Wilayah Pesisir Kabupaten Takalar saat ini mengalami kondisi yang mengkhawatirkan. Kerentanan pantai Takalar menunjukkan bahwa 18 km dari total 56 km panjang pantai Takalar memiliki tingkat kerentanan pesisir yang sangat tinggi dan parameter yang paling mempengaruhi kerentanan pesisir Takalar tersebut adalah perubahan garis pantai. Kurangnya informasi mengenai perubahan garis pantai Kabupaten Takalar secara spasial dan temporal menyebabkan pengawasan perubahan pantai kurang maksimal sehingga pemetaan perubahan garis pantai sangat diperlukan. Informasi mengenai perubahan garis pantai sangat penting dalam berbagai kajian pesisir, salah satunya yaitu untuk keperluan perencanaan pengelolaan kawasan pesisir agar pembangunan yang dilakukan tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan garis pantai menggunakan Digital Shoreline Analysis System (DSAS) dan pengaruh studi tinggi gelombang terhadap perubahan garis pantai. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Berdasarkan hasil deteksi dan analisa perubahan garis pantai menggunakan Digital Shoreline Analysis System (DSAS) di Pantai Sampulungan Galesong Utara telah mengalami perubahan garis pantai pada beberapa area tertentu selama kurun waktu 10 tahun yaitu dari tahun 2015-2024 mengalami perubahan, hal ini di akibatkan oleh kedua faktor yang berpengaruh yaitu abrasi dan akresi, dengan jumlah titik Transect adalah 26, proses Akresi terjadi pada 9 titik Transect yaitu 1, 2, 3, 8, 9, 10, 11, 12, 13 dan proses Abrasi terjadi pada 16 titik Transect yaitu 4, 5, 6, 7, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25. Pantai Sampulungan Galesong Utara mengalami proses Akresi terparah pada titik Transect 1, 2, 3, dan proses Abrasi terparah pada titik Transect 7, 14, 15, 16.