Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Fenomena Sarkasme Penggunaan Nama Binatang pada Politik Indonesia dalam Media Sosial X: Kajian Linguistik Forensik Ramadhana, Novia; Purwanti, Purwanti; Dahlan, Dahri
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya Vol 8, No 3 (2024): Juli 2024
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jbssb.v8i3.13998

Abstract

Perbincangan politik seringkali memunculkan penggunaan bahasa kiasan yang menggambarkan figur politik dengan istilah binatang. Penelitian ini memiliki tujuan utama untuk mendeskripsikan bentuk dan makna sarkasme terkait penggunaan nama binatang dalam media sosial X, khususnya dalam konteks situasi politik. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif, dengan pengumpulan data berupa kata, frasa, dan kalimat yang mengandung nama-nama binatang sebagai sarkasme dalam pernyataan pengguna media sosial X. Sumber data utama berasal dari cuitan postingan yang mencakup kata kunci seperti kadal gurun, kampret, cebong, dan tikus berdasi.Penelitian ini menggunakan teori semantik kontekstual sebagai teori yang memberikan pemahaman mendalam terhadap makna yang terkandung dalam penggunaan sarkasme nama binatang dalam konteks politik. Pemahaman semantik kontekstual menjadi dasar untuk mengungkapkan makna tersembunyi dan inti pesan yang ingin disampaikan oleh pengguna media sosial X. Lebih lanjut, penelitian ini berfokus pada analisis gaya bahasa sarkasme untuk memperkaya pemahaman terhadap bentuk-bentuk sarkasme yang digunakan. Meskipun tidak langsung digunakan, peran linguistik forensik dalam penelitian ini memandu analisis terhadap bahasa dalam kejahatan, terutama fokus pada teks politik di media sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua bentuk utama sarkasme yang digunakan, yaitu sindiran dan ejekan. Sarkasme sindiran digunakan untuk menyindir tanpa serangan langsung, sementara sarkasme ejekan cenderung lebih tajam dan mengandung unsur penghinaan. Ditemukan pula penggunaan abreviasi ketika nama binatang dijadikan singkatan dari ide atau objek tertentu, sementara peyorasi muncul ketika sindiran menggunakan nama binatang dengan sifat merendahkan.