Daun kelor merupakan tanaman tropis yang mudah didapatkan di Desa Lipukasi, kecamatan Tanete Rilau. Stunting merupakan masalah yang signifikan di daerah pendesaan, masalah yang menganggu pertumbuhan fisik anak, tetapi juga memiliki dampak jangka panjang yang berpotensi mengganggu kemampuan belajar dan meningkatkan risiko penyakit kronis. Pengabdian ini bertujuan mengedukasi masyarakat Desa Lipukasi, Kabupaten Barru, mengenai pemanfaatan pangan lokal, khususnya daun kelor, sebagai makanan tambahan untuk meningkatkan asupan gizi balita stunting. Kegiatan ini melibatkan ibu balita, kader posyandu dan anak stunting berjumlah 30 orang sebagai peserta. dengan metode yang mencakup edukasi PMT melalui PPT, serta distribusi PMT puding kelor oleh tim pengabmas (Tim pengabdian masyarakat) dan juga berperan sebagai fasilitator, dengan dukungan dari TP-PKK Desa Lipukasi. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa pendekatan yang terstruktur dan kolaboratif efektif dalam meningkatkan pemahaman tentang daun kelor serta memperbaiki status gizi balita. Kegiatan ini juga memperkuat literasi kesehatan di kalangan peserta, yang dapat berkontribusi pada penurunan prevalensi stunting jangka panjang. Kesimpulannya, intervensi multifaset yang menggabungkan edukasi kesehatan dan suplementasi gizi sangat penting dalam pencegahan stunting pada balita, dan perlu diterapkan secara lebih luas di lingkungan masyarakat lain untuk mencapai dampak yang lebih signifikan.