Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Evaluasi Perkerasan Lentur Menggunakan Metode Bina Marga 2017 dan AASHTO 1993 pada Jalan Denggung – Wonorejo, Sleman Ottu, Martho; Ircham; Veronica Diana A.
Retii Vol 18 No 1 (2023): Prosiding Seminar Nasional ReTII ke-18 (Edisi Penelitian)
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ruas Jalan Denggung – Wonorejo Kabupaten Sleman merupakan salah satu jalan arteri di Yogyakarta. Jalan tersebut merupakan jalur lalu lintas dengan volume kendaraan yang relatif tinggi. Berdasarkan hal tersebut dilakukan evaluasi struktural perkerasan lentur dan membandingkan tebal perkerasan, dengan dua metode yaitu Manual Desain Perkerasan Jalan 2017 dan AASHTO 1993 sebagai pembanding agar diketahui parameter-parameter apa saja yang menyebabkan perbedaan hasil perhitungan kedua metode. Peneliti menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Bina Marga, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dari data tersebut, perhitungan rencana tebal perkerasan dilakukan dengan metode Manual Desain Perkerasan Jalan 2017 dan AASHTO 1993. Selanjutnya dilakukan kontrol menggunakan program KENPAVE untuk mengetahui gaya-gaya yang terjadi seperti tegangan, regangan, dan lendutan. Tebal perkerasan metode Manual Desain Perkerasan Jalan, 2017 diperoleh AC – WC 4 cm dan AC – BC 6 cm. CTB 15 cm dan LPA Kelas A 15 cm. metode AASHTO 1993 diperoleh AC – WC 5 cm, AC – BC 6 cm. Laston MS 744 25 cm, LPA Kelas A 4 cm. Hasil KENPAVE Nilai tegangan dan regangan hasil analisis dengan program KENPAVE terjadi sebesar 0,03910 pada kedalaman 21,4997 cm (dibawah lapisan permukaan). Pada kedalaman 52,5030 cm diperoleh nilai tegangan dan regangan penyebab kerusakan berupa rutting sebesar 0,03998 da
Analisis Kemampuan dan Kemauan (ATP dan WTP) Penumpang Angkutan Kota Trans Jogja Jalur 5a Vera Pramudyasari; Ircham; Herna Puji Astutik
Retii Vol 18 No 1 (2023): Prosiding Seminar Nasional ReTII ke-18 (Edisi Penelitian)
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Trans Jogja is expected to improve the existing urban transportation system in the Yogyakarta area, so as to create safe, comfortable and timely urban public transportation, especially Trans Jogja route 5A where this route is a route that passes through work centers, shopping centers and campuses so that the quality of service must be improved. to the wider community. Primary data was obtained by providing questionnaires for Trans Jogja Line 5A users. Secondary data is obtained from BPS (Central Static Agency) Yogyakarta Province which then the data is analyzed. Results of data analysis to determine the ability (ATP) and willingness (WTP) to pay Trans Jogja fares. From the results of the analysis of the ability of Trans Jogja Line 5A passengers based on questionnaires distributed to 100 respondents, from the results of surveys and calculations that have been carried out for ATP amounting to Rp. 5,763.46. The amount of value (WTP) is IDR 3,060 from the results obtained by the higher level of community ability.
Evaluasi Penerapan Jalan Satu Arah Pada Ruas Jalan Raya Seturan Veronica Diana Anis Anggorowati; Ircham; Hias Thoriq
JUSTER : Jurnal Sains dan Terapan Vol. 4 No. 2 (2025): JUSTER: Jurnal Sains dan Terapan
Publisher : Jompa Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Yogyakarta, khususnya di Kabupaten Sleman semakin lama semakin padat terutama kepadatan yang dipengaruhi oleh jumlah kendaraan bermotor khususnya kendaraan bermotor roda dua. Ini disebabkan Kota Yogyakarta merupakan Kota Pendidikan dan Kota Budaya, sehingga bisa dimungkinkan terjadinya bangkitan penduduk yang mempengaruhi bangkitan kendaraan. Hal ini menyebabkan volume kendaraan bermotor berubah dan mempengaruhi kinerja kapasitas ruas jalan. Kemudian ada solusi penerapan arus lalu lintas menjadi satu arah, sebagai contoh adalah Ruas Jalan Raya Seturan yang bermula dua arah dirubah menjadi satu arah. Penulis kali ini ingin mengevaluasi keefektivan perubahan tersebut. MKJI 1997 adalah sebagai acuan penulis dalam mengevaluasi ruas jalan ini, yaitu Analisa Kondisi Geometrik, Volume, Kecepatan, Kapasitas Dasar, dan Derajat Kejenuhan. Untuk Standar Nilai Derajat Kejenuhan yang ditawarkan MKJI 1997 adalah ≤ 0,75. Hasil evaluasi diperoleh bahwa penerapan satu arah pada ruas jalan pengamatan sudah menghasilkan nilai derajat kejenuhan sebesar 0,95 ini artinya dalam MKJI bahwa volume arus lalu lintas tidak stabil, kecepatan rendah, dan berbeda-beda volume mendekati kapasitas dan ini mempengaruhi secara signifikan ke ruas jalan selanjutnya yaitu Jalan Selokan Mataram yang menghasilkan nilai derajat kejenuhan sebesar 0,9. Namun pada ruas jalan sebelumnya yaitu Jalan Babarsari dan Jalan RuKo Babarsari tidak terpengaruh, yaitu masing-masing memiliki DS 0,62 dan 0,33.
Analisis Pengaruh Kendaraan Yang Melakukan Putar Balik Terhadap Kinerja Ruas Jalan (Studi Kasus Pada U–Turn Jl. Bypass Padang) Aufa Fadhil; Ircham; Veronica Diana Anis
JUSTER : Jurnal Sains dan Terapan Vol. 3 No. 1 (2024): JUSTER: Jurnal Sains dan Terapan
Publisher : Jompa Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57218/juster.v3i1.1006

Abstract

Transportation has an important role in human life, because transportation has a big influence on society, economic and social political development of a country. research discusses   analysis of influence of vehicles making a U-turn on Bypass No. KM 15, Aie Pacah, Tangah City, Padang City, West Sumatra. Research purposes is to determine level of service that occurs in traffic flow, to obtain this aim PKJI 2014 is used. This research obtains average travel time for vehicles making a U-Turn, length of queue when making a U-Turn, average travel time average number of vehicles disturbed and not disturbed by U-Turns and knowing level of service on that road section. From data processing it can be concluded that peak hour vehicle speeds are slower than non-peak hour vehicle speeds due to high traffic flow. Meanwhile, waiting time when a vehicle is about to turn around, during peak hours vehicles wait longer than during non-peak hours because volume of vehicles is denser during peak hours. Average queue length in opposite direction during peak hours is longer than during non-peak hours due to the density of vehicles during peak hours, it can be concluded that level of service C.