Wati, Ni Putu Eka Yadnya
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Relationship Between Characteristics of Pregnant Women and Incidence of Anemia at I Melaya Health Center, Bali Province Wati, Ni Putu Eka Yadnya; Aristasari, Gusti Ayu Putu
Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science Volume 7 Nomor 2 Juli 2024
Publisher : Dep/SMF Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/obgynia.v7i2.692

Abstract

Introduction: Anemia is a condition of low levels of red blood cells (hemoglobin) in the body below normal values. Pregnant women are considered to have anemia if their hemoglobin is less than 11 gr/dl. Data retrieved from the Bali Health Department in 2022 shows obstetric complications due to anemia accounted for 23% of total pregnancies, while data retrieved from the Jembrana Health Department in 2022 shows that 445 out of 3965 pregnant women experienced anemia. This study aims to determine the relationship between the characteristics of pregnant women and the incidence of anemia in the working area of I Melaya Health Center.Method: This descriptive study uses a cross-sectional design based on secondary data with 132 samples.Results: This study shows that the proportion of cases of anemia in pregnant women at I Melaya Health Center in 2022 was 59 cases (44.7%). Most of the anemia occurs in pregnant women aged <20 years, in the third trimester, with grandemultigravida parity and at obese nutritional status.Conclusion: This study shows a significant relationship between maternal age, gestational age, the number of parities, and the incidence of anemia in pregnant women. However, there is an insignificant relationship between maternal nutritional status and the incidence of anemia in pregnant women at I Melaya Health Center.Hubungan antara Karakteristik Ibu Hamil dan Kejadian Anemia di Puskesmas I Melaya Provinsi BaliAbstrakPendahuluan: Anemia merupakan kondisi rendahnya kadar hemoglobin atau sel darah merah dalam tubuh di bawah nilai normal. Untuk kehamilan, dapat dikatakan seorang ibu mengalami anemia jika hemoglobin kurang dari 11 gr/dl. Berdasarkan data profil kesehatan Provinsi Bali tahun 2022, komplikasi kebidanan akibat anemia mencakup 23% dari total kehamilan dan data profil kesehatan Kabupaten Jembrana tahun 2022 menunjukkan 445 dari 3965 ibu hamil mengalami anemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik ibu hamil dan kejadian anemia di wilayah kerja UPTD Puskesmas I MelayaMetode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan design cross sectional berdasarkan data sekunder dengan sampel yang digunakan sebanyak 132 sampel.Hasil: Penelitian ini menunjukkan proporsi kejadian anemia pada ibu hamil di UPTD Puskesmas I Melaya tahun 2022 adalah sebanyak 59 kasus (44,7%). Mayoritas anemia terjadi pada ibu hamil usia <20 tahun, usia kehamilan trimester III, jumlah anak grandemultigravida, dan status gizi obese.Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara usia ibu, usia kehamilan, dan jumlah paritas dan kejadian anemia pada ibu hamil. Namun, terdapat hubungan yang tidak signifikan antara status gizi ibu dan kejadian anemia pada ibu hamil di UPTD Puskesmas I Melaya.Kata kunci : anemia, ibu hamil, faktor risiko.
An Overview of Side Effects on Post-Placental IUD Acceptors by Independent Practice Midwives in Jembrana Regency Wati, Ni Putu Eka Yadnya; Darmayasa, I Made
Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science Volume 8 Nomor 1 Maret 2025
Publisher : Dep/SMF Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/obgynia.v8i1.785

