Pengeluaran telekomunikasi rumah tangga di Indonesia telah mengalami peningkatan signifikan selama periode 2019–2022. Perubahan ini dipengaruhi oleh perkembangan teknologi, perubahan gaya hidup, dan pandemi COVID-19 yang mempercepat adopsi layanan digital. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tren pengeluaran telekomunikasi rumah tangga di Indonesia serta faktor-faktor yang memengaruhi disparitas antarprovinsi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis deskriptif. Data sekunder diperoleh dari publikasi resmi Badan Pusat Statistik (BPS) terkait pengeluaran telekomunikasi rumah tangga di Indonesia. Analisis dilakukan menggunakan statistik deskriptif dan grafik tren untuk menggambarkan pola pengeluaran selama periode penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pengeluaran telekomunikasi rumah tangga secara nasional meningkat sebesar 12,88% dari Rp4.624.067,07 pada tahun 2019 menjadi Rp5.219.491,90 pada tahun 2022. Wilayah dengan urbanisasi tinggi seperti DKI Jakarta mencatat pengeluaran tertinggi, sementara provinsi seperti Nusa Tenggara Timur mencatat pengeluaran terendah. Faktor utama yang memengaruhi peningkatan ini meliputi penetrasi teknologi, perubahan pola konsumsi, dan dampak pandemi. Peningkatan pengeluaran telekomunikasi mencerminkan pergeseran prioritas dalam anggaran rumah tangga yang kini lebih fokus pada layanan digital. Namun, kesenjangan antarprovinsi menunjukkan perlunya investasi dalam infrastruktur telekomunikasi di daerah terpencil. Penelitian ini menekankan pentingnya kebijakan yang inklusif untuk mendukung pemerataan akses layanan telekomunikasi di seluruh wilayah Indonesia.