metode pemasangan counterpoise.