Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Manajemen Perioperatif untuk Pemulihan Dini Pascaoperasi pada Kraniotomi Evakuasi Tumor Supratentorial: Sebuah Laporan Kasus Suarjaya, I Putu Pramana; Supradnyana, I Nyoman Novi; Johanes, Kevin Paul; Sutawan, Ida Bagus Krisna Jaya
Jurnal Neuroanestesi Indonesia Vol 12, No 2 (2023)
Publisher : https://snacc.org/wp-content/uploads/2019/fall/Intl-news3.html

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24244/jni.v12i2.546

Abstract

Early Recovery After Surgery (ERAS) merupakan suatu upaya pemulihan dini pascaoperasi yang masih terus dikembangkan untuk operasi bedah saraf. Upaya ERAS pada tumor otak supratentorial akan memberi keuntungan pemulihan fungsional pascaoperasi lebih cepat dan masa perawatan yang lebih singkat. Pasien wanita 45 tahun, dengan tumor ekstraaksial regio fronto-temporal kiri dengan diagnosa meningioma parasagital sinistra menjalani operasi kraniotomi evakuasi tumor. Pasien sadar penuh, mengeluh sakit kepala hilang timbul, pandangan kabur dan memiliki riwayat kraniotomi evakuasi tumor sebelumnya. Pasien menjalani kraniotomi dengan anestesi umum dan tambahan blok scalp. Operasi berlangsung selama 3 jam 20 menit dengan hemodinamik yang stabil selama anestesi dan pembedahan. Pascaoperasi, pasien segera diekstubasi dan dirawat di ruangan intensif selama 2 hari. Pasien pulang pada hari kelima dan kontrol rawat jalan. Penatalaksanaan perioperatif pada pasien tumor supratentorial yang menjalani kraniotomi pengangkatan tumor dapat dilakukan untuk memfasilitasi pemulihan dini pascaoperasi. Manajemen multidisiplin yang tepat pada tahap praoperasi, intraoperasi dan pascaoperasi, dengan mempertimbangkan penyakit penyerta pasien, penting untuk keberhasilan melakukan pemulihan dini pascaoperasi.Perioperative Management to Facilitate Early Recovery After Surgery for Supratentorial Tumor Resection: A Case ReportAbstractEarly Recovery After Surgery (ERAS) in neurosurgery is a promising and developing concept directed to enhance postoperative recovery for neurosurgical patient. ERAS application to supratentorial brain tumor patients will provide advantage of early functional recovery and shorter length of stay. We reported a successful anesthetic management for a 45-year-old woman, diagnosed with a left frontotemporal extra axial tumor, suspected left parasagittal meningioma. Preoperative, patient was fully conscious but complained occasional headache and blurred vision with normal hemodynamic parameters. We performed general anesthesia with additional scalp block for this patient to facilitate the surgery, which lasted 3 hours 20 minutes. The surgery went uneventful with a stable hemodynamic, patient was extubated in the operating theatre and monitored in the Intensive Care Unit (ICU). After two days in the ICU, we transferred the patient to the ward. She was discharged on the fifth day and controlled as an outpatient care. Perioperative management of patients with supratentorial tumor whom undergo craniotomy for tumor removal could be performed to facilitate early recovery. Appropriate multidisciplinary management in the preoperative, intraoperative and postoperative periods, with regard to the underlying disease, is important to successfully perform the ERAS
PENGARUH MANAJEMEN NYERI AKUT TERHADAP INTENSITAS NYERI 72 JAM, SKOR MPQ DAN EFEK SAMPING PASCAOPERASI ORTOPEDI DI RSUP PROF. DR. I.G.N.G NGOERAH DENPASAR Johanes, Kevin Paul; Sinardja, Cynthia Dewi; Widnyana, I Made Gede; Senapathi, Tjokorda Gde Agung
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 2 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i2.46773

Abstract

Latar belakang : Nyeri pascaoperasi merupakan risiko yang harus dihadapi pasien yang akan menjalani operasi ortopedi.Upaya untuk menangani nyeri dilakukan dengan manajemen nyeri dengan pendekatan multimodal baik dengan agenopioid serta anestesi lokal, tetapi efek dari terapi multimodal ini masih belum dievaluasi kembali pada pasien ortopedi. Untuk menilai efektivitas dari terapi multimodal yang dijalankan untuk menurunkan nyeri, efek samping, dan skor nyeri McGill, maka evaluasi akan dilakukan evaluasi melalui penelitian ini. Metode : Studi ini merupakan sebuah studi Observational Cohort. Dua ratus pasien dewasa berusia 18 tahun keatas yang memenuhi kriteria eligibilitas yang menjalani operasi ortopedi dengan anestesi di RSUP Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah Denpasar selama periode penelitian (November – Desember 2024), direkrut ke dalam penelitian. Setelah data pasien dicatat, pasien akan diikuti sampai 3 hari setelah operasi selesai untuk pengumpulan data. Subjek akan dibagi menjadi kelompok dengan terapi multimodal analgesia regional-based (MMR) atau kelompok dengan terapi multimodal analgesia opioid-based (MMO). Uji statistik perbandingan kategorik dan numerik, serta analisis kovariat dilakukandengan software SPSS. Hasil : Terdapat 200 subjek yang datanya dapat digunakan untuk Analisa. Uji statistik menunjukkan skor VAS yang lebih rendah pada kelompok MMR dibandingkan kelompok MMO. Terdapat insiden mual yang rendah (5%) pada kelompokkedua kelompok. Subjek yang menerima multimodal analgesia pascaoperasi menunjukkan skor MPQ yang rendahterutama pada pada kelompok MMR. Kesimpulan : Manajemen nyeri akut multimodal analgesia menunjukkan intensitas nyeri yang lebih rendah secara statistik pada subjek dengan terapi regional analgesia dengan anestesi lokal tetapi secara klinis kedua kelompok menunjukkan nilai nyeri yang rendah. Multimodal analgesia baik dengan terapi opioid atau regional analgesia menunjukkan tingkat mual yang rendah. Multimodal analgesia dengan terapi regional analgesia menunjukkan skor MPQyang lebih rendah.