Abstract

Objective: Women who have given birth three or more times will be advised to use the Long-Acting Reversible Contraceptives (LARCs) to avoid the risk of complications in both mother and baby. One of the most widely used LARCs is the Intrauterine Device (IUD); however, the use of IUDs in Indonesia is recorded low. IUD acceptors in Couples of Childbearing Age in Indonesia in 2022 were still very low, i.e., 7.7% of the total 27.3 million couples, while data in Bali Province in 2022 showed the number of IUD users with a percentage of 32.3% of the total 777,016 couples; while in Jembrana Regency, it was 23.6% of the total 48,471 couples. The insertion of a post-placental IUD is one of the opportunities to prevent unplanned or unwanted pregnancies. This research was conducted to get an overview of side effects on Post-placental IUD acceptors conducted by Independent Practice Midwives in Jembrana Regency. Methods: This study uses descriptive research describing post-placental IUD acceptors by independent practice midwives. The samples include 75 data obtained from the delivery register of Independent Practice Midwives in Jembrana Regency who served postpartum IUDs from January 2021 to November 2024. Results: The characteristics of post-placental IUD acceptors are 76% at the age group of 20-35 years and 77.3% working mothers or taking care of the household. Moreover, 78.7% completed secondary education, 62.7% have more than one child, and 60% have used IUDs for more than 1 year. IUDs were reported to cause long period of menstruation (13.3% of respondents), cause abdominal pain (9.3% of respondents), have respondents to replace IUDs with other contraceptive methods (8% of respondents), and experience expulsion. Conclusion: Post-placental IUD insertion by Independent Practice Midwives in Jembrana Regency is effective resulting in low side effects, expulsion, and failure.Gambaran Eefek Samping Pada Akaseptor IUD Pasca-Plasenta oleh Bidan Praktek Mandiri di Kabupaten JembranaAbstrakTujuan: Ibu yang melahiran tiga kali atau lebih akan disarankan menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) karena berisiko mengalami komplikasi baik pada ibu maupun bayi. Salah satu MKJP yang banyak digunakan adalah Intra Uterine Device (IUD). Namun, pengguna IUD secara nasional masih rendah. Akseptor IUD pada pasangan usia subur (PUS) di Indonesia tahun 2022 masih sangat rendah yaitu 7,7% dari total 27.3 juta PUS, sedangkan data di Provinsi Bali tahun 2022 menunjukkan jumlah pengguna IUD dengan persentase 32,3% dari total 777.016 jumlah Pasangan Usia Subur (PUS), dan di Kabupaten Jembrana 23,6% dari total 48.471 jumlah PUS. Pemasangan IUD pasca-plasenta menjadi salah satu kesempatan untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan atau dikehendaki. Penelitian ini dilakukan agar mendapat gambaran efek samping pada akseptor IUD pasca-plasenta yang dilakukan oleh Bidan Praktik Mandiri di Kabupaten Jembrana.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dari data akseptor IUD pasca-plasenta yang dipasang oleh Bidan Praktik Mandiri (BPM). Sampel yang digunakan adalah 75 sampel dengan data didapatkan dari register persalinan Bidan Praktik Mandiri di Kabupaten Jembrana yang melayani IUD pascasalin rentang Januari 2021-November 2024.Hasil: Karakteristik akseptor IUD pasca-plasenta didapatkan menurut usia 76% merupakan wanita usia subur kelompok usia 20 - 35 tahun, dan 77,3 % sebagai ibu bekerja mengurus rumah tangga. Sebanyak 78,7% menyelesaikan pendidikan paling banyak adalah level menengah, menurut jumlah anak 62.7% merupakan multipara, dan 60% telah memakai IUD lebih dari 1 tahun. Efek samping penggunaan IUD dilaporkan haid yang lama, yaitu sebanyak 13.3 % responden dan nyeri perut sebesar 9.3% responden. Sedangkan kegagalan IUD menyebabkan 8% responden mengganti IUD dengan metode kontrasepsi lain dan 1.3% responden mengalami ekspulsi.Kesimpulan: Pemasangan IUD pasca-plasenta oleh Bidan Praktik Mandiri di Kabupaten Jembrana efektif dengan efek samping, ekspulsi, dan kegagalan yang rendah.Kata kunci: efek samping, IUD pasca-plasenta, kegagalan