Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENERAPAN METODE GEW SEBAGAI UPAYA PERANCANGAN KEMASAN ANEKA GORENGAN STUDI KASUS: ANEKA GORENGAN GO KREZZ SIDOARJO Putra, Ahmad Syah Bun’ya Tevana; Permadi, Yudha; Pratama, Aprilianto Arya; Jakaria, Ribangun Bamban
Scientica: Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi Vol. 2 No. 10 (2024): Scientica: Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi
Publisher : Komunitas Menulis dan Meneliti (Kolibi)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gorengan merupakan jenis makanan yang digemari dan sangat populer dikalangan masyarakat indonesia. Di indonesia terdapat beraneka ragam gorengan. Perancangan kemasan untuk produk makanan merupakan aspek penting dalam memperkenalkan dan memasarkan produk kepada konsumen. Pada saat ini kemasan produk aneka gorengan Go Krezz menggunakan kemasan sterofoam sehingga kurang menarik calon konsumen, dalam konteks aneka gorengan, kemasan yang menarik dan fungsional dapat menjadi faktor penentu keberhasilan dalam menarik minat konsumen. Tujuan penelitian ini untuk mengaplikasikan Metode GEW (Geneva Emotion Wheel) sebagai strategi perancangan kemasan aneka gorengan guna meningkatkan daya tarik dan fungsionalitasnya. Metode GEW adalah pendekatan yang menggabungkan keahlian dari para ahli dan masukan dari masyarakat umum untuk mencapai solusi yang holistik dan beragam. Dalam konteks perancangan kemasan, yang mana memungkinkan penggabungan berbagai perspektif, mulai dari aspek estetika hingga kepraktisan penggunaan. Penelitian ini melibatkan serangkaian tahapan, termasuk identifikasi kebutuhan konsumen, analisis tren pasar, serta pengembangan desain kemasan yang memadukan elemen-elemen estetika dan fungsional. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode ini dalam perancangan kemasan aneka gorengan dapat menghasilkan desain yang lebih menarik secara visual, serta lebih praktis dalam penggunaannya.
Revitalization of Batik Gallery as a Culture-Based Educational Tourism Destination in Promoting Batik “Sekar Ndaru” Gondang Village: Revitalisasi Galeri Batik Sebagai Destinasi Wisata Edukasi Berbasis Budaya Dalam Mempromosikan Batik “Sekar Ndaru” Desa Gondang Winantoro , Adistin Naidzira Prameswari; Pratama, Aprilianto Arya; Tirtasari , Nur Indah; Zahrani, Tarisha Jafna Diah; Setiyawati, Enik
Proceedings of The ICECRS Vol. 13 No. 1 (2025): Proceedings of Community Service Desa Mandiri dan Berdaya Melalui Kolaborasi P
Publisher : International Consortium of Education and Culture Research Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21070/icecrs.v13i1.2065

Abstract

General Background: Batik art, as a significant element of Indonesia’s intangible cultural heritage, represents the confluence of artistic expression, cultural identity, and spiritual values. Specific Background: The organization of batik festivals and preservation initiatives not only honors ancestral legacies but also serves as a strategic avenue for promoting culture-based tourism rooted in local traditions and religious harmony. Knowledge Gap: Despite the cultural richness of batik, there is insufficient integration of batik preservation efforts with tourism promotion strategies, particularly those involving the active role of youth. Aims: This study aims to highlight the multifaceted contributions of the younger generation in elevating the value of batik art through cultural promotion and preservation. Results: Young individuals have demonstrated significant influence by utilizing social media to promote batik festivals, raising public awareness about the cultural importance of local products, and embodying batik’s philosophical meanings. Their participation in creating communities of cultural enthusiasts, learning and practicing batik techniques, wearing batik in educational and governmental settings, and engaging in fashion contests as batik ambassadors underscores their active role in cultural sustainability. Novelty: The involvement of youth in batik preservation through contemporary digital and participatory channels presents a dynamic model of intergenerational cultural transmission that bridges heritage with innovation. Implications: The integration of batik art into tourism promotion strategies through youth participation offers potential for strengthening cultural appreciation, enhancing religious and cultural unity, and positioning batik as a vital element in Indonesia’s cultural tourism development. Keywords: Batik Art, Cultural Heritage, Youth Participation, Tourism Promotion, Religious Harmony Highlights: Youth engagement strengthens batik’s cultural preservation through modern platforms. Batik festivals serve as channels for promoting local wisdom and tourism. Cultural identity and spirituality are embedded in batik as a heritage symbol.