Perubahan penggunaan lahan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Pamukkulu, Sulawesi Selatan, telah menyebabkan degradasi ekologis dan memengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan tutupan lahan dalam kawasan hutan, pemanfaatan lahan oleh masyarakat, serta dampaknya terhadap pendapatan rumah tangga. Metode yang digunakan meliputi interpretasi citra Landsat 8 (2023) dengan uji akurasi confusion matrix (92,5%), wawancara masyarakat, dan analisis spasial. Hasil menunjukkan bahwa tutupan lahan didominasi oleh sawah (36,8%) dan pertanian lahan kering campur semak (30,4%), sementara hutan sekunder hanya tersisa 4,2%. Masyarakat memanfaatkan kawasan hutan untuk pertanian jagung, holtikultura, kedelai, dan sawah, dengan rata-rata pendapatan Rp3.069.512 per KKâlebih rendah dari Upah Minimum Provinsi (Rp3.434.298). Aktivitas pertanian paling tinggi terjadi di hutan lindung dan produksi, dengan pendapatan tertinggi dari holtikultura (Rp6.125.000) dan sawah irigasi (Rp3.780.000). Faktor pendidikan masyarakat yang rendah (SD-SMA) turut memengaruhi pola pemanfaatan lahan yang kurang berkelanjutan. Dampak ekologis berupa penurunan fungsi hidrologis DAS dan peningkatan limpasan permukaan telah teridentifikasi, memperparah risiko banjir di wilayah hilir. Penelitian ini menyimpulkan bahwa tekanan ekonomi dan keterbatasan pengetahuan masyarakat mendorong alih fungsi lahan hutan secara masif, sehingga diperlukan kebijakan pengelolaan DAS berbasis ekosistem dan pemberdayaan ekonomi alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada lahan hutan.