Waktu tidak produktif merupakan suatu waktu yang terjadi tetapi tidak di harapkan ketika pada kegiatan operasional berlangsung yang berdampak akan menurunkan produktivitas maupun produksi dan mengakibatkan pemborosan bahan bakar terutama pada big fleet yang menjadi prioritas karena kapasitas dan penggunaan bahan bakar yang cukup besar, ketika big fleet yang tidak termanajemen dengan baik maka akan menyebabkan loss fuel dan produksi maupun perduktivitas tidak maksimal pada pengupasan overburden, fuel cost merupakan unit cost terbesar didalam operational penambangan, sehingga diperlukan perhatian khusus terhadap pemakakaian fuel dalam aktifitas penambangan salah satu dengan penggunaan fleet management system yang sudah memiliki tingkat perincian data yang tinggi dari setiap pergerakaan alat yang ada dilapangan. Permasalahan yang masih terjadi saat ini masih tinggi nya waktu tidak produktif yang membuat mesin menyala dalam keadaan tidak berproduksi, hal tersebut menyebabkan pemborosan konsumsi bahan bakar. Berdasarkan data-data yang ada waktu tidak produktif yang paling besar adalah hanging time dimana rata-rata setiap ritasi hanging time adalah 0,61 menit/ritasi atau setara 16% dari total hoursmeter yang berarti juga terdapat 16% bahan bakar terbuang. dalam penurunan ini harus berdasarkan ketercapaian alat dengan memasukan parameter hanging time disetiap ritasinya dalam menghitung produktivitas, match factor dan jumlah truck yang digunakan. perusahaaan memiliki target produktivitas yang berbeda beda di setiap material. fuel ratio hasil perhitungan bahan bakar dan produksi aktual yaitu 0,25 liter/jam, dalam mengurangi fuel ratio 0,25 liter/jam agar mendekati standar 0,20 yaitu dilakukan rekomendasi hanging maksimal setiap material, yang dilanjutkan perbaikan setting fleet dalam mencapai match factor mendekati 1. setelah dilakukan rekomedasi hanging time maksimal/material pada setiap fleet dan optimasi perbaikan setting fleet, produktivitas material blasting rata-rata mencapai 1.505 BCM/Jam, material non blasting rata-rata mencapai 1.007 BCM/Jam, dan material redsitub rata-rata mencapai 1.152 BCM/Jam. Maka peningkatan match factor hasil optimasi meningkat menjadi 0,96 dari aktual 0,76 dan rata-rata fuel ratio setelah dilakukan optimasi meningkat menjadi 0,21 liter/jam dari aktual 0,25 liter/jam. sehingga utilisasi alat yang dimiliki dan penggunaan fleet management system lebih maksimal.