Kodi, I Ketut
Unknown Affiliation

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Potensi Pertunjukan Wayang Kulit Rakyat Pakeliran Karikatur: Muktapala (Pan Balang Tamak) Sebagai Katarsis Di Era Pandemi Dwitiya, I Kadek Bhaswara; Marhaeni, Ni Komang Sekar; Kodi, I Ketut
JURNAL DAMAR PEDALANGAN Vol. 2 No. 2 (2022): Oktober
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/dmr.v2i2.1866

Abstract

Pertunjukan Wayang Kulit Rakyat Pakeliran Karikatur: Muktapala (Pan Balang Tamak) Oleh Dalang I Nyoman Sutama., S.Sn Dari Desa Payangan merupakan pertunjukan wayang yang atraktif dalam ranah pertunjukan wayang Bali. Penelitian ini dianalisis menggunakan konsep kuasa simbolik dan disandingkan dengan keterkaitan emosional masyarakat di era pandemic. Penelitian ini menghasilkan pandangan baru tentang strategi alternalif dalam menentukan dan memilih sesuatu yang digunakan dalam pertunjukan wayang, sehingga dalam perkembangannya mampu diterima sebagai bentuk legalitas dalang dan pertunjukannya di tengah masyarakat. Dalang Sutama sebagai creator wayang karikatur tanpa sadar menjadi disposisi dalam dunia wayang melalui bentuk pertunjukan dan wacana di tengah pandemic.
Gagar Teater Wayang Lingkungan Wisena, I Made Satriadi; Kodi, I Ketut; Sudarta, I Gusti Putu
JURNAL DAMAR PEDALANGAN Vol. 4 No. 1 (2024): April
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/dmr.v4i1.3742

Abstract

Indonesia merupakan Negara yang kental akan tradisi dan budaya, yang dimana di Pulau Bali memiliki sebuah keyakinan ilmu pengetahuan yaitu Tri Hita Karana, yang berarti hubungan alam dengan manusia, hubungan tuhan dengan manusia, dan hungungan manusia dengan manusia. Dengan melihat kejadian dilapangan yaitu pengurugan lahan berluaskan 838 hektar di pantai Teluk Benoa, yang akan dijadikan sebuah pulau baru. Lahirnya sebuah ide dari penulis untuk mengangkat sebuah garapan Teater Lingkungan Pakeliran Wayang, garapan ini akan dipergunakan sebagai media penuntun, penyuluhan kepada masyarakat sekitar, regional, nasional maupun internasional, didalam prihal sangat pentingnya menjaga dan memelihara ekosistem alam.
Penciptaan Karya Teater Pakeliran “Ngaramu Yana” Atmaja, I Kadek Adi Supadma; Sedana, I Nyoman; Kodi, I Ketut
JURNAL DAMAR PEDALANGAN Vol. 4 No. 2 (2024): Agustus
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/dmr.v4i2.4391

Abstract

Studi atau projek independen adalah suatu progam pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa/i untuk melakukan pembelajaran di luar lingkungan kampus seperti di sanggar, komunitas, desa, perusahaan dan lain-lain. Tujuan dari progam ini tiada lain yaitu mengembangkan potensi-potensi dalam menciptakan suatu karya pertunjukan bagi mahasiswa/i itu sendiri yang akan dibimbing langsung oleh mitra sehingga kedepannya bisa menjadikan seniman yang ber-akademisi dan dipercaya oleh masyarakat setempat. Sanggar Seni Gema Abhiraja Widya Jnana merupakan salah satu sanggar yang berada di Banjar Pujung Kaja tepatnya berada di Jalan Raya Pujung Kaja, Desa Sebatu, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar. Yang bergerak pada bidang kesenian seperti Seni Tari, Karawitan, Vokal dan tentunya pada bidang Seni Pedalangan atau, serta pada bidang pembuatan properti pertunjukan tradisi yang ada di desa setempat. Sejarah terbentuknya Sanggar Seni Gema Abhiraja Widya Jnana berawal dari kegiatan ngayah - ngayah di pura, karena terlalu sering ngayah maka terbesitlah ide untuk membuat seka atau komunitas yang di beri nama Sanggar Seni Gema Abhiraja Widya Jnana, yang berdiri pada tahun 2017. Teori Kawi Dalang berbasis pada penciptaan seni pedalangan, namun penulis melihat bahwa teori ini dapat diaplikasikan pada berbagai jenis pertunjukan di Bali, termasuk garapan Wayang Pakeliran Teater Ngaramu Yana. Adapun pesan tersirat dari garapan teater Ngaramu Yana tersebut dapat menginspirasi anak muda yang sedang merasakan kalut serta perang batin antara logika dalam keluarga utnuk perjuangan hidupnya pada generasi muda, agar tetap memiliki semangat dan tetap berpegang teguh memiliki sebuah prinsip serta motivasi dalam menjalani kehidupan.
PROGRAM MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA MEMBANGUN DESA/KULIAH KERJA NYATA TEMATIK PEMBINAAN KESENIAN GENDER WAYANG DI DESA ADAT KUKUB Weda Wikantika, I Putu; Kodi, I Ketut; Adhi Santika, Sang Nyoman Gede
JURNAL DAMAR PEDALANGAN Vol 5 No 1 (2025): Mei
Publisher : Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/dmr.v5i1.4881

Abstract

The rapid development of times demands students to possess skills and knowledge relevant to the issues faced by society. In this context, the "Merdeka Belajar Kampus Merdeka" (MBKM) program plays an important role as an innovative learning platform, encompassing various activities such as internships, research, and thematic Community Service (KKN). This research focuses on the Desa Membangun (Village Development) program in Kukub Traditional Village, Bali, which was once known for its art and cultural potential but is currently experiencing a decline in interest among the younger generation towards traditional arts, especially Gender Wayang. The aim of this research is to preserve the traditional art by involving the community in the learning process and the introduction of the art form. The methods used include socialization, training, and field practice. The results of this activity are expected to increase awareness and interest in the community to understand and preserve the Gender Wayang art, while also contributing to the improvement of education and culture in Kukub Traditional Village. This research demonstrates that by involving both students and the community, the preservation of traditional arts can be more effective and sustainable.
PENCIPTAAN KARYA WAYANG PREMBON ''PUGPUG KI BALIAN BATUR'' Satria Darmawibawa, Anak Agung Putu; Kodi, I Ketut; Brata Natyam, I Bagus Wijna
JURNAL DAMAR PEDALANGAN Vol 5 No 2 (2025): Oktober
Publisher : Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/dmr.v5i2.4917

Abstract

This article presents the creative research and realization of the shadow puppet performance Wayang Prembon “Pugpug Ki Balian Batur”, an innovative work that transforms the traditional Balinese Prembon dramatari into the medium of wayang. The study is motivated by the lack of scholarly and artistic attempts to adapt Prembon into puppet theatre, despite its historical and cultural significance in Bali. The creative methodology employed was Asta Widhi Kawya, the eightfold principle of artistic creation, encompassing contemplative reflection, narrative construction, vocal and movement training, scenographic design, aesthetic synthesis, and final staging. The process involved documentation, observation of rehearsals, and interviews with key informants, analyzed through descriptive-reflective approaches. The performance was structured by integrating narrative from Babad Ki Balian Batur with elements of wayang babad, wayang arja, Balinese topeng, music, and ritual practice. The resulting work reveals a unique synthesis that balances tradition and innovation, producing a performance that is aesthetically engaging, culturally grounded, and spiritually meaningful. The novelty of this research lies in offering the first model of Wayang Prembon based on historical babad sources, demonstrating how creative practice can simultaneously preserve tradition and generate new performative forms within contemporary Balinese pedalangan.
Nilai-Nilai Pendidikan Agama Hindu dalam Pertunjukan Wayang Kulit Cenk Blonk Lakon Kumbakarna Lina Candrayana, I Wayan Anom; Kodi, I Ketut
JURNAL DAMAR PEDALANGAN Vol 1 No 1 (2021): Agustus.
Publisher : Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/dmr.v1i1.688

Abstract

Pertunjukan Wayang Kulit Bali selain berfungsi sebagai pertunjukan wali dan bebali, juga berfungsi sebagai balih-balihan. Salah satu contoh pertunjukan Wayang Kulit Bali yang berfungsi sebagai balih-balihan adalah pertunjukan Wayang Kulit Cenk Blonk. Dewasa ini, pertunjukann Wayang Kulit Cenk Blonk sangat digemari oleh masyarakat. Hal ini terbukti dari dari setiap pementasannya yang selalu disaksikan dengan antusias oleh masyarakat. Menurut pengamatan penulis, ketika menyaksikan pertunjukan Wayang Kulit Cenk Blonk dengan lakon Kumbakarna Lina, ada banyak dialog atau wacana yang mengandung nilai pendidikan Agama Hindu. Oleh karena itu, penulis sangat tertarik untuk mengangkat pertunjukan Wayang Kulit Cenk Blonk dengan lakon Kumbakarna Lina sebagai objek penelitian, khususnya dari nilai pendidikan Agama Hindu. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode Penulisan artikel ini menggunakan metode dokumentasi dan kepustakaan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa nilai-nilai Pendidikan Agama Hindu yang terkandung dalam Pertunjukan Wayang Kulit Cenk Blonk Lakon Kumbakarna Lina adalah: (1) Nilai Bela Negara yang terdapat dalam dialog Kumbakarna, (2) Nilai Tattwa yang terdapat dalam dialog Sangut dan Delem, (3) Nilai Susila yang terdapat dalam dialog Sangut dengan Blonk, dan (4) Nilai Upacara yang terdapat dalam dialog Tualen dan Merdah.
Potensi Pertunjukan Wayang Kulit Rakyat Pakeliran Karikatur: Muktapala (Pan Balang Tamak) Sebagai Katarsis Di Era Pandemi Dwitiya, I Kadek Bhaswara; Marhaeni, Ni Komang Sekar; Kodi, I Ketut
JURNAL DAMAR PEDALANGAN Vol 2 No 2 (2022): Oktober
Publisher : Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/dmr.v2i2.1866

Abstract

Pertunjukan Wayang Kulit Rakyat Pakeliran Karikatur: Muktapala (Pan Balang Tamak) Oleh Dalang I Nyoman Sutama., S.Sn Dari Desa Payangan merupakan pertunjukan wayang yang atraktif dalam ranah pertunjukan wayang Bali. Penelitian ini dianalisis menggunakan konsep kuasa simbolik dan disandingkan dengan keterkaitan emosional masyarakat di era pandemic. Penelitian ini menghasilkan pandangan baru tentang strategi alternalif dalam menentukan dan memilih sesuatu yang digunakan dalam pertunjukan wayang, sehingga dalam perkembangannya mampu diterima sebagai bentuk legalitas dalang dan pertunjukannya di tengah masyarakat. Dalang Sutama sebagai creator wayang karikatur tanpa sadar menjadi disposisi dalam dunia wayang melalui bentuk pertunjukan dan wacana di tengah pandemic.
Teater Pakeliran Inovatif “Cupak Gandrung Sorga” Sapriawan, I Putu Pande; Putra, I Gusti Ngurah Gumana; Kodi, I Ketut
JURNAL DAMAR PEDALANGAN Vol 3 No 1 (2023): April
Publisher : Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/dmr.v3i1.2294

Abstract

Eksistensi Wayang Cupak selalu mengalami penurunan, sehingga membuat penggarap tertarik untuk ikut melestarikan dan mengembangkan Wayang Cupak. Keberadaan wayang kulit pada saat ini sudah mulai dikesampingkan bahkan hampir terlupakan oleh masyarakat peminatnya, walaupun dari segi fungsi wayang kulit memang dibutuhkan untuk pengiring atau wali dari keagamaan, namun dari segi hiburan wayang kulit saat ini kurang diminati. Tidak dipungkiri hal tersebut terjadi karena munculnya beberapa teknologi komunikasi seperti televisi dan bioskop yang lebih digemari oleh masyarakat masa kini. Berangkat dari hal tersebut para seniman, khususnya seniman dalang dituntut membuat suatu pembaharuan atau inovasi-inovasi baru dalam seni pewayangan agar dapat ikut bersaing di masa kini. Oleh karena masa kini adalah masa yang semuanya harus ada pembaharuan, sebagaimana zaman teknologi modern, atau juga disebut zaman pembaharuan. Seiring perkembangan zaman, para dalang yang inovatif dan kreatif memunculkan banyak kreasi-kreasi wayang baru seperti Wayang Calonarang, Wayang Babad, Wayang Rareangon, Wayang Tantri, dan Wayang Arja, Wayang Cupak, namun banyak di antara wayang-wayang kreasi tersebut tidak begitu bertahan lama. Penggarap menggarap Wayang Cupak dalam nuansa Teater yang berjudul “Cupak Suarga”, yang di maksud Teater adalah memasukkan Wayang Cupak ke dalam pertunjukan drama tari dan dipadukan dengan wayang, menggunakan sumber pencahayaan LCD Proyektor dengan Scenerry lighting dan penggunaan musik gamelan Bali. Dalam garapan ini pastinya menggunakan metode untuk proses penggarapan yang lebih sistematis, metode yang penggarap gunakan adalah metode yang diajukan oleh Prof. M. Alma Hawkins, yaitu: a. Tahapan Ekploration (Eksplorasi), b. Tahapan Improvisasi (Percobaan), c. Tahapan Forming (Pembentukan). Penggarap berharap dengan diwujudkannya garapan ini mampu menjadi pemantik untuk para dalang, terutama dalang muda agar dapat ikut serta melestarikan Wayang Cupak depannya.
Gagar Teater Wayang Lingkungan Wisena, I Made Satriadi; Kodi, I Ketut; Sudarta, I Gusti Putu
JURNAL DAMAR PEDALANGAN Vol 4 No 1 (2024): April
Publisher : Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/dmr.v4i1.3742

Abstract

Indonesia merupakan Negara yang kental akan tradisi dan budaya, yang dimana di Pulau Bali memiliki sebuah keyakinan ilmu pengetahuan yaitu Tri Hita Karana, yang berarti hubungan alam dengan manusia, hubungan tuhan dengan manusia, dan hungungan manusia dengan manusia. Dengan melihat kejadian dilapangan yaitu pengurugan lahan berluaskan 838 hektar di pantai Teluk Benoa, yang akan dijadikan sebuah pulau baru. Lahirnya sebuah ide dari penulis untuk mengangkat sebuah garapan Teater Lingkungan Pakeliran Wayang, garapan ini akan dipergunakan sebagai media penuntun, penyuluhan kepada masyarakat sekitar, regional, nasional maupun internasional, didalam prihal sangat pentingnya menjaga dan memelihara ekosistem alam.
Penciptaan Karya Teater Pakeliran “Ngaramu Yana” Atmaja, I Kadek Adi Supadma; Sedana, I Nyoman; Kodi, I Ketut
JURNAL DAMAR PEDALANGAN Vol 4 No 2 (2024): Agustus
Publisher : Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/dmr.v4i2.4391

Abstract

Studi atau projek independen adalah suatu progam pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa/i untuk melakukan pembelajaran di luar lingkungan kampus seperti di sanggar, komunitas, desa, perusahaan dan lain-lain. Tujuan dari progam ini tiada lain yaitu mengembangkan potensi-potensi dalam menciptakan suatu karya pertunjukan bagi mahasiswa/i itu sendiri yang akan dibimbing langsung oleh mitra sehingga kedepannya bisa menjadikan seniman yang ber-akademisi dan dipercaya oleh masyarakat setempat. Sanggar Seni Gema Abhiraja Widya Jnana merupakan salah satu sanggar yang berada di Banjar Pujung Kaja tepatnya berada di Jalan Raya Pujung Kaja, Desa Sebatu, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar. Yang bergerak pada bidang kesenian seperti Seni Tari, Karawitan, Vokal dan tentunya pada bidang Seni Pedalangan atau, serta pada bidang pembuatan properti pertunjukan tradisi yang ada di desa setempat. Sejarah terbentuknya Sanggar Seni Gema Abhiraja Widya Jnana berawal dari kegiatan ngayah - ngayah di pura, karena terlalu sering ngayah maka terbesitlah ide untuk membuat seka atau komunitas yang di beri nama Sanggar Seni Gema Abhiraja Widya Jnana, yang berdiri pada tahun 2017. Teori Kawi Dalang berbasis pada penciptaan seni pedalangan, namun penulis melihat bahwa teori ini dapat diaplikasikan pada berbagai jenis pertunjukan di Bali, termasuk garapan Wayang Pakeliran Teater Ngaramu Yana. Adapun pesan tersirat dari garapan teater Ngaramu Yana tersebut dapat menginspirasi anak muda yang sedang merasakan kalut serta perang batin antara logika dalam keluarga utnuk perjuangan hidupnya pada generasi muda, agar tetap memiliki semangat dan tetap berpegang teguh memiliki sebuah prinsip serta motivasi dalam menjalani kehidupan